Harga Kelapa Naik Drastis, Ekspor ke China dan Vietnam Jadi Sorotan

28 May 2025 14:44 WIB
direktur-statistik-distribusi-bps-sarpono-1748411588379_169.jpeg

Kuatbaca.com-Kenaikan harga kelapa dalam negeri belakangan ini menimbulkan keresahan di masyarakat, terutama di kalangan pelaku UMKM dan pedagang pasar tradisional. Salah satu faktor yang diduga kuat menjadi pemicu adalah lonjakan ekspor kelapa ke sejumlah negara Asia, terutama China, Vietnam, dan Thailand.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa ekspor kelapa Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa bulan terakhir. Kondisi ini diyakini berdampak pada ketersediaan stok kelapa di pasar domestik, sehingga memicu kenaikan harga yang cukup signifikan di berbagai wilayah, khususnya Jakarta dan sekitarnya.

Menurut data ekspor per Maret 2025, volume kelapa yang diekspor mencapai sekitar 39,5 ribu ton, dengan nilai transaksi menembus angka US$ 14,9 juta atau setara dengan Rp 242,87 miliar. Tingginya minat negara-negara Asia terhadap produk kelapa Indonesia berkaitan dengan tren konsumsi produk berbasis kelapa untuk gaya hidup sehat.


Permintaan Global Tinggi, Pasokan Lokal Tertekan

Negara-negara seperti China dan Vietnam diketahui tengah mengalami peningkatan permintaan terhadap produk kelapa, baik dalam bentuk air kelapa, santan, maupun kelapa parut. Gaya hidup sehat yang semakin digemari mendorong masyarakat di negara-negara tersebut untuk beralih ke minuman alami seperti air kelapa yang kaya elektrolit.

Namun, peningkatan ekspor ini tak selalu membawa dampak positif bagi pasar dalam negeri. Di tengah momen Lebaran pada April lalu, permintaan kelapa di Indonesia juga melonjak tinggi. Hal ini menyebabkan persaingan antara kebutuhan domestik dan ekspor yang berujung pada minimnya pasokan lokal.

Kondisi inilah yang diduga menjadi salah satu penyebab utama harga kelapa melonjak drastis di pasar-pasar tradisional. Masyarakat yang membutuhkan kelapa untuk konsumsi harian maupun kebutuhan usaha kuliner pun harus merogoh kocek lebih dalam dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.


Harga Kelapa Mulai Turun, Tapi Masih Tinggi di Beberapa Wilayah

Pantauan terkini dari situs resmi Info Pangan Jakarta menunjukkan bahwa harga kelapa kupas mulai mengalami tren penurunan. Di wilayah Jakarta Utara, harga kelapa turun dari Rp 15.500 menjadi Rp 14.000 per kilogram. Di Jakarta Pusat, harga berkisar Rp 13.333 per kilogram.

Sementara itu, di Jakarta Timur dan Jakarta Barat, harga masih stabil di kisaran Rp 14.600 hingga Rp 15.200 per kilogram. Harga serupa juga tercatat di Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa meskipun ada penurunan di beberapa area, harga kelapa masih tergolong tinggi dibandingkan periode normal.

Sebagai pembanding, harga kelapa kupas di Pasar Induk Kramat Jati sempat mencapai Rp 20.000 per kilogram. Di sisi lain, pasar seperti Mayestik menawarkan harga lebih murah, yakni Rp 10.000 per kilogram. Kesenjangan harga ini mencerminkan adanya ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan.

Kondisi yang paling mencolok terjadi di lapangan ketika harga kelapa parut atau bulat bisa menembus Rp 25.000 per butir, padahal dalam kondisi normal, harganya hanya berkisar Rp 10.000 hingga Rp 15.000. Untuk ukuran kelapa kecil, ini berarti terjadi kenaikan hingga dua kali lipat.

Ekspor Masih Berlanjut, Pemerintah Siapkan Langkah

Di tengah sorotan terhadap ekspor kelapa, pemerintah berupaya mengatur kembali mekanisme perdagangan komoditas ini. Salah satu upaya yang sedang disiapkan adalah penerapan pungutan ekspor kelapa yang diharapkan dapat menekan laju ekspor liar dan menjaga stabilitas harga dalam negeri.

Selain itu, data BPS menunjukkan bahwa selain kelapa utuh, ekspor produk turunan kelapa seperti kopra juga mengalami peningkatan. Meski nilai ekspor kopra tidak sebesar kelapa utuh, yakni sekitar US$ 5,9 juta sepanjang Januari-Maret 2025, tren ini turut berkontribusi pada dinamika pasar kelapa nasional.

BPS mencatat bahwa jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, ada sedikit penurunan nilai ekspor kopra. Namun, secara keseluruhan permintaan luar negeri terhadap produk kelapa Indonesia tetap tinggi dan perlu dikendalikan dengan kebijakan yang seimbang.

Diharapkan, langkah strategis pemerintah dalam menyeimbangkan ekspor dan kebutuhan lokal bisa menjaga harga kelapa tetap terjangkau bagi masyarakat, sekaligus mempertahankan posisi Indonesia sebagai salah satu eksportir kelapa terbesar di dunia.

Fenomena Terkini






Trending