Hari Jadi ke-241, Pekanbaru Menuju Kota Modern dan Beradab dengan Semangat Kolaborasi

1. Pekanbaru Bukan Sekadar Kota, Tapi Ruang Harapan yang Terus Tumbuh
Kuatbaca.com - Kota Pekanbaru hari ini merayakan hari jadinya yang ke-241. Sebuah usia yang menandai perjalanan panjang dari kota kecil di tepian Sungai Siak menjadi pusat pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Riau. Dari sejarahnya sebagai kawasan dagang Melayu, Pekanbaru kini menjelma sebagai kota metropolitan yang menjadi jantung denyut pembangunan di Sumatera bagian tengah.
Dalam peringatan tahun ini, Wali Kota Pekanbaru Agung Nugroho mengajak seluruh masyarakat untuk merenungkan kembali perjalanan panjang kota bertuah ini. Menurutnya, Pekanbaru bukan hanya tempat tinggal, tapi juga cerminan semangat, kerja keras, dan harapan ribuan warganya.
“Setiap hari saya melihat wajah-wajah penuh harapan dan semangat untuk berubah. Pekanbaru adalah rumah bersama, dan rumah ini harus terus kita rawat,” ungkap Agung saat memberikan sambutan dalam rangka Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-241, Senin (23/6/2025).
Bagi Agung, pertumbuhan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi bukti bahwa kota ini terus bergerak ke arah yang positif. Dari sektor jasa, perdagangan, hingga kawasan pemukiman baru yang tumbuh subur, semuanya menjadi bagian dari perjalanan transformasi Pekanbaru menuju kota maju.
2. Infrastruktur dan Smart City Jadi Fokus Transformasi Kota
Pemerintah Kota Pekanbaru kini terus mempercepat pembenahan infrastruktur. Salah satu prioritas utama adalah perbaikan dan pelebaran jalan-jalan protokol yang menjadi nadi aktivitas warga. Selain itu, program penanggulangan banjir dan perbaikan drainase terus digesa untuk menciptakan kota yang aman dan nyaman.
Tak hanya infrastruktur fisik, pemerintah juga mulai fokus pada aspek digitalisasi layanan. Pekanbaru tengah bertransformasi menjadi kota pintar (smart city), di mana pelayanan publik berbasis teknologi dihadirkan secara transparan dan efisien.
“Digitalisasi menjadi kunci perubahan birokrasi. Kita ingin pelayanan publik yang cepat, ramah, dan bersih dari korupsi. Karena kota maju bukan hanya dilihat dari bangunan fisiknya, tapi juga dari kualitas layanannya,” ujar Agung.
Selain itu, Pemkot juga menaruh perhatian besar pada peningkatan fasilitas publik, mulai dari rumah sakit daerah, sekolah, hingga pusat pelayanan masyarakat lainnya. Agung meyakini bahwa kualitas hidup warga harus menjadi prioritas dalam setiap kebijakan pembangunan kota.
3. UMKM, Tantangan Lingkungan, dan Peran Anak Muda
Wali Kota Agung juga menekankan pentingnya peran pelaku UMKM sebagai tulang punggung ekonomi rakyat. Ia mengatakan, sektor ini tidak boleh terabaikan karena justru menjadi penggerak ekonomi mikro yang paling dinamis. Untuk itu, berbagai pelatihan, pendampingan, hingga akses pembiayaan terus diperluas agar pelaku usaha kecil bisa tumbuh dan naik kelas.
Namun, Pekanbaru juga dihadapkan pada tantangan besar yang tak bisa dihindari, seperti banjir, sampah, dan pengelolaan tata ruang yang masih belum optimal. Masalah ini terus menjadi perhatian serius, dan Pemkot mengajak semua elemen masyarakat untuk terlibat dalam mengatasi persoalan lingkungan tersebut.
“Kita masih melihat tumpukan sampah, drainase tersumbat, dan pengelolaan kawasan padat yang belum sempurna. Tapi dengan gotong royong, semua bisa kita benahi bersama,” tegasnya.
Agung juga menyinggung perubahan iklim yang mulai berdampak nyata. Kota yang dulunya sejuk kini makin panas, dan kualitas udara pun menurun pada musim-musim tertentu. Untuk itu, ruang terbuka hijau serta pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen yang harus dijaga.
4. Pekanbaru Harus Jadi Kota yang Ramah dan Manusiawi
Dalam visi kepemimpinannya bersama Wakil Wali Kota Markarius Aman, Agung menegaskan bahwa Pekanbaru bukan hanya tentang pertumbuhan fisik, tapi juga tentang karakter dan budaya kota. Ia ingin Pekanbaru menjadi kota yang inklusif—ramah terhadap anak-anak, perempuan, lansia, difabel, dan seluruh elemen masyarakat.
“Pekanbaru harus menjadi tempat yang layak dicintai, bukan sekadar ditinggali,” ucapnya. Ia menekankan pentingnya kehadiran pemimpin di tengah masyarakat, bukan hanya hadir secara simbolik dari balik meja kantor.
Semangat kolaborasi menjadi fondasi utama dalam membangun kota ini. Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Dialog dengan masyarakat, akademisi, tokoh adat, hingga pelaku usaha harus terus dibangun demi menciptakan kota yang responsif dan adaptif terhadap perubahan zaman.
Agung juga mengajak semua warga untuk tidak hanya merayakan hari jadi ini dengan pesta, tetapi juga menjadikannya momentum refleksi. Bahwa Pekanbaru adalah milik bersama, dan kualitas kota ini tercermin dari cara warga memperlakukan lingkungan dan sesamanya.
Selamat Hari Jadi Kota Pekanbaru ke-241!
Mari terus merawat, membangun, dan mencintai kota ini dengan hati, semangat gotong royong, dan keberanian untuk berubah.