Jejak Usia Bumi Terekam di Sebuah Formasi Tua

Kuatbaca - Di pesisir timur Teluk Hudson, Kanada, tersembunyi sebuah potongan sejarah Bumi yang luar biasa. Sebuah formasi batuan tua yang tampak biasa saja, namun ternyata menyimpan usia yang sangat mencengangkan: diperkirakan mencapai 4,16 miliar tahun. Penemuan ini menjadikannya kandidat kuat sebagai batuan tertua yang pernah ditemukan di permukaan planet kita.
Formasi tersebut merupakan bagian dari Sabuk Batu Hijau Nuvvuagittuq (NGB), wilayah geologis terpencil yang selama bertahun-tahun menjadi subjek penelitian intensif para ilmuwan. Dengan usianya yang mendekati awal mula pembentukan Bumi — sekitar 4,57 miliar tahun lalu — formasi ini menawarkan peluang langka untuk menyelami masa lalu planet ini yang sangat jauh, jauh sebelum kehidupan muncul.
Mengungkap Masa Hadean: Bumi yang Masih Membara
Penemuan ini membuka jendela menuju periode Hadean, era paling awal dalam sejarah Bumi. Saat itu, planet kita masih berupa bola lava panas yang perlahan mendingin, sambil terus dihantam oleh asteroid dan objek luar angkasa lainnya. Salah satu peristiwa besar kala itu adalah tabrakan dahsyat dengan protoplanet bernama Theia, yang diperkirakan menjadi asal usul terbentuknya Bulan.
Selama sekitar 600 juta tahun pertama, kerak Bumi mulai terbentuk secara perlahan di tengah suhu yang ekstrem dan kondisi yang sangat tidak bersahabat. Namun, di tengah kekacauan kosmik tersebut, batuan-batuan pertama mulai mengendap, menyimpan rahasia kimia dan fisika dari bumi muda.
Sebuah Peta Waktu dari Dalam Tanah
Untuk menentukan usia batuan ini, para peneliti menggunakan teknik penanggalan isotopik berbasis peluruhan radioaktif. Tidak seperti metode umum yang menggunakan zirkon — mineral stabil yang biasanya digunakan untuk mengukur usia batuan tua — batuan vulkanik di NGB tidak mengandung zirkon. Maka para ilmuwan menggunakan peluruhan isotop samarium menjadi neodymium sebagai pengganti.
Namun metode ini tidak bebas masalah. Peluruhan samarium memiliki dua jalur berbeda, masing-masing dengan waktu paruh yang sangat berbeda: satu sekitar 96 juta tahun, dan satu lagi bisa berlangsung hingga triliunan tahun. Perbedaan ini dapat menyebabkan kesenjangan besar dalam perkiraan usia batu, terutama jika batuan tersebut pernah mengalami metamorfisme atau proses geologis lain setelah pembentukannya.
Bukti Baru Menguatkan Klaim Lama
Untuk memastikan akurasi data, tim peneliti kembali menyelidiki formasi tersebut dan menemukan intrusi magma dari mantel Bumi yang menyusup ke dalam batuan tua ini. Intrusi tersebut, yang secara logika harus lebih muda dari batuan yang ditembusnya, justru menunjukkan usia yang serupa: sekitar 4,16 miliar tahun.
Kesamaan angka dari dua titik acuan berbeda ini memperkuat kepercayaan bahwa batuan di NGB memang berasal dari periode sangat awal dalam sejarah Bumi. Jika dikonfirmasi, ini bukan hanya menjadi pencapaian ilmiah besar, tetapi juga akan menjadi fondasi baru bagi pemahaman tentang evolusi geologi planet kita.
Mengapa batu tua ini begitu penting? Karena beberapa bagian dari NGB diyakini terbentuk dari presipitasi air laut purba, memberikan gambaran tentang komposisi samudra awal, suhu permukaan, bahkan kondisi atmosfer bumi kala itu. Ini semua merupakan potongan-potongan informasi penting yang bisa mengungkap bagaimana kehidupan pertama kali muncul.
Lebih dari itu, wawasan ini bisa menjadi petunjuk untuk mencari kehidupan di luar Bumi. Jika kondisi ekstrem awal Bumi mampu memunculkan kehidupan, maka kemungkinan itu juga bisa terjadi di planet lain dengan kondisi serupa, seperti Mars atau exoplanet berbatu lainnya.
Penemuan batuan tertua di NGB bukan hanya kemenangan ilmiah, tetapi juga pengingat betapa masih banyak misteri yang tersimpan di kerak Bumi. Di balik lapisan tanah yang terlihat tenang, tersimpan cerita-cerita kuno yang bisa mengubah cara kita memahami asal usul planet ini — dan mungkin, asal usul kehidupan itu sendiri.
Bagi para ilmuwan, ini baru permulaan. Penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan untuk mengonfirmasi usia pasti batuan dan menyelami lebih dalam kimia purba yang tersimpan di dalamnya. Namun satu hal sudah pasti: setiap bongkahan batu tua membawa kita selangkah lebih dekat ke masa ketika Bumi masih muda — dan hidup belum ada.