Habib Rizieq Desak Wamenaker Turunkan Pengangguran: Harus Berjuang Habis-habisan!

3 April 2025 06:48 WIB
habib-rizieq-shihab-1743588604663_169.jpeg

Kuatbaca.com - Isu pengangguran kembali menjadi sorotan publik setelah Imam Besar Front Persaudaraan Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, mengutarakan keprihatinannya terhadap kondisi ekonomi nasional. Dalam momentum silaturahmi Lebaran, Habib Rizieq meminta pemerintah khususnya Kementerian Ketenagakerjaan untuk lebih serius dalam menangani persoalan pengangguran yang menurutnya sudah mencapai titik kritis.

Pernyataan tersebut disampaikan Habib Rizieq saat menghadiri acara open house Lebaran di Markaz FPI, Petamburan, Jakarta Pusat, pada Rabu (2/4/2025). Hadir dalam acara tersebut Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, yang turut menjadi sorotan dalam dialog terkait masalah ketenagakerjaan.

1. Pengangguran Dianggap Sudah di Titik Mengkhawatirkan

Dalam pernyataannya, Habib Rizieq menyoroti fenomena semakin banyaknya perusahaan yang bangkrut, yang berdampak langsung pada meningkatnya jumlah pemutusan hubungan kerja (PHK). Ia menyebut, tingkat pengangguran saat ini berada di titik nadir atau titik paling rendah dalam artian negatif artinya, jumlahnya sangat tinggi dan mengkhawatirkan.

“Banyak pabrik tutup, perusahaan gulung tikar, dan ribuan tenaga kerja kehilangan mata pencaharian,” ujarnya.

Menurut Habib Rizieq, kondisi ini tak bisa dibiarkan berlarut-larut. Pemerintah, terutama kementerian yang menangani bidang ketenagakerjaan, harus mengambil langkah konkret dan terukur untuk menahan laju pengangguran yang semakin tinggi.

2. Seruan kepada Wamenaker untuk Bertindak Nyata

Kesempatan bertemunya dengan Wamenaker Immanuel Ebenezer, dimanfaatkan Habib Rizieq untuk menyampaikan seruan secara langsung. Ia mengajak Immanuel dan seluruh jajaran di Kementerian Ketenagakerjaan untuk berjuang habis-habisan dalam mengatasi pengangguran.

Habib Rizieq menegaskan bahwa tantangan pengangguran tidak hanya membutuhkan solusi administratif, tetapi juga harus dilandasi dengan semangat perjuangan dan kesungguhan yang total. “Kalau bisa dieliminasi, ya kita eliminasi. Tapi setidaknya, kita harus bisa meminimalkan dampaknya,” tegasnya.

3. PHK Massal dan Tantangan Dunia Industri

Di tengah perkembangan ekonomi global yang tidak menentu, dunia usaha di Indonesia juga mengalami tekanan. Banyak sektor industri mulai dari manufaktur, tekstil, hingga otomotif merasakan dampaknya. Efisiensi besar-besaran, relokasi pabrik, dan rendahnya daya beli masyarakat menjadi pemicu utama banyaknya PHK dalam beberapa tahun terakhir.

Situasi ini membuat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia semakin sulit ditekan, meskipun berbagai program pelatihan kerja dan perluasan kesempatan kerja telah dijalankan oleh pemerintah.

4. Dukung Program Pemerintah Tapi Harus Lebih Tegas

Habib Rizieq menyatakan bahwa dirinya mendukung segala upaya yang dilakukan pemerintah, khususnya Wamenaker, dalam menangani persoalan ketenagakerjaan. Namun ia berharap agar langkah-langkah yang ditempuh lebih konkret, menyentuh langsung rakyat bawah, dan tidak berhenti di meja rapat atau proposal program saja.

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan ormas, komunitas lokal, dan tokoh masyarakat dalam mengembangkan solusi berbasis wilayah—baik dalam bentuk pelatihan keterampilan, wirausaha kecil, hingga kemitraan produktif yang melibatkan generasi muda.

5. Harapan untuk Masa Depan Ketenagakerjaan Indonesia

Pertemuan antara Habib Rizieq dan Wamenaker Immanuel menjadi momentum penting yang menggambarkan adanya keinginan dari berbagai pihak untuk mencari jalan keluar dari masalah pelik pengangguran. Pemerintah diharapkan tidak hanya reaktif, tetapi juga memiliki visi jangka panjang dalam menciptakan iklim usaha yang sehat dan stabil.

Dengan dukungan lintas elemen masyarakat, serta sinergi yang kuat antara kementerian dan stakeholder terkait, pengurangan angka pengangguran bukan hal yang mustahil, selama ada keseriusan dan ketulusan dalam menjalankan program.

Habib Rizieq desak Wamenaker Immanuel Ebenezer agar berjuang habis-habisan mengatasi pengangguran. Ia menilai tingkat pengangguran di Indonesia sudah mengkhawatirkan akibat PHK dan pabrik bangkrut.

Fenomena Terkini






Trending