Kuatbaca.com-Kepergian Mayjen (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya meninggalkan duka mendalam bagi bangsa Indonesia. Sosok yang dikenal luas sebagai Bapak Pencak Silat Dunia ini wafat dalam usia 93 tahun dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Namanya tidak hanya besar di dunia bela diri tradisional Indonesia, tetapi juga dikenal sebagai tokoh militer dan pemimpin yang membaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.
Semasa hidup, Eddie pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984–1987. Ia juga mengemban amanah sebagai Ketua Umum Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI), serta menjadi tokoh utama dalam memperkenalkan pencak silat ke kancah dunia internasional.
Karier Eddie Nalapraya dimulai dari bawah sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI). Dengan semangat dan dedikasi, ia berhasil meniti karier hingga mencapai pangkat mayor jenderal. Perjalanan panjangnya sebagai tentara membuatnya dikenal sebagai sosok disiplin, tangguh, dan memiliki jiwa kepemimpinan tinggi.
Tak hanya di dunia militer, kontribusinya juga terasa di ranah pemerintahan saat ia mendampingi Gubernur R. Soeprapto sebagai Wakil Gubernur Jakarta. Dalam perannya tersebut, Eddie menunjukkan kepedulian besar terhadap budaya lokal dan pengembangan generasi muda, terutama lewat pencak silat.
Eddie bukan hanya tokoh militer, tetapi juga tokoh budaya yang berhasil membawa pencak silat Indonesia ke panggung dunia. Di bawah kepemimpinannya, IPSI berkembang pesat dan pencak silat resmi diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO.
Kecintaannya terhadap seni bela diri tradisional ini mendorongnya untuk membangun sistem pelatihan, kompetisi, hingga mendorong pencak silat menjadi bagian penting dalam pendidikan karakter bangsa. Ia percaya bahwa pencak silat bukan sekadar olahraga, tetapi juga bentuk pelestarian nilai-nilai luhur seperti keberanian, kesopanan, dan cinta tanah air.
Kepergian Eddie Nalapraya membawa duka mendalam bagi para tokoh nasional, termasuk Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung. Keduanya hadir langsung untuk memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah.
Dalam suasana haru, mereka menyampaikan rasa kehilangan atas wafatnya seorang tokoh yang tak hanya berjasa di bidang bela diri, tetapi juga berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Doa dan penghormatan diberikan sebagai bentuk penghargaan atas dedikasi dan keteladanan yang telah ditunjukkan Eddie selama hidupnya.
Sosok Eddie Nalapraya akan selalu dikenang sebagai seorang patriot sejati. Dedikasinya untuk bangsa, baik melalui dunia militer maupun pencak silat, menjadikannya panutan bagi banyak generasi. Ia bukan hanya dikenal di kalangan pendekar, tetapi juga
dihormati oleh masyarakat luas karena ketulusan dan komitmennya membangun Indonesia.
Warisan yang ditinggalkannya bukan sekadar organisasi atau jabatan, tetapi nilai-nilai luhur yang menginspirasi. Keteguhan hati, keberanian, cinta budaya, dan semangat mengabdi adalah warisan yang tak ternilai. Tak heran jika ia dianugerahi penghargaan Bintang Mahaputera, sebuah bentuk pengakuan negara atas jasa-jasa luar biasanya.
Mayjen (Purn) Eddie Mardjoeki Nalapraya bukan hanya tokoh Betawi atau pencak silat, melainkan tokoh nasional yang telah memberikan kontribusi besar sepanjang hidupnya. Kepergiannya memang menjadi kehilangan, tetapi semangat dan dedikasi yang ia tinggalkan akan terus hidup dalam semangat para penerus bangsa.
Semoga keteladanan beliau menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk mencintai budaya sendiri dan terus berjuang demi kemajuan bangsa. Selamat jalan, patriot sejati. Jasamu akan selalu abadi dalam sejarah Indonesia.