Job Fair Bukan Sekadar Formalitas: Perusahaan Buka-bukaan Soal Rekrutmen

3 June 2025 20:22 WIB
berburu-loker-lewat-jakarta-job-fair-di-tanjung-duren-1748929358853_169.jpeg

Kuatbaca.com-Belakangan viral di media sosial video yang menampilkan seorang staf Human Resource Development (HRD) menyatakan bahwa lowongan kerja di job fair hanya formalitas belaka dan perusahaan hanya memenuhi Key Performance Indicator (KPI) dari instansi terkait. Namun, pandangan tersebut langsung dibantah oleh beberapa perusahaan yang aktif membuka lowongan dalam job fair.

Salah satu staf penjaga booth Kawan Lama Group di Job Fair GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, menegaskan bahwa pernyataan tersebut tidak benar. Ia menjelaskan bahwa seluruh lowongan kerja yang diumumkan dalam job fair memang nyata dan dibutuhkan oleh perusahaan, sekaligus digunakan untuk melakukan screening langsung terhadap pelamar.


1. Kebutuhan Riil dan Proses Seleksi di Job Fair

Staf Kawan Lama Group menjelaskan bahwa mereka memang membutuhkan karyawan sesuai kualifikasi tertentu. Melalui job fair, mereka tidak hanya membuka lowongan tapi juga dapat berinteraksi langsung dengan pelamar, melihat kemampuan komunikasi, dan sikap para pencari kerja secara real time.

Meski tidak semua pelamar bisa diterima, proses seleksi dilakukan secara ketat berdasarkan kualifikasi pendidikan, pengalaman, dan kriteria lainnya. Hal ini menjadi alasan mengapa ada pelamar yang merasa tidak mendapat panggilan setelah mengikuti job fair.

Penjaga booth itu juga menegaskan bahwa mengikuti job fair bukan hanya formalitas karena pihak perusahaan juga meninggalkan pekerjaan lain untuk fokus melakukan proses rekrutmen di lokasi tersebut.


2. Perspektif Perusahaan Lain: JNE dan Efektivitas Job Fair

Senada, perwakilan dari PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) juga membantah tudingan bahwa job fair hanya acara formalitas. Menurutnya, JNE hanya ikut job fair saat mereka memang sedang membuka lowongan kerja.

JNE menganggap job fair sebagai cara efektif menjaring tenaga kerja, khususnya untuk posisi operasional yang tidak membutuhkan kualifikasi rumit. Melalui job fair, JNE bisa merekrut hingga 80-90% pelamar yang memenuhi kebutuhan.

Bagi posisi back office, kebutuhan memang tidak sebanyak di operasional, namun JNE tetap membuka peluang bagi pelamar berkualitas melalui berbagai kanal termasuk job fair.

3. Pengalaman Peserta dan Fakta di Lapangan

Salah seorang peserta job fair bernama Davi (19) mengaku bahwa tidak semua lowongan di job fair hanya formalitas. Berdasarkan pengamatannya, pihak perusahaan tampak serius mencatat dan menindaklanjuti setiap lamaran yang masuk.

Davi juga pernah mengikuti job fair di sekolahnya dan mendapatkan pelatihan di salah satu perusahaan minimarket ternama di Indonesia. Beberapa temannya pun berhasil diterima kerja lewat job fair, sehingga ia yakin job fair adalah peluang nyata bagi pencari kerja.

Pengalaman langsung peserta ini menunjukkan bahwa job fair memberikan manfaat dan akses kerja bagi banyak orang, bukan sekadar formalitas kosong.

4. Job Fair Sebagai Media Rekrutmen Efektif

Job fair bukan hanya ajang formalitas, melainkan wadah yang efektif untuk menjembatani pencari kerja dan perusahaan secara langsung. Di sana, perusahaan dapat melakukan proses seleksi awal dengan bertemu langsung pelamar dan mengamati kemampuan mereka.

Meskipun tidak semua pelamar diterima, job fair tetap menjadi kesempatan berharga bagi banyak pencari kerja untuk mendapatkan informasi lowongan dan kesempatan mengikuti proses rekrutmen yang transparan.

Bagi perusahaan, job fair adalah sarana strategis untuk mencari kandidat terbaik yang sesuai kebutuhan dengan cara yang efisien dan langsung.

Fenomena Terkini






Trending