Fachri Albar Tertangkap Lagi karena Narkoba, Ahmad Sahroni Usulkan Rehabilitasi Super Khusus

24 April 2025 09:01 WIB
fachri-albar-usai-ditangkap-karena-narkoba-taufiqdetikcom-1745392308111_169.jpeg

Kuatbaca.com - Aktor Fachri Albar kembali menjadi sorotan publik setelah untuk ketiga kalinya ditangkap dalam kasus penyalahgunaan narkoba. Penangkapan terbaru ini membuat banyak pihak prihatin, termasuk Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni, yang menilai bahwa penanganan terhadap kasus Fachri harus lebih serius dan terfokus pada pemulihan menyeluruh, bukan sekadar penindakan hukum.

1. Tiga Kali Terjerat Kasus Narkoba, Fachri Dianggap Butuh Penanganan Khusus

Penangkapan Fachri Albar oleh Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat dilakukan pada Minggu, 20 April 2025, di kediamannya di Jakarta Selatan. Saat penangkapan, Fachri diketahui sedang sendirian. Polisi juga mengonfirmasi bahwa hasil tes urinenya menunjukkan positif mengandung narkoba.

Kasus ini menjadi kali ketiga Fachri berurusan dengan hukum terkait narkoba. Riwayat kecanduan yang berulang ini menimbulkan pertanyaan besar tentang efektivitas penanganan sebelumnya.

2. Ahmad Sahroni: Fachri Butuh Rehabilitasi Super Khusus

Menanggapi kabar tersebut, Ahmad Sahroni menyatakan bahwa Fachri bukan hanya harus direhabilitasi, tetapi juga ditempatkan di pusat rehabilitasi yang super khusus.

"Harus di taruh tempat rehab yang super khusus," ujar Sahroni.

Menurutnya, Fachri adalah korban, dan pendekatan yang diperlukan bukan sekadar penahanan, melainkan pemulihan mendalam dan berkelanjutan, termasuk aspek kejiwaan dan spiritual.

3. Bimbingan Agama Jadi Salah Satu Kunci Pemulihan

Sahroni menambahkan bahwa bimbingan agama sebaiknya menjadi bagian integral dari proses rehabilitasi Fachri. Menurutnya, pendekatan spiritual bisa membantu sang aktor menemukan kembali arah hidup dan menjauh dari penyalahgunaan zat adiktif.

“Dia sebagai korban. Harus dikasih bimbingan agama biar taubat,” tegas Sahroni.

Hal ini memperlihatkan bahwa pendekatan restoratif dan rehabilitatif lebih dikedepankan daripada pendekatan retributif dalam kasus seperti ini.

4. Reaksi Masyarakat: Simpati dan Kekhawatiran

Kabar penangkapan Fachri Albar memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang merasa kecewa, namun tak sedikit pula yang justru mengungkapkan simpati.

Sebagai seorang figur publik sekaligus ayah dari keluarga artis ternama, Fachri menjadi contoh nyata bagaimana tekanan hidup di industri hiburan bisa memicu keterjeratan dalam narkoba jika tidak diimbangi dengan mental dan spiritual yang kuat.

5. Evaluasi Penanganan Kecanduan di Kalangan Publik Figur

Kasus Fachri Albar juga menjadi refleksi bagi sistem penanganan pecandu narkoba di Indonesia, khususnya di kalangan selebritas. Rehabilitasi yang hanya bersifat formalitas atau pendek tanpa pengawasan jangka panjang sering kali tidak cukup efektif.

Perlu adanya:

  • Program rehabilitasi terpadu dan jangka panjang
  • Pemantauan berkelanjutan pasca-rehabilitasi
  • Keterlibatan keluarga dan komunitas dalam proses pemulihan
  • Pendekatan spiritual dan mental sebagai bagian dari terapi

Kembali ditangkapnya Fachri Albar dalam kasus narkoba menjadi alarm keras bagi semua pihak—baik aparat penegak hukum, dunia hiburan, hingga masyarakat luas—tentang pentingnya pendekatan rehabilitatif yang lebih holistik.

Ahmad Sahroni dengan tegas mendorong agar Fachri tidak hanya direhabilitasi, tapi juga ditempatkan di pusat khusus dengan pendekatan spiritual dan psikologis yang mendalam. Harapannya, sang aktor bisa benar-benar pulih dan tak lagi terjebak dalam lingkaran hitam penyalahgunaan narkoba.

Satu hal yang pasti, melawan narkoba bukan hanya soal penangkapan, tapi juga soal penyembuhan dan penyelamatan masa depan.

Fenomena Terkini






Trending