Gerakan "Anak Coki" di Pacu Jalur Riau Jadi Tren TikTok Global: Fenomena Aura Farming Mengguncang Dunia

3 July 2025 08:20 WIB
festival-pacu-jalur-tradisional-2023-5_169.jpeg

1. Dari Sungai Kuantan Menuju Trending Dunia

Kuatbaca.com - Tradisi Pacu Jalur yang merupakan kebanggaan masyarakat Kuantan Singingi, Riau, kini tak hanya menjadi tontonan lokal, tetapi juga viral di kancah internasional berkat seorang bocah penari di ujung perahu—dikenal sebagai “Anak Coki”. Gerakannya yang lincah, penuh percaya diri, dan karismatik langsung menarik perhatian netizen dari seluruh dunia, terutama di platform TikTok.

Anak Coki menjadi simbol baru dari budaya lokal yang mendunia. Dengan iringan lagu “Young Black & Rich” dari Melly Mike, aksinya seolah menyatu dengan irama, menghadirkan main character energy yang memikat hati netizen Gen Z. Tidak butuh waktu lama, video-videonya mulai ditiru di Thailand, Korea, hingga Eropa dalam bentuk parodi yang kreatif dan menghibur.

2. Aura Farming: Ketika Tradisi Jadi Inspirasi Global

Fenomena “Aura Farming” pun lahir dari tren ini. Menurut situs budaya internet Know Your Meme, istilah ini menggambarkan seseorang yang tampak memiliki aura atau karisma luar biasa dalam suatu momen. Gerakan Anak Coki dianggap sebagai definisi sempurna dari istilah tersebut.

Tak hanya viral di media sosial, gaya menari Anak Coki bahkan ditiru di berbagai kesempatan unik. Dari selebrasi gol para pemain sepak bola Eropa hingga video parodi dari klub besar seperti AC Milan dan Paris Saint-Germain, semuanya berlomba-lomba meniru gerakan sang penari cilik di ujung perahu jalur.

Beberapa netizen kreatif bahkan menggunakan sapu sebagai dayung dan berdiri di kursi seolah sedang berada di ujung perahu sungai—menunjukkan betapa cepat budaya digital menyebar dari akar tradisi lokal.

3. Pacu Jalur: Perpaduan Olahraga, Seni, dan Spiritualitas

Pacu Jalur bukan sekadar lomba dayung, melainkan warisan budaya yang sarat nilai sejarah dan spiritual. Tradisi ini telah berkembang sejak abad ke-17, saat perahu panjang (disebut jalur) menjadi moda transportasi utama di Sungai Batang Kuantan. Perahu-perahu ini terbuat dari kayu utuh dan mampu menampung hingga 60 orang.

Dalam satu perahu, selain para pendayung, terdapat sejumlah peran penting:

  • Tukang Onjai, pengatur ritme dayung
  • Tukang Timbo, penimba air yang masuk ke perahu
  • Tukang Tari alias Anak Coki, yang menjadi ikon visual dan sumber semangat tim

Meski tampak hanya menari, peran Anak Coki sangat penting. Ia menjadi penjaga keseimbangan haluan, sumber motivasi, sekaligus penampil yang menyatukan kekuatan tim secara estetis dan spiritual. Gerakannya yang harmonis harus tetap stabil meski perahu melaju cepat di aliran sungai yang deras.

4. Budaya Lokal Menembus Batas Dunia Digital

Tren viral ini menunjukkan bahwa budaya lokal seperti Pacu Jalur memiliki daya tarik kuat yang bisa diapresiasi dunia. Ditambah dengan kekuatan media sosial dan semangat kreatif netizen, tradisi ini tidak hanya bertahan, tapi juga berkembang dalam konteks baru yang lebih luas.

Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) menyambut baik viralnya Pacu Jalur di dunia maya. Tren seperti ini bisa menjadi momentum kebangkitan pariwisata budaya di Indonesia, sekaligus meningkatkan kesadaran generasi muda terhadap kekayaan tradisi daerahnya.

5. Dari Viral Menjadi Kebanggaan Budaya

Viralnya Anak Coki bukan sekadar hiburan sesaat, tapi bukti bahwa identitas budaya daerah bisa bersinar di panggung global. Semangat, ekspresi, dan nilai solidaritas dalam Pacu Jalur kini diabadikan dalam ribuan video TikTok dan unggahan media sosial di berbagai belahan dunia.

Semoga tren ini tidak berhenti sebagai sensasi internet semata, tetapi menjadi pintu masuk untuk pengenalan lebih dalam terhadap budaya Indonesia lainnya. Dari Sungai Kuantan ke dunia maya, Anak Coki telah membuktikan bahwa gerakan kecil bisa membangkitkan gelombang besar kebanggaan nasional.

Fenomena Terkini






Trending