Gelombang PHK Massal di Tangerang: Dua Pabrik Sepatu Lepas Ribuan Karyawan

6 March 2025 16:18 WIB
asa-perajin-sepatu-kulit-di-tengah-lesunya-daya-beli-1_169.jpeg

Kuatbaca.com-Industri manufaktur di Indonesia kembali diterpa badai pemutusan hubungan kerja (PHK) massal. Kali ini, dua pabrik sepatu besar yang berbasis di Tangerang, Banten, mengumumkan pemangkasan tenaga kerja dalam jumlah besar. Ribuan karyawan harus kehilangan pekerjaan akibat situasi yang semakin sulit di sektor industri alas kaki.


1. Dua Pabrik Sepatu di Tangerang Lakukan PHK Massal

Dua pabrik sepatu ternama yang mengalami PHK besar-besaran adalah PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh. PT Adis Dimension Footwear telah merumahkan 1.500 karyawan, sedangkan PT Victory Ching Luh sedang dalam proses PHK terhadap 2.000 pekerja.

Kedua pabrik ini bukan sembarang perusahaan. Mereka dikenal sebagai produsen sepatu global yang memproduksi alas kaki untuk merek-merek terkenal dunia, seperti Nike, Adidas, FootJoy, Mizuno, dan Reebok. Namun, kondisi ekonomi yang sulit membuat mereka harus mengambil keputusan berat dengan mengurangi jumlah tenaga kerja secara drastis.


2. Profil PT Adis Dimension Footwear: Pabrik Sepatu Nike

PT Adis Dimension Footwear telah beroperasi di Indonesia sejak 1989 dan menjadi salah satu produsen sepatu terbesar untuk merek Nike. Pabrik ini berlokasi di Balaraja, Tangerang, dan berdiri di atas lahan seluas 23 hektare. Dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, perusahaan ini telah menghasilkan jutaan pasang sepatu setiap tahunnya.

Di masa kejayaannya, pabrik ini mampu memproduksi hingga 12 juta pasang sepatu Nike per tahun. Namun, kini perusahaan menghadapi tekanan yang cukup berat, yang memaksa mereka melakukan efisiensi tenaga kerja demi menjaga keberlanjutan bisnis.


3. PT Victory Ching Luh: Raksasa Sepatu dengan Jaringan Global

Pabrik kedua yang melakukan PHK massal adalah PT Victory Ching Luh, yang merupakan bagian dari Ching Luh Group, sebuah perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) asal Taiwan yang telah berdiri sejak 1969.

Ching Luh dikenal sebagai salah satu produsen alas kaki olahraga terbesar di dunia, dengan pabrik yang tersebar di China, Vietnam, dan Indonesia. Di Indonesia, Ching Luh memiliki dua fasilitas produksi, yaitu PT Victory Ching Luh Indonesia (JV) di Suka Asih dan PT Victory Ching Luh Indonesia (JVBTL) di Sindang Sari.

Perusahaan ini mulai beroperasi di Indonesia sejak 2007 dan menjadi mitra utama dalam produksi sepatu untuk merek besar seperti Adidas dan Reebok. Namun, saat ini mereka mengalami kendala besar yang memaksa mereka melakukan pengurangan karyawan dalam jumlah besar.


4. Dampak PHK Massal dan Masa Depan Industri Sepatu Indonesia

PHK massal yang terjadi di dua pabrik ini menjadi tamparan keras bagi industri manufaktur di Indonesia. Ribuan pekerja kehilangan sumber mata pencaharian, sementara industri sepatu lokal menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan daya saing di tengah persaingan global yang ketat.

Beberapa faktor yang diduga menjadi penyebab PHK besar-besaran ini antara lain:

  • Penurunan permintaan global akibat perlambatan ekonomi dunia.
  • Meningkatnya biaya produksi, termasuk kenaikan upah dan harga bahan baku.
  • Persaingan ketat dari negara lain, seperti Vietnam dan China, yang menawarkan biaya produksi lebih rendah.

Dengan situasi yang semakin sulit, industri sepatu di Indonesia perlu mencari strategi baru untuk bertahan dan berkembang. Pemerintah dan pelaku industri harus bekerja sama dalam menemukan solusi agar PHK massal tidak terus berlanjut dan tenaga kerja tetap dapat terserap di sektor manufaktur.

Ke depan, diharapkan ada intervensi dari pemerintah untuk mencegah semakin banyaknya perusahaan yang harus melakukan efisiensi besar-besaran. Langkah-langkah seperti insentif pajak, dukungan ekspor, atau investasi teknologi bisa menjadi solusi agar industri sepatu tetap kompetitif di pasar global.

PHK massal di PT Adis Dimension Footwear dan PT Victory Ching Luh menjadi peringatan bagi dunia industri bahwa tantangan ekonomi harus segera diatasi agar tidak semakin banyak pekerja yang kehilangan pekerjaan.

Fenomena Terkini






Trending