Jangan Lewatkan Pameran Seni Tunggal Albert Yonathan Setyawan di Tumurun Museum
Kuatbaca.com – Pameran tunggal dari seniman Albert Yonathan Setyawan akan diselenggarakan di Tumurun Museum, Surakarta, Indonesia dengan mengusung tema “Transitory Nature of Earthly Joy”. Hal ini disampaikan melalui Media Gathering yang berlangsung melalui platform Zoom Meeting, Jumat (07/06).
Berbeda dengan tema tahun lalu pada pameran survei di Museum Nasional Jogja (JNM) yaitu “Capturing Silence”. Seniman Albert kembali menghadirkan proyek terbaru dengan gagasan tentang transisi, transformasi, ketidakkekalan, dan materialitas tanah liat. Gagasan ini diambil dari salah satu karya seni yang pernah dipamerankan.
Ada 12 karya baru terdiri dari 9 karya sebagai sebuah set instalasi yang terbuat dari tanah liat mentah, tanah kompos, benih, tanaman, dan bahan organik lainnya. Sedangkan 3 karya lainnya terdiri dari karya instalasi keramik (terakota).
Tema yang diangkat dalam pameran ini mengacu pada gagasan mengenai bentuk yang secara bertahap diubah oleh kondisi alam. Kondisi tersebut pada akhirnya mengubah wujud dari keadaan awal menjadi sesuatu yang kurang permanen dan tidak dapat diprediksikan.
Perlu diketahui, proyek ini dimulai pada tahun 2016 ketika Albert Y.S mulai bereksperimen dengan benih tanah liat, tanah kompos, dan bahan organik lainnya. “Awalnya saya uji coba untuk menanam benih di dalam tanah liat mentah yang belum dibakar dengan menambahkan tanah kompos dan bahan organik lainnya menjadi satu. Meski tidak dalam kondisi alamiah, beberapa benih bertunas dan tumbuh besar sehingga mengubah bentuk objek” ucap Albert.
Hal ini membuat seniman asal Bandung lulusan dari Institut Teknologi Bandung kagum dengan hasil yang tidak dapat diprediksi. Tak hanya kagum, namun juga bisa menjadi cerminan ketegangan yang dialami banyak seniman mono-material dalam berinteraksi dengan medium mereka.
Obyek-obyek tersebut sendiri merupakan replika dari benda-benda yang berkaitan dengan praktik mendirikan altar yang biasa ditemukan di kuil atau candi Budha. Beberapa di antaranya merupakan replika guci yang biasa digunakan untuk menyimpan abu jenazah setelah proses kremasi.
Alasan Setyawan memilih benda-benda tersebut karena mereka melambangkan kepercayaan akan akhirat. Benda-benda yang biasanya dibuat agar tahan lama ini pada umumnya diyakini mewakili hubungan antara dunia kita dan dunia nenek moyang atau roh. Di karya ini, mereka disandingkan dengan menggunakan bahan-bahan yang tidak akan bertahan lama dan yang akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu judulnya “Transitory Nature of Earthly Joy”. Pameran ini merupakan bentuk refleksi puitis tentang hakikat keberadaan manusia melalui eksplorasi materialitas tanah liat.
“Transitory Nature of Earthly Joy” akan berlangsung dari 8 Juni 2024 hingga 12 Januari 2025 di Tumurun Museum, Surakarta, Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut bisa Follow kanal instagram @tumurummuseum atau www.tumurunmuseum.org