Guiding Block Arah Sungai di Benhil Dibongkar, Warga Usul Penambahan Pagar Demi Keamanan

Kuatbaca.com - Setelah menuai sorotan dari publik, khususnya dari aksi dua pelajar yang mengkritik desain jalur guiding block di Taman Danau Dampelas, Bendungan Hilir (Benhil), Jakarta Pusat, akhirnya pemerintah setempat mengambil langkah cepat. Jalur guiding block yang semula mengarah langsung ke tepi sungai kini telah resmi dibongkar. Langkah ini mendapat sambutan positif dari masyarakat, terutama karena lokasi tersebut dekat dengan area bermain anak-anak.
Guiding block yang seharusnya menjadi fasilitas penunjang mobilitas tunanetra, justru sebelumnya menuntun langsung ke arah sungai tanpa penghalang yang memadai. Keberadaan jalur tersebut tidak hanya membahayakan tunanetra, tetapi juga berisiko bagi anak-anak yang sering bermain di taman itu.
1. Kekhawatiran Warga Terhadap Keselamatan Anak-Anak
Sejumlah warga sekitar taman menyuarakan harapan mereka agar pihak pengelola taman tidak hanya berhenti pada pembongkaran guiding block, tetapi juga melakukan pemasangan pagar pengaman tambahan di sepanjang sisi taman yang berbatasan langsung dengan sungai. Teguh (38), seorang warga yang sedang berada di taman saat ditemui, menekankan pentingnya pagar sebagai pembatas.
“Bagusnya dikasih pagar kayak gitu, jadi biar anak-anak kalau misalkan mau main tuh jadi nggak berbahaya di sana,” ujar Teguh. Ia mengkhawatirkan risiko anak-anak yang bermain tanpa pengawasan bisa saja tiba-tiba berlari ke arah sungai. Menurutnya, meski belum pernah ada kejadian, tindakan pencegahan tetap harus dilakukan.
2. Keamanan Fasilitas Publik Harus Menjadi Prioritas
Dalam konteks pembangunan fasilitas publik, aspek keselamatan harus menjadi prioritas utama. Terutama bagi taman kota yang dirancang sebagai ruang terbuka ramah keluarga dan anak-anak. Pemasangan guiding block harus mempertimbangkan jalur aman dan tidak membahayakan pengguna dengan disabilitas.
Guiding block yang mengarah langsung ke sungai menjadi contoh nyata pentingnya audit keselamatan dan keterlibatan masyarakat dalam pengawasan. Tindakan warga dan siswa yang mengkritisi desain tersebut patut diapresiasi karena mencegah potensi kecelakaan fatal di masa depan.
3. Warga Dukung Pembongkaran dan Usulkan Solusi Tambahan
Selain Teguh, warga lainnya, Nurdin (30), juga menyampaikan pendapat senada. Ia menyambut baik pembongkaran jalur guiding block yang dianggap membahayakan dan berharap pemerintah menindaklanjuti dengan solusi fisik lainnya seperti pagar pengaman.
“Ya lebih baik dibongkar ya, takutnya ada tunanetra kan bahaya,” ujar Nurdin. Menurutnya, tindakan antisipatif lebih baik dilakukan sebelum sebuah kejadian benar-benar terjadi. Ia juga mengusulkan agar area taman yang berdekatan langsung dengan sungai diberikan pagar penuh, demi mencegah anak-anak jatuh ke air saat bermain.
4. Keterlibatan Publik Jadi Kunci Pembenahan Fasilitas Umum
Kejadian ini menunjukkan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kualitas dan keselamatan fasilitas umum. Aksi dua siswa pramuka yang sempat viral di media sosial menjadi pemicu positif bagi perubahan kebijakan dan perbaikan infrastruktur. Apa yang mereka lakukan menjadi contoh bagaimana kontrol sosial dari warga, termasuk generasi muda, bisa memberi dampak konkret.
Pemerintah daerah diharapkan menjadikan pengalaman ini sebagai pembelajaran untuk meninjau ulang semua fasilitas publik, khususnya yang berkaitan dengan aksesibilitas penyandang disabilitas. Langkah proaktif seperti audit desain dan evaluasi keamanan harus dilakukan secara berkala.