Elon Musk Akui Menyesal Kritik Trump, Pertanda Rujuk Lagi?

12 June 2025 13:20 WIB
saya-kebangetan-elon-musk-ingin-rujuk-lagi-dengan-trump-1749694320337.jpeg

Kuatbaca.com - Hubungan antara dua tokoh besar Amerika Serikat, Elon Musk dan Donald Trump, kembali jadi sorotan publik. Kali ini, pemilik Tesla dan SpaceX itu mengakui bahwa dirinya menyesal telah melontarkan kritik keras terhadap Presiden Donald Trump. Pengakuan ini memunculkan spekulasi baru: apakah keduanya akan berdamai dan menjalin aliansi politik kembali?

Pernyataan tersebut disampaikan Elon Musk melalui platform media sosial X pada Rabu (11/6/2025). Dalam cuitannya, ia menyatakan bahwa beberapa komentarnya pekan lalu terhadap Trump seharusnya tidak diucapkan. “Saya menyesali beberapa unggahan saya tentang Presiden @realDonaldTrump minggu lalu. Itu keterlaluan,” tulis Musk, dikutip dari AFP.

Pernyataan ini keluar hanya beberapa hari setelah hubungan mereka memanas. Padahal sebelumnya, Musk dikenal sebagai salah satu pendukung Trump yang paling berpengaruh secara politik dan finansial.

Dari Kritikus Jadi Sekutu, Kini Retak Lagi

Pada masa kampanye pemilihan presiden 2016, Musk sempat mengkritik Trump secara terbuka. Namun, dalam perjalanan waktu, Musk justru berbalik arah dari akar politik Demokratnya dan mulai mendukung kebijakan Trump, terutama dalam hal pemotongan pajak dan deregulasi.

Dukungan tersebut bahkan membuahkan posisi penting bagi Musk ketika Trump kembali ke Gedung Putih pada awal tahun ini. Musk diangkat sebagai kepala Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) — sebuah lembaga baru yang bertugas memangkas pengeluaran negara. Sayangnya, jabatan strategis itu juga membawa banyak kontroversi dan tekanan dari investor.

Tekanan tersebut akhirnya membuat Musk menarik diri dari pemerintahan Trump bulan lalu. Inilah yang menjadi awal dari renggangnya hubungan keduanya dan memicu saling sindir secara terbuka.

Kritik Tajam Musk dan Ancaman Balasan Trump

Sumber perseteruan teranyar antara Musk dan Trump terjadi ketika Musk menyebut rencana anggaran Trump sebagai kebijakan fiskal yang "menjijikkan". Ia juga menyindir dugaan kedekatan Trump dengan pelaku kejahatan seksual Jeffrey Epstein. Trump merespons dengan ancaman mencabut kontrak-kontrak pemerintah yang selama ini diberikan kepada perusahaan-perusahaan milik Musk.

Tak tanggung-tanggung, ancaman tersebut bisa berdampak miliaran dolar AS. SpaceX, misalnya, selama ini mengandalkan kontrak dari Departemen Pertahanan dan NASA senilai lebih dari 22 miliar dolar AS.

Konflik tersebut sempat memanas di media sosial, namun laporan dari Politico menyebut bahwa keduanya dijadwalkan untuk berbicara guna meredakan ketegangan. Walaupun begitu, Gedung Putih menyatakan bahwa Trump belum berencana menghubungi Musk.

Saham Tesla Anjlok Lalu Bangkit Lagi

Dampak konflik ini langsung terasa di pasar saham. Saham Tesla terjun bebas hingga kehilangan nilai pasar sebesar 150 miliar dolar AS hanya dalam satu hari perdagangan. Ini merupakan penurunan terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut.

Namun, usai muncul spekulasi rekonsiliasi, saham Tesla kembali melonjak hingga lima persen di sesi pra-pembukaan pasar. Ini menunjukkan betapa sensitifnya pasar terhadap hubungan kedua tokoh tersebut.

Sebelumnya, saham Tesla juga mengalami gejolak karena kebijakan Trump mengenai subsidi kendaraan listrik. Rencana penghapusan insentif pajak senilai $7.500 akan memangkas keuntungan Tesla secara signifikan.

Ancaman Serius bagi Kerajaan Bisnis Musk

Bukan hanya Tesla yang terancam, tetapi juga SpaceX dan Starlink. SpaceX adalah satu-satunya perusahaan AS yang memiliki pesawat antariksa berawak bersertifikasi untuk membawa astronot ke ISS. Jika kontraknya dihentikan, program luar angkasa nasional bisa terganggu parah.

Layanan internet satelit Starlink juga sangat bergantung pada kontrak militer dan layanan darurat di Amerika Serikat. Starlink telah banyak digunakan di daerah terpencil, kapal militer, kendaraan lapis baja, bahkan dalam penanganan bencana alam.

Jika hubungan Musk dan Trump benar-benar retak permanen, dampaknya tidak hanya pada Musk secara pribadi, tetapi juga terhadap stabilitas program strategis AS yang bergantung pada teknologinya.

Arah Hubungan Trump-Musk Selanjutnya Masih Abu-Abu

Pengakuan penyesalan Musk ini bisa jadi merupakan langkah awal untuk memperbaiki hubungan dengan Trump. Namun, belum jelas apakah Trump bersedia membuka kembali pintu kerja sama. Apalagi, tekanan politik dan opini publik sedang panas.

Yang pasti, apa pun langkah keduanya ke depan, hal itu akan berdampak besar pada politik, ekonomi, dan industri teknologi AS. Momen ini bisa jadi ujian bagi Musk untuk menjaga keseimbangan antara ambisi bisnis dan dinamika politik yang sangat fluktuatif.

Kisah tarik ulur antara Elon Musk dan Donald Trump memperlihatkan bagaimana hubungan pribadi dua tokoh berpengaruh bisa memengaruhi pasar dan kebijakan nasional. Meski Musk sudah menyatakan penyesalan, masa depan kemitraannya dengan Trump masih belum pasti. Yang jelas, dunia sedang mengamati — dan para investor menunggu, dengan penuh kecemasan dan harapan.

Fenomena Terkini






Trending