Jemaah Haji Indonesia Nikmati Soto dan Gorengan Usai Salat Jumat di Makkah

30 May 2025 18:40 WIB
jemaah-haji-indonesia-mengikuti-salat-jumat-berjemaah-dengan-khusyuk-di-hotel-usai-salat-jemaah-haji-tampak-berburu-soto-hingg-1748603164516_169.jpeg

Kuatbaca.com-Momen kebersamaan dan kehangatan terasa saat jemaah haji Indonesia melaksanakan salat Jumat berjemaah dengan khusyuk di hotel masing-masing. Seusai ibadah, para jemaah tampak menikmati sajian khas Indonesia, mulai dari soto hangat hingga gorengan yang menggugah selera, di warung yang berada di salah satu lantai hotel.

1. Suasana Salat Jumat dan Tradisi Makan Khas Indonesia

Pantauan langsung menunjukkan bahwa warung yang menyediakan makanan khas Indonesia ini terletak di dalam hotel yang menjadi tempat menginap jemaah haji Indonesia. Beragam menu lokal seperti soto, bakso, sayur lodeh, dan cah kangkung disajikan lengkap dengan gorengan berbagai jenis yang dijajakan untuk memenuhi selera para jemaah.

Harga gorengan cukup terjangkau, mulai dari SAR 2 atau sekitar Rp 8.600 per biji, sementara seporsi soto dibanderol SAR 15 atau setara Rp 65 ribu. Tidak heran, warung ini ramai dikunjungi jemaah yang mengantre untuk mencicipi hidangan yang mengingatkan mereka pada suasana rumah di Indonesia.


2. Keseruan Jemaah Berburu Kuliner Indonesia di Tanah Suci

Salah satu jemaah haji asal Tegal, bernama Dwi, mengaku sengaja datang ke hotel tersebut untuk berburu soto dan gorengan. Meski tinggal di sektor 2, ia rela menempuh perjalanan dengan taksi menuju Hotel 502 demi menikmati cita rasa makanan khas tanah air.

“Tadi ada yang posting dari kloter kami sedang mencari makanan, jadi saya ikutan ke sini,” ujar Dwi dengan penuh semangat. Ia merasa sangat bahagia bisa merasakan rasa soto yang membuatnya seolah kembali ke kampung halaman. “Masyaallah, rasanya persis seperti di Tegal,” tambahnya.


3. Kehadiran Pedagang dan Dukungan Kementerian Agama

Tidak hanya di hotel, pedagang makanan khas Indonesia juga banyak bermunculan di sekitar kawasan hotel jemaah Indonesia. Pedagang kue dan cemilan biasanya mulai berjualan sejak pagi, menghadirkan beragam pilihan yang memanjakan lidah.

Lebih lanjut, Kementerian Agama turut mendukung kebutuhan kuliner jemaah dengan menyediakan makanan khas Nusantara

sebanyak tiga kali sehari. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 475 ton bumbu asli Indonesia diimpor ke Saudi Arabia melalui Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Limited, yang kemudian didistribusikan ke dapur katering mitra pemerintah untuk menyajikan hidangan autentik bagi para jemaah.

4. Momen Kenangan dan Kebersamaan di Tanah Suci

Momen menikmati makanan khas Indonesia di tengah Tanah Suci ini menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman spiritual jemaah haji. Selain melaksanakan ibadah dengan khusyuk, mereka juga mendapatkan kenikmatan rasa yang membangkitkan kenangan akan kampung halaman.

Dengan tersedianya makanan tradisional yang autentik, jemaah tidak hanya memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjaga

semangat dan kebahagiaan selama menjalani rangkaian ibadah haji. Hal ini semakin mempererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antar sesama jemaah dari berbagai daerah di Indonesia.

Momen kebersamaan ini memperlihatkan bagaimana tradisi dan budaya Indonesia tetap hidup dan terasa kuat meskipun berada jauh dari tanah air. Hidangan soto dan gorengan sederhana pun menjadi penghubung hati, menguatkan jiwa dalam menjalani ibadah suci di Makkah.

Fenomena Terkini






Trending