Heboh Perusakan Nisan Salib di Dua TPU Bantul, Polisi Lakukan Penyelidikan Serius

19 May 2025 15:04 WIB
kondisi-makam-yang-dirusak-di-makam-ngentak-baturetno-banguntapan-bantul-minggu-1852025-1747551547486_169.jpeg

Kuatbac.acom-Peristiwa perusakan nisan dengan simbol salib di dua Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menggemparkan masyarakat. Insiden ini terjadi di TPU Ngentak, Baturetno, dan TPU Jaranan, Panggungharjo, Sewon, dan kini tengah dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian.

Kerusakan diketahui pada Minggu pagi, 18 Mei 2025, oleh warga yang datang untuk membersihkan makam keluarga. Beberapa nisan terlihat patah, rusak, dan sebagian besar dari nisan yang terdampak memiliki simbol salib. Dugaan sementara, motif perusakan belum dapat dipastikan, namun kasus ini langsung menyita perhatian publik karena sensitif menyangkut simbol keagamaan.

Petugas dari Polsek Banguntapan langsung turun ke lokasi setelah mendapat laporan dari warga. Mereka melakukan pengecekan

dan mengumpulkan keterangan saksi untuk mengungkap siapa pelaku dan apa motif di balik tindakan ini. Pihak kepolisian juga

bekerja sama dengan tokoh masyarakat setempat untuk mencegah potensi ketegangan antarwarga.

Kejadian ini tentu memicu keprihatinan, sebab selain melanggar hukum, tindakan semacam ini juga dapat mengganggu

keharmonisan sosial dan keberagaman yang selama ini terjalin baik di wilayah DIY.

1. Kesaksian Warga Pertama yang Temukan Kerusakan Nisan

Salah satu saksi mata, Hermawan Riyadi (53), warga Sendangtirto, Sleman, menjadi orang pertama yang menemukan kondisi rusaknya makam sang nenek di TPU Ngentak. Ia mengaku datang ke pemakaman sekitar pukul 06.00 WIB dengan maksud membersihkan makam keluarga, namun terkejut melihat nisan dalam keadaan patah dan rusak.

Hermawan mengatakan bahwa nisan milik keluarganya yang terbuat dari kayu terlihat jelas sengaja dirusak. Ia langsung melaporkan kejadian itu ke pengurus makam dan pihak kepolisian agar segera ditindaklanjuti. Respons cepat kepolisian pun dilakukan dengan mendatangi lokasi dan melakukan penyelidikan awal.

Keterangan Hermawan menjadi petunjuk awal dalam pengungkapan kasus ini. Aparat juga meminta warga lain yang mengetahui informasi serupa atau menemukan kejanggalan di sekitar lokasi untuk segera melapor.

Kepolisian memastikan bahwa investigasi akan dilakukan secara profesional dan transparan untuk menghindari kesimpangsiuran informasi di masyarakat yang berpotensi menimbulkan prasangka.

2. Perusakan Juga Terjadi di TPU Jaranan, Panggungharjo, Sewon

Tak berselang lama setelah peristiwa di Ngentak, laporan serupa muncul dari TPU Jaranan, Panggungharjo, Kapanewon Sewon, Bantul. Kali ini, saksi mata bernama Bela Therecia Isabela (47) menemukan bahwa papan nama di batu nisan anggota keluarganya telah hilang dan nisan terlihat rusak.

Bela yang datang untuk berziarah pada Rabu, 14 Mei 2025, sekitar pukul 07.00 WIB, awalnya mengira kerusakan disebabkan faktor alam. Namun setelah diperhatikan, kerusakan terlihat disengaja, sehingga ia melaporkannya ke aparat keamanan.

AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana dari Humas Polres Bantul menjelaskan bahwa hingga saat ini belum dapat dipastikan apakah peristiwa di TPU Ngentak dan Jaranan memiliki keterkaitan. Namun, penyelidikan dilakukan secara paralel untuk menelusuri kemungkinan bahwa kedua kejadian tersebut dilakukan oleh pelaku yang sama atau berbeda.

Pihak kepolisian saat ini telah melakukan pengumpulan data di lokasi, termasuk dokumentasi kerusakan, wawancara saksi, dan pemantauan lingkungan sekitar guna mendapatkan bukti tambahan.

3. Polisi Imbau Masyarakat Tetap Tenang, Investigasi Terus Berjalan

Polres Bantul mengimbau masyarakat agar tidak terbawa emosi dan tetap menjaga kondusivitas serta toleransi antarumat beragama. Meskipun kejadian ini menimbulkan kegelisahan, pihak keamanan menegaskan bahwa semua langkah hukum sedang ditempuh dengan serius dan transparan.

"Kami masih dalam tahap penyelidikan, dan pelaku belum teridentifikasi. Kami mohon masyarakat bersabar dan menyerahkan penanganan kepada pihak berwenang," ujar AKP Jeffry kepada wartawan.

Polisi juga meminta warga yang memiliki informasi tambahan, rekaman CCTV di sekitar makam, atau mencurigai adanya aktivitas tidak biasa di lokasi kejadian untuk melaporkannya. Kolaborasi antara warga dan aparat menjadi kunci penting dalam mengungkap kasus ini.

Sementara itu, tokoh-tokoh agama di Bantul juga turut menyerukan agar umat beragama saling menahan diri dan tidak mudah terpancing isu yang belum terbukti. Kejadian ini hendaknya dijadikan momentum untuk memperkuat dialog dan solidaritas sosial antarumat beragama di wilayah tersebut.

Perusakan nisan bersimbol salib di dua TPU di Bantul menjadi insiden yang memprihatinkan dan menyentuh sisi sensitif keberagaman. Dengan langkah cepat dari kepolisian dan partisipasi aktif masyarakat, diharapkan kasus ini segera terungkap agar tidak berkembang menjadi polemik horizontal. Penting bagi semua pihak untuk menjaga kerukunan serta memberikan ruang bagi aparat penegak hukum menyelesaikan proses investigasi dengan tuntas dan profesional.

Fenomena Terkini






Trending