Duka di Perairan Maluku: Dua Mahasiswa UGM Gugur Saat KKN

2 July 2025 13:35 WIB
satu-mahasiswa-kkn-ugm-ditemukan-tewas-dievakuasi-ke-rsud-karel-sadsuitubun-1751387253798_169.jpeg

Kuatbaca - Sebuah musibah memilukan terjadi di perairan Maluku Tenggara saat dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, kehilangan nyawa dalam kecelakaan laut. Keduanya sedang menjalani program Kuliah Kerja Nyata (KKN), sebuah bentuk pengabdian kepada masyarakat yang kerap menjadi momen penting bagi para mahasiswa. Namun, di tengah semangat pengabdian itu, nyawa dua pemuda ini justru melayang setelah longboat yang mereka tumpangi terbalik di lautan.

Insiden tersebut menggemparkan publik, terutama keluarga besar UGM dan masyarakat di wilayah Maluku Tenggara. Kedua korban, yakni Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo, dinyatakan meninggal dunia dalam insiden yang terjadi pada Selasa, 1 Juli 2025.

Detik-Detik Kecelakaan di Perairan Pulau Wahr

Kecelakaan bermula saat sebuah longboat berpenumpang 12 orang bertolak dari Desa Debut menuju Pulau Wahr. Sekitar pukul 14.07 WIT, kapal kecil itu terbalik di tengah perjalanan, diduga akibat gelombang laut yang cukup tinggi. Laporan awal yang diterima oleh Pos SAR Tual menyebutkan bahwa hanya tujuh orang berada di atas kapal. Namun, informasi tersebut kemudian diralat: ternyata total ada 12 orang dalam longboat tersebut.

Sekitar pukul 15.40 WIT, Pos SAR Tual menerima informasi dari seorang warga bernama Fauziadiah mengenai kecelakaan tersebut. Informasi itu langsung ditindaklanjuti. Tim gabungan dari SAR Ambon, aparat setempat, dan relawan masyarakat dikerahkan ke lokasi menggunakan perahu karet berkecepatan tinggi atau Rigid Inflatable Boat. Titik koordinat yang dituju berada sekitar 22 mil laut dari Dermaga PSDKP Tual, mengarah ke barat daya.

Upaya Penyelamatan yang Berpacu dengan Waktu

Begitu menerima laporan, tim SAR langsung bergerak cepat. Pukul 17.30 WIT, mereka tiba di Desa Debut dan mulai berkoordinasi dengan warga sekitar. Dari informasi lapangan, diketahui bahwa 10 dari 12 penumpang berhasil menyelamatkan diri. Namun, satu orang telah ditemukan dalam kondisi tak bernyawa, dan satu lainnya masih dalam pencarian.

Pencarian pun dilanjutkan hingga larut malam. Pukul 23.00 WIT, unsur masyarakat yang turut membantu pencarian akhirnya berhasil menemukan korban kedua, yang juga dalam kondisi meninggal dunia. Jenazah langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Karel Sadsuitubun di Langgur untuk keperluan identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

Deretan Nama Korban Selamat

Meski dua nyawa tak terselamatkan, 10 orang lainnya berhasil keluar dari maut. Mereka adalah gabungan dari mahasiswa dan warga lokal, yakni Daeren Sakti Hermanu, Muhammad Arva Sagraha, Ridwan Rahardian Wijaya, Afifudin Baliya Pratista Halimawan, serta lima warga Maluku: Maikel Letsoin (28), Marvel Letsoin (26), Mikel Mipuka (27), Atin Letsoin (16), dan Penus Letsoin (27).

Berbagai pihak, baik dari pemerintah daerah, kampus UGM, maupun masyarakat luas menyampaikan belasungkawa atas tragedi ini. Duka mendalam menyelimuti keluarga korban, rekan-rekan satu kelompok KKN, serta para dosen pembimbing.

Tragedi ini menjadi pengingat penting akan pentingnya aspek keselamatan dalam kegiatan KKN, terutama yang berlangsung di daerah terpencil atau kawasan perairan. Pengabdian mahasiswa memang mulia, tetapi keselamatan jiwa tak boleh diabaikan. Kegiatan seperti menyeberangi laut dengan longboat seharusnya dilakukan dengan standar keamanan tinggi—penggunaan pelampung, kondisi cuaca yang layak, dan kesiapan teknis kapal harus menjadi perhatian utama.

Pihak kampus dan lembaga pemerintah terkait diharapkan dapat melakukan evaluasi menyeluruh. Termasuk peningkatan sinergi dengan aparat setempat guna memastikan bahwa setiap aktivitas mahasiswa di daerah bisa berlangsung aman, tanpa mengorbankan nyawa.

Meski usia mereka masih muda, pengabdian Septian Eka Rahmadi dan Bagus Adi Prayogo akan terus dikenang. Mereka gugur dalam misi mulia, bukan di medan perang bersenjata, melainkan di medan sosial—membangun, menginspirasi, dan berkontribusi untuk negeri.

Peristiwa ini juga mengajak kita untuk menghargai setiap upaya anak bangsa yang turun langsung ke lapangan demi kemajuan masyarakat. Dan di tengah duka, semoga kita tak lupa untuk menanamkan kembali semangat gotong royong, kepedulian, dan rasa hormat terhadap mereka yang telah berkorban. Sebab kisah pengabdian seperti ini, meski berujung pilu, akan selalu menjadi bagian dari narasi besar perjuangan anak muda Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending