Job Fair Bukan Sekadar Formalitas, Perusahaan Beri Klarifikasi Langsung

3 June 2025 21:06 WIB
berburu-loker-lewat-jakarta-job-fair-di-tanjung-duren-1748929358853_169.jpeg

Kuatbaca.com-Viral sebuah video di media sosial yang memperlihatkan seorang staf Human Resource Development (HRD) menyatakan bahwa lowongan kerja yang tersedia di job fair hanya bersifat formalitas, semata untuk memenuhi Key Performance Indicator (KPI) dari instansi terkait. Pernyataan tersebut menimbulkan berbagai tanggapan dari publik.


1. Perusahaan Tegaskan Lowongan di Job Fair Benar-benar Dibuka

Menanggapi kontroversi tersebut, staf penjaga booth Kawan Lama Group yang hadir dalam Job Fair di GOR Tanjung Duren, Jakarta Barat, menolak keras anggapan bahwa lowongan kerja di job fair hanya sebagai formalitas.

Ia menjelaskan, semua lowongan yang dibuka melalui job fair benar-benar sedang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pelamar

diarahkan untuk mendaftar secara resmi lewat situs perusahaan. Job fair justru menjadi sarana agar pihak HRD dapat melakukan screening awal secara langsung, melihat bagaimana komunikasi dan kepribadian pelamar secara langsung.

“Ini bukan formalitas, karena kami butuh tenaga kerja sesuai kualifikasi. Di job fair, kami bisa memantau langsung cara pelamar berinteraksi dan bertanya. Jika berpotensi, mereka langsung kami catat,” jelas staf tersebut.


2. Proses Seleksi yang Ketat Jadi Alasan Tidak Semua Pelamar Dipanggil

Staf dari Kawan Lama Group juga mengakui bahwa tidak semua pelamar bisa diterima, sebab ada beberapa tahap seleksi administratif dan teknis. Banyak pelamar yang mungkin tidak lolos karena faktor pendidikan, pengalaman, dan kualifikasi lain yang dipersyaratkan.

“Kalau ada pelamar yang datang tapi tidak mendapat panggilan, itu biasanya karena tidak lolos tahap administrasi atau kualifikasi. Prosesnya tidak mudah, dan kami pun harus fokus memberikan pelayanan di job fair, bukan sekadar hadir tanpa tujuan,” tambahnya.

3. JNE: Job Fair Efektif untuk Posisi Operasional dan Back Office

Pernyataan senada datang dari petugas booth PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE). Mereka membantah tudingan bahwa lowongan kerja di job fair hanya sekadar formalitas.

Menurutnya, JNE tidak akan mengikuti job fair bila tidak membuka lowongan. Bahkan, mereka memandang job fair sangat efektif terutama untuk menjaring tenaga kerja di posisi operasional yang memang tidak memerlukan kualifikasi rumit.

“Melalui job fair, kami bisa menjaring berbagai level pekerjaan, mulai dari operasional hingga back office. Di operasional, kami biasanya bisa menerima 80-90% pelamar,” ujar petugas tersebut.

Ia juga menyoroti bahwa tantangan bukan hanya merekrut tapi menjaga pelamar yang sudah diterima agar tetap bertahan di perusahaan.

4. Pengalaman Peserta: Job Fair Tidak Selalu Formalitas

Di sisi lain, salah satu peserta job fair bernama Davi (19) memberikan pandangan bahwa tidak semua perusahaan hanya menjalankan formalitas dalam membuka lowongan.

Davi mengamati bahwa petugas booth cukup serius dalam mencatat lamaran dan memberikan kepastian proses seleksi. Ia juga mengaku pernah mengikuti pelatihan dari hasil job fair yang diadakan oleh sekolahnya, bahkan ada beberapa temannya yang berhasil diterima kerja melalui job fair.

“Saya pernah ikut job fair di sekolah, dan benar-benar ada lowongan yang serius. Bahkan saya sempat ikut pelatihan di Alfamart dari hasil job fair mereka,” tutur Davi.


Job fair bukan sekadar acara formalitas seperti yang ramai diberitakan. Banyak perusahaan, termasuk Kawan Lama Group dan JNE, menegaskan bahwa mereka benar-benar membuka lowongan dan melakukan seleksi yang ketat. Job fair menjadi momen strategis bagi perusahaan untuk menjaring calon pekerja potensial secara langsung. Sementara itu, pelamar diimbau untuk mempersiapkan diri dengan baik agar dapat lolos seleksi administratif dan teknis yang sudah ditetapkan.

Fenomena Terkini






Trending