Huayou Gantikan LG di Proyek Baterai EV Rp 164 Triliun, Indonesia Tetap Jalankan Misi Industri Kendaraan Listrik Global

Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia memastikan kelanjutan proyek besar pengembangan industri baterai kendaraan listrik (EV) senilai US$ 9,8 miliar atau sekitar Rp 164 triliun, meskipun LG Energy Solution dari Korea Selatan memutuskan untuk mundur. Sebagai gantinya, perusahaan asal Tiongkok, Huayou, dipastikan mengambil alih posisi LG dalam rantai pasok terintegrasi proyek baterai EV tersebut.
1. LG Energy Solution Mundur, Huayou Masuk Sebagai Mitra Baru
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyampaikan bahwa Huayou, perusahaan asal China, kini menggantikan posisi LG dalam kemitraan investasi proyek baterai EV di Indonesia. Meski terjadi perubahan investor, ia menegaskan bahwa struktur proyek dan peta jalan yang telah disusun tidak mengalami perubahan signifikan.
Huayou akan menjadi mitra baru dalam joint venture tahap 1, 2, dan 3 yang sebelumnya melibatkan LG Energy Solution.
2. Proyek Tetap Berjalan Sesuai Komitmen Awal
Menurut Bahlil, proyek investasi besar ini mencakup seluruh rantai pasok industri baterai EV, mulai dari penambangan nikel, pengolahan bahan baku, hingga produksi sel baterai secara utuh di dalam negeri. Ini adalah bagian dari program hilirisasi nikel dan strategi transisi energi nasional menuju kendaraan ramah lingkungan.
“Yang berubah hanya komposisi investor, bukan substansi proyek,” tegas Bahlil.
3. Fasilitas Produksi Sudah Beroperasi di Karawang
Salah satu bagian dari proyek besar ini adalah pabrik sel baterai EV pertama di Indonesia yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat. Pabrik ini merupakan hasil kerja sama antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution, beroperasi melalui perusahaan patungan PT HLI Green Power. Saat ini, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi tahunan 10 GWh, dan sudah mulai berproduksi.
4. Groundbreaking Tahap Lanjutan Masih Sesuai Jadwal
Meskipun terjadi pergantian mitra strategis, pemerintah memastikan bahwa tahap lanjutan proyek tetap berjalan sesuai rencana, dengan nilai investasi hampir mencapai US$ 8 miliar. Proses groundbreaking pembangunan tahap berikutnya dijadwalkan berlangsung tahun ini, menjadi bukti bahwa komitmen tidak surut meskipun dinamika global terus berubah.
5. Isu Geopolitik Tak Goyahkan Proyek
Menanggapi kekhawatiran masyarakat atas ketegangan geopolitik dan kondisi ekonomi global, Bahlil menegaskan bahwa proyek ini tetap aman dan tidak mengalami pembatalan. Pemerintah berkomitmen menjaga stabilitas dan keberlanjutan proyek sebagai bagian dari strategi nasional dalam memperkuat posisi Indonesia di rantai pasok global industri kendaraan listrik.
6. Pemerintah Kawal Ketat Realisasi Grand Package
Proyek ini masuk dalam skema Grand Package, yakni rangkaian proyek hilirisasi mineral strategis yang dikawal ketat oleh pemerintah. Kementerian ESDM bekerja sama dengan Kementerian Investasi/BKPM dan Satgas Hilirisasi memastikan seluruh proyek berjalan tepat waktu dan sesuai standar internasional.
Langkah ini bertujuan menjadikan Indonesia bukan hanya produsen bahan baku, tetapi pemain utama dalam industri manufaktur baterai EV dunia.
7. Indonesia Menuju Pusat Industri EV Dunia
Pergantian mitra strategis seperti Huayou dianggap wajar dalam proyek-proyek skala besar. Yang terpenting, kata Bahlil, adalah adanya komitmen kuat dari semua pihak untuk menyelesaikan proyek ini sesuai target. Pemerintah hadir sebagai fasilitator agar transisi dan proses kerja sama lintas negara dapat berjalan mulus.
“Tujuan utama kita tidak berubah: menjadikan Indonesia sebagai pusat industri kendaraan listrik dunia,” tutup Bahlil.
Masuknya Huayou menggantikan LG Energy Solution dalam proyek baterai EV Indonesia menandai babak baru dalam strategi hilirisasi nasional. Pemerintah memastikan kelangsungan investasi raksasa ini tidak terganggu dan tetap mengarah pada tujuan besar: menjadikan Indonesia pemain global dalam industri kendaraan listrik. Proyek ini bukan hanya soal investasi, tapi simbol dari transisi energi, penguatan industri nasional, dan kemandirian ekonomi berbasis teknologi masa depan.