Efisiensi Anggaran di Dinas Perpustakaan Lebak, Layanan Perpustakaan Keliling Dikurangi

Kuatbaca - Di tengah upaya efisiensi anggaran yang tengah diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, layanan perpustakaan keliling dan pengadaan buku di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) setempat mengalami pengurangan. Hal ini berimbas pada sejumlah wilayah yang sebelumnya menikmati layanan perpustakaan keliling, yang kini hanya akan dijangkau sebagian kecil wilayah dari total kecamatan yang ada.
Penyesuaian Anggaran Akibat Kebijakan Efisiensi
Menurut pihak Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Lebak, anggaran yang tersedia untuk tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 5,4 miliar. Anggaran ini mencakup berbagai kegiatan penting, seperti perawatan fasilitas, serta gaji pegawai. Namun, dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran yang ditetapkan oleh pemerintah, DPK diminta untuk memangkas anggaran sebesar Rp 270 juta. Penyesuaian anggaran ini tentunya berdampak pada beberapa aspek layanan yang disediakan oleh Dinas, salah satunya adalah layanan perpustakaan keliling yang diharapkan dapat menjangkau seluruh kecamatan di Lebak.
Salah satu dampak terbesar dari efisiensi anggaran ini adalah pengurangan layanan perpustakaan keliling. Dulu, perpustakaan keliling dapat menjangkau 28 kecamatan yang ada di Kabupaten Lebak, tetapi sekarang hanya 15 kecamatan yang bisa dilayani. Dengan adanya pengurangan ini, setiap kecamatan yang tersisa hanya akan memperoleh layanan sebanyak tiga kali dalam setahun, atau akan ada tiga lokasi yang bergantian mendapat giliran kunjungan.
Fokus pada Daerah Terpencil
Meski demikian, pihak DPK Lebak mengungkapkan bahwa prioritas layanan perpustakaan keliling akan difokuskan pada daerah-daerah yang lebih terpencil dan sulit dijangkau. Hal ini bertujuan agar masyarakat yang tinggal di pelosok tetap bisa mendapatkan akses kepada buku-buku bacaan dan informasi. Sementara itu, warga yang tinggal lebih dekat dengan kota-kota besar atau pusat kecamatan seperti Rangkasbitung, disarankan untuk mendatangi perpustakaan tetap yang ada di kota, seperti Perpustakaan Saidjah Adinda, untuk mengakses buku.
Selain layanan perpustakaan keliling, kebijakan efisiensi anggaran juga berdampak pada pengadaan buku. Sebelumnya, anggaran untuk pengadaan buku mencapai Rp 30 juta yang memungkinkan DPK Lebak untuk menambah sekitar 200 judul buku dengan total 400 eksemplar. Namun, setelah pemangkasan anggaran, anggaran yang tersedia hanya Rp 15 juta, yang hanya mampu mencakup 100 judul buku dengan jumlah eksemplar yang juga berkurang menjadi 200 eksemplar.
Dengan adanya pengurangan ini, pihak DPK Lebak merasa kesulitan untuk menambah koleksi buku yang dibutuhkan oleh pengunjung perpustakaan, yang tentu saja berdampak pada keberagaman sumber bacaan. Hal ini semakin memprihatinkan karena koleksi buku yang ada di perpustakaan sudah tidak sebanyak yang diharapkan. Untuk itu, mereka berharap agar pengunjung yang meminjam buku lebih disiplin dalam mengembalikannya tepat waktu, guna menjaga kelancaran sirkulasi buku.
Kondisi Fasilitas yang Membutuhkan Perbaikan
Selain pengurangan layanan dan pengadaan buku, ada juga beberapa masalah fasilitas yang turut terkena dampak. Salah satunya adalah kondisi pendingin ruangan (AC) di ruang baca umum dan ruang anak yang sudah usang dan tidak berfungsi dengan baik. Pihak DPK Lebak mengungkapkan bahwa mereka masih harus terus menggunakan AC yang sudah tidak optimal, meskipun kondisi tersebut tentu saja tidak ideal bagi kenyamanan pengunjung.
Menurut Kadarina, Kepala Bidang Perpustakaan DPK Lebak, perbaikan fasilitas seperti AC dan pendampingan bagi taman baca masyarakat juga harus ditunda. Sebelumnya, ada rencana untuk meningkatkan kualitas fasilitas dan memberikan pendampingan bagi taman baca masyarakat, namun hal tersebut terpaksa dibatalkan karena keterbatasan anggaran yang ada.
Dengan adanya kebijakan efisiensi anggaran ini, DPK Lebak berharap pemerintah dapat lebih memperhatikan sektor pendidikan dan literasi masyarakat. Meskipun efisiensi anggaran menjadi langkah yang perlu diambil untuk menjaga keuangan daerah, pengurangan layanan perpustakaan keliling dan pengadaan buku tentu memberikan dampak besar terhadap masyarakat yang bergantung pada layanan tersebut.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lebak pun berjanji akan terus berupaya memberikan layanan terbaik meskipun dengan keterbatasan anggaran. Mereka berharap bahwa dengan kerjasama yang baik dari seluruh pihak terkait, kondisi ini bisa diatasi dengan cara yang lebih bijaksana dan memberikan manfaat lebih bagi masyarakat, terutama dalam meningkatkan minat baca dan literasi di wilayah tersebut.
Kebijakan efisiensi anggaran memang memberikan tantangan tersendiri bagi sektor perpustakaan di Kabupaten Lebak. Namun, dengan adanya perhatian lebih terhadap daerah yang membutuhkan akses buku dan informasi, diharapkan pengurangan ini tidak akan menghalangi upaya masyarakat untuk terus belajar dan berkembang.