Dokter Kandungan di Garut Diduga Lecehkan Pasien, Korban Mulai Buka Suara

Kuatbaca.com - Dunia medis kembali tercoreng oleh tindakan oknum tenaga kesehatan. Seorang dokter kandungan berinisial MSF alias I yang bertugas di Garut, Jawa Barat, ditangkap polisi atas dugaan pelecehan seksual terhadap pasien. Tak hanya itu, dokter tersebut juga dilaporkan kerap mengirimkan pesan mesum kepada korban usai pemeriksaan kandungan. Kasus ini mengundang perhatian publik karena menyangkut profesi yang seharusnya menjadi tempat paling aman dan nyaman bagi pasien, terutama perempuan.
1. Dua Korban Resmi Laporkan Kasus Pelecehan ke Polisi
Hingga Rabu, 16 April 2025, Polres Garut mencatat sudah ada dua orang korban yang secara resmi melaporkan tindakan tak senonoh yang dilakukan oleh MSF. Kapolres Garut AKBP M. Fajar Gemilang menyampaikan bahwa kedua korban tersebut mengaku mendapatkan perlakuan cabul dari sang dokter saat menjalani pemeriksaan medis.
2. Korban Video Viral Bukan Termasuk yang Melapor
Menariknya, kedua korban yang telah melapor ke polisi bukanlah perempuan yang terekam dalam video viral dugaan pelecehan oleh MSF yang sempat beredar di media sosial. Dengan kata lain, setidaknya sudah ada tiga korban yang dapat diidentifikasi, termasuk yang ada dalam video tersebut. Polisi pun membuka kemungkinan jumlah korban bisa lebih banyak lagi, mengingat reputasi buruk MSF yang mulai terungkap ke publik.
3. Modus Chat Mesum Lewat WhatsApp
Salah satu korban lainnya, seorang wanita asal Kecamatan Cibatu yang identitasnya disamarkan dengan nama Mawar, juga buka suara kepada media. Mawar menceritakan bahwa dirinya menerima chat berisi pesan mesum dari MSF setelah menjalani pemeriksaan Ultrasonografi (USG) pada pertengahan tahun 2024. Saat itu, MSF meminta nomor kontak dengan dalih untuk kebutuhan medis, namun setelah itu justru digunakan untuk mengirimkan pesan-pesan tidak pantas.
4. Reaksi Korban dan Keluarga: Lapor ke Suami
Mawar mengaku awalnya tidak curiga karena berpikir bahwa pemberian nomor WA adalah hal wajar. Namun, seiring waktu, pesan-pesan MSF mulai menjurus ke arah yang vulgar dan tidak etis. Merasa tidak nyaman dan trauma, Mawar langsung melaporkan kejadian tersebut kepada suaminya. Keberaniannya berbicara kepada media membuka ruang bagi korban lain untuk menyuarakan pengalaman serupa.
5. Polisi Lanjutkan Penyelidikan dan Galang Bukti Tambahan
Pihak kepolisian terus menggali informasi lebih dalam terkait kasus ini. Selain menghimpun keterangan dari para korban, penyidik juga menelusuri rekam jejak digital dan isi percakapan antara MSF dengan para pasien. Tujuannya adalah membuktikan adanya pola pelecehan yang dilakukan secara sistematis. Polisi juga mengimbau masyarakat, khususnya para ibu hamil yang pernah menjadi pasien MSF, agar segera melapor jika mengalami hal serupa.
6. Kepercayaan Publik terhadap Tenaga Medis Tercoreng
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi dunia medis di Indonesia. Kepercayaan publik terhadap dokter, khususnya spesialis kandungan, sangat rentan rusak akibat tindakan menyimpang yang dilakukan oleh segelintir oknum. Padahal, profesi ini sejatinya adalah salah satu yang paling dihormati karena berhubungan langsung dengan keselamatan ibu dan anak.
7. Masyarakat Diminta Berani Melapor
Kapolres Garut dan sejumlah aktivis perlindungan perempuan meminta korban lainnya untuk tidak takut bersuara. Dalam kasus pelecehan seksual, keberanian korban untuk melapor adalah kunci agar pelaku bisa diproses secara hukum dan mencegah terjadinya kasus serupa di kemudian hari. Pemerintah daerah juga diharapkan memberikan pendampingan hukum dan psikologis kepada para korban.
Kasus MSF menambah daftar panjang pelanggaran etik dan hukum oleh oknum tenaga medis. Penegakan hukum yang tegas dan perlindungan terhadap korban menjadi langkah mutlak agar kejadian ini tidak menimbulkan trauma yang lebih dalam. Ke depannya, diperlukan sistem pengawasan yang lebih ketat terhadap praktik medis demi menjaga integritas dan kepercayaan masyarakat terhadap profesi dokter.