Fadli Zon Dianugerahi Praba Nawasena Budaya, Bentuk Apresiasi atas Kiprah Budaya Jawa

4 June 2025 17:15 WIB
menteri-kebudayaan-ri-fadli-zon-menerima-anugerah-praba-nawasena-budaya-kategori-cultural-statesman-of-indonesia-dalam-program-1749025506815.jpeg

Kuatbaca.com - Tokoh nasional sekaligus Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, resmi menerima Anugerah Praba Nawasena Budaya sebagai Cultural Statesman of Indonesia dalam ajang Javanese Cultural Awards 2025 yang digelar oleh Pusat Unggulan Iptek (PUI) Javanologi Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta. Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas dedikasi Fadli dalam pelestarian dan pemajuan budaya Jawa secara berkelanjutan.

Penghargaan tersebut diserahkan dalam sebuah acara penganugerahan yang dihadiri kalangan akademisi, budayawan, seniman, hingga tokoh kerajaan dari Kraton Surakarta. Dalam kesempatan itu, Fadli Zon menyampaikan bahwa penghargaan ini bukan sekadar bentuk pengakuan, tetapi amanat bagi seluruh pelaku budaya Indonesia.

“Penghargaan ini saya terima dengan penuh kerendahan hati sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi banyak pelaku budaya di Tanah Air. Ini adalah penghormatan kolektif,” ujar Fadli dalam sambutannya, Rabu (4/6/2025).

1. Kriteria Pemilihan dan Rekam Jejak Budaya Fadli Zon

Anugerah Praba Nawasena Budaya diberikan berdasarkan sejumlah kriteria, termasuk rekam jejak kontribusi terhadap budaya Jawa, dampak luas bagi masyarakat, serta peran aktif dalam diseminasi pengetahuan kebudayaan. Fadli Zon dinilai memenuhi semua syarat tersebut, mulai dari aspek kelembagaan hingga aktivitas personal dalam pengembangan budaya.

Beberapa capaian yang menjadi dasar penilaian antara lain adalah pendirian Fadli Zon Library di Jakarta, Rumah Budaya Fadli Zon di Aie Angek (Sumatra Barat), serta Rumah Kreatif Fadli Zon di Depok yang menyimpan sekitar 8.000 koleksi wayang. Ia juga dikenal aktif menulis buku dan artikel ilmiah seputar budaya Jawa, termasuk keris, wayang, dan tokoh klasik seperti Ronggowarsito.

Fadli juga menjabat sebagai Ketua Umum Sekretariat Nasional Perkerisan Indonesia (SNKI), Ketua Umum Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI), dan Ketua Umum Perkumpulan Filatelis Indonesia. Bahkan pada usia 20 tahun, Fadli sudah menulis di jurnal Prisma tentang "Sosok Ronggowarsito di Pentas Politik dan Seni Budaya Jawa".

Selain itu, ia pernah menjadi anggota dewan redaksi di majalah sastra legendaris Horison dan sejumlah media budaya lainnya. Penghargaan-penghargaan budaya yang pernah ia terima termasuk Bintang Mahaputera (2020), serta gelar kehormatan dari Keraton Surakarta Hadiningrat.

2. Pengakuan terhadap UNS dan Peran Strategis PUI Javanologi

Fadli dalam sambutannya juga memberikan apresiasi tinggi kepada PUI Javanologi UNS sebagai pusat refleksi akademik sekaligus motor penggerak inovasi kebudayaan. Menurutnya, keberadaan pusat studi seperti ini penting dalam membangun ekosistem budaya yang terstruktur dan berkelanjutan.

Ia menyambut baik dua program unggulan yang diinisiasi PUI Javanologi, yakni UNS Jawametrik dan Javanese Cultural Awards. Keduanya dinilai sebagai bagian dari upaya sistemik membangun kesadaran budaya sekaligus mendorong sinergi antarinstitusi.

“Inisiatif seperti Jawametrik dapat menjadi alat ukur perkembangan budaya dalam masyarakat serta menjadi acuan kebijakan kebudayaan berbasis data,” ujarnya.

Fadli juga menekankan pentingnya kerja sama antara institusi pendidikan tinggi dengan pemerintah untuk memajukan budaya nasional. Ia mendorong agar upaya pelestarian dan inovasi budaya tidak hanya bertumpu pada pemerintah, tapi juga didukung dunia akademik dan masyarakat.

3. Apresiasi Dunia terhadap Budaya Jawa

Selain Fadli Zon, penghargaan juga diberikan kepada akademisi Prof. Sumarsam, PhD dari Wesleyan University, Amerika Serikat, atas dedikasinya dalam memperkenalkan gamelan Jawa ke kancah internasional. Ini menunjukkan bahwa budaya Jawa terus mendapat tempat penting di mata dunia.

Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, juga memberikan sambutan dan menyampaikan keyakinannya bahwa acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan momentum strategis dalam menjaga kekayaan budaya Jawa yang sarat nilai luhur.

Ia berharap acara semacam ini terus berlanjut dan menjadi platform penghargaan terhadap para tokoh dan lembaga yang selama ini konsisten merawat serta mengembangkan budaya lokal.

Keberhasilan Fadli Zon dalam mempertahankan semangat pelestarian budaya dinilai menjadi teladan bagi generasi muda. Ia tidak hanya berbicara soal pentingnya budaya dalam retorika, tetapi juga menghidupkannya dalam bentuk koleksi, rumah budaya, dan karya tulis.

4. Membangun Ekosistem Budaya yang Berkelanjutan

Dalam penutupan pidatonya, Fadli menyampaikan harapan agar penghargaan ini dapat menginspirasi banyak pihak untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya nasional. Ia menekankan bahwa budaya bukan hanya tentang warisan, tetapi juga tentang identitas dan masa depan bangsa.

Ia juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan kebudayaan sebagai arus utama pembangunan nasional. "Warisan budaya tidak hanya dijaga, tapi juga harus terus dihidupkan dan dikembangkan," tegas Fadli.

Sebagai tokoh nasional yang juga berlatar belakang akademisi, budayawan, dan politikus, Fadli Zon berhasil menunjukkan bagaimana posisi budaya bisa sejajar dan berdampingan dengan pembangunan modern dan inovasi.

Anugerah ini menjadi pengingat bahwa upaya pelestarian budaya perlu terus mendapat dukungan nyata, tidak hanya dari negara, tapi juga dari individu yang sadar akan pentingnya sejarah, nilai, dan jati diri bangsa.

Fenomena Terkini






Trending