Gunung Rinjani Diserbu Bintang 1 di Google Maps Usai Tragedi Juliana Marins

26 June 2025 15:14 WIB
evakuasi-turis-brasil-jatuh-di-gunung-rinjani-1750771954954_169.jpeg

Kuatbaca.com - Insiden tragis yang menimpa pendaki asal Brasil, Juliana Marins, membawa dampak besar bukan hanya di dunia nyata, tapi juga di ruang digital. Masyarakat Brasil yang kecewa terhadap proses evakuasi jenazah Juliana meluapkan kemarahan mereka melalui ulasan negatif di Google Maps pada lokasi Gunung Rinjani, tempat kecelakaan itu terjadi.

1. Tragedi di Lereng Rinjani: Juliana Ditemukan Setelah Empat Hari

Juliana Marins, perempuan berusia 27 tahun asal Brasil, diketahui jatuh ke dalam jurang sedalam 600 meter di kawasan Pelawangan Sembalun, Gunung Rinjani, pada Sabtu, 21 Juni 2025. Lokasi jatuhnya Juliana berada di tebing curam yang sulit diakses.

Tim SAR gabungan akhirnya berhasil menemukan dan mengevakuasi jenazahnya pada Rabu, 25 Juni 2025, setelah melalui proses pencarian yang sulit akibat faktor cuaca buruk dan medan ekstrem. Evakuasi menggunakan helikopter sempat direncanakan, namun dibatalkan karena kabut tebal dan angin kencang yang berbahaya.

2. Banjir Kritik dari Netizen Brasil: Google Maps Jadi Tempat Protes

Kekecewaan mendalam dari masyarakat Brasil terhadap apa yang mereka anggap sebagai kegagalan penyelamatan pun meluas ke berbagai platform. Salah satu yang paling mencolok adalah serangan ulasan negatif di Google Maps terhadap Gunung Rinjani. Dalam pantauan terbaru, terlihat peningkatan signifikan ulasan bintang 1 yang berasal dari akun-akun berbahasa Portugis dan Inggris.

Gunung Rinjani yang sebelumnya memiliki rating tinggi 4,6 bintang dari lebih dari 2.500 ulasan, kini dibanjiri komentar negatif, sebagian besar dari pengguna asal Brasil. Mereka menilai pemerintah Indonesia dan tim SAR tidak cukup sigap dalam merespons situasi darurat yang dialami Juliana.

3. Isi Komentar Penuh Kesedihan dan Kekecewaan

Komentar yang ditinggalkan netizen Brasil bukan hanya sekadar memberi bintang rendah, tetapi juga menyuarakan kemarahan dan rasa duka. Berikut beberapa kutipan dari ulasan yang muncul:

“Saya hanya datang untuk mengingatkan bahwa kalian membiarkan seorang wanita Brasil mati secara perlahan, tanpa air dan makanan,” tulis Murilo Assunção dengan nada marah.

“Due to negligence, this young woman died while doing what she loved most. Don’t go to this place, they don’t care about your lives 🖤,” tulis pengguna lain, Suellen Cristina da Silva.

Banyak dari mereka mengajak publik dunia untuk menghindari Gunung Rinjani sebagai destinasi wisata, karena dianggap tidak aman dan tidak memprioritaskan keselamatan pendaki.

4. Polemik Berlanjut, Pemerintah NTB Berikan Klarifikasi

Pemerintah Provinsi NTB sendiri telah memberikan klarifikasi atas insiden ini. Mereka menyatakan bahwa tidak ada unsur kelambanan atau kelalaian, melainkan proses evakuasi yang terhambat oleh kondisi cuaca dan medan yang ekstrem.

Wakil Gubernur NTB, Indah Dhamayanti, bahkan menegaskan bahwa tim SAR bergerak cepat sejak laporan diterima, dan semua pihak—termasuk Basarnas, Brimob, dan pihak swasta seperti PT Amman Mineral—telah dikerahkan untuk membantu proses penyelamatan.

Namun, pernyataan tersebut tampaknya belum cukup untuk meredam kekecewaan publik Brasil, terutama di tengah viralnya berita ini di media sosial dan platform digital.

5. Citra Gunung Rinjani dan Tantangan di Era Digital

Kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana dampak digital bisa menyentuh sektor pariwisata secara langsung. Gunung Rinjani, yang selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi pendakian terindah di Asia Tenggara, kini tengah menghadapi tekanan dari ulasan internasional negatif.

Meskipun tragedi ini terjadi di luar kendali manusia sepenuhnya, penting bagi pemerintah daerah dan pengelola wisata alam untuk lebih terbuka, tanggap, dan komunikatif dalam menangani insiden seperti ini. Transparansi, empati terhadap korban dan keluarga, serta upaya perbaikan sistem bisa menjadi langkah penting untuk memulihkan kepercayaan publik.

Insiden jatuhnya Juliana Marins menjadi momen refleksi bagi semua pihak—baik pengelola destinasi, tim SAR, maupun wisatawan. Gunung Rinjani kini tak hanya diingat sebagai ikon alam, tetapi juga sebagai pusat perbincangan global di dunia digital. Ke depan, perbaikan sistem keselamatan dan komunikasi publik harus menjadi prioritas agar destinasi ini tetap menjadi tempat yang aman dan ramah bagi siapa pun.

Fenomena Terkini






Trending