Iran Gelar Pemakaman Massal Komandan Militer Tewas dalam Serangan Israel

Kuatbaca.com-Iran menggelar upacara pemakaman kenegaraan besar-besaran pada Sabtu, 28 Juni 2025, untuk menghormati sekitar 60 korban, termasuk para komandan militer dan ilmuwan nuklir yang meninggal dunia dalam serangan udara oleh Israel. Prosesi ini berlangsung di Teheran, ibu kota Iran, menandai momen duka sekaligus simbol ketegangan yang masih menyelimuti kawasan.
1. Prosesi Pemakaman dan Penghormatan kepada Para Martir
Upacara pemakaman dimulai pada pukul 08.00 pagi waktu setempat di Teheran. Acara ini diwarnai dengan kehadiran ribuan orang yang mengenakan pakaian hitam sebagai tanda berkabung, sambil mengibarkan bendera Iran dan membawa foto para korban yang gugur dalam insiden tersebut.
Petugas menata peti mati yang dibungkus bendera nasional dan gambar para komandan militer di sekitar Lapangan Enghelab, kawasan sentral di Teheran. Rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan prosesi pengantaran jenazah menuju Azadi Square, yang berjarak sekitar 11 kilometer dari lokasi awal.
2. Latar Belakang Konflik dan Serangan Udara
Serangan yang menyebabkan jatuhnya banyak korban jiwa ini merupakan bagian dari konflik yang berlangsung selama 12 hari antara Iran dan Israel, yang dimulai pada 13 Juni 2025. Amerika Serikat juga ikut melancarkan serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, bekerjasama dengan sekutunya, Israel.
Meski kedua belah pihak mengklaim kemenangan dalam konflik ini, data menunjukkan dampak besar terhadap warga sipil. Kementerian Kesehatan Teheran melaporkan setidaknya 627 warga sipil tewas akibat serangan Israel, sementara Israel mencatat 28 korban jiwa dari serangan Iran.
3. Tokoh Militer dan Ilmuwan yang Gugur
Di antara korban tewas terdapat sejumlah tokoh penting militer dan ilmuwan. Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, yang merupakan orang nomor dua dalam komando Angkatan Bersenjata Iran dan anggota Garda Revolusi, dimakamkan bersama istri dan putrinya yang juga meninggal dalam serangan.
Selain itu, ilmuwan nuklir Mohammad Mehdi Tehranchi juga menjadi korban dan akan dimakamkan bersama sang istri. Komandan Garda Revolusi Hossein Salami, yang tewas pada hari pertama perang, turut dimakamkan dalam upacara ini. Dari total 60 jenazah yang akan dimakamkan, empat di antaranya adalah anak-anak, menunjukkan dampak tragis dari konflik yang menimpa keluarga.
4. Reaksi dan Simbolisme dalam Upacara Pemakaman
Kepala Dewan Koordinasi Pembangunan Islam Teheran, Mohsen Mahmoudi, menyatakan bahwa hari pemakaman ini akan menjadi “hari bersejarah bagi Iran dan revolusi Islam”. Upacara ini juga menjadi simbol keteguhan Iran dalam menghadapi tekanan dan serangan luar negeri.
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, meremehkan serangan AS dan Israel sebagai kurang signifikan, meski dampaknya terasa luas. Prosesi pemakaman sekaligus memperkuat narasi nasionalisme dan solidaritas di tengah konflik yang belum sepenuhnya mereda.
Pemakaman massal ini menjadi momen penting yang mencerminkan kompleksitas dan ketegangan di wilayah Timur Tengah, dengan Iran menunjukkan sikap tegas dan semangat perjuangan dalam menghadapi serangan. Konflik ini terus menjadi perhatian dunia dengan dampak yang signifikan terhadap stabilitas regional.