Demo Tuntut Pembebasan Imran Khan Memanas, Bentrokan di Islamabad Kian Intens

26 November 2024 16:34 WIB
demonstran-membakar-semak-semak-untuk-mengurangi-efek-gas-air-mata-yang-ditembakkan-polisi-pakistan_169.jpeg

Kuatbaca.com-Aksi demonstrasi besar-besaran yang menuntut pembebasan mantan Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, memicu bentrokan hebat di Islamabad. Situasi semakin panas ketika pasukan keamanan menggunakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa yang melanggar larangan aksi unjuk rasa di wilayah ibu kota Pakistan.

1. Demonstrasi Memanas, Polisi dan Demonstran Terlibat Bentrokan

Ribuan demonstran dari Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpin oleh Imran Khan, memadati jalan-jalan di Islamabad meski telah diberlakukan larangan berkumpul. Para demonstran yang bersenjatakan tongkat dan ketapel menyerang polisi di wilayah barat Islamabad, hanya beberapa kilometer dari kawasan pemerintahan yang mereka tuju.

Bentrokan ini menelan korban jiwa, dengan seorang polisi dilaporkan meninggal dunia dan sembilan lainnya terluka parah. Situasi ini merupakan bagian dari ketegangan yang terjadi sejak Khan dijatuhkan dari kursi

perdana menteri pada 2022 dan dijerat puluhan kasus hukum yang disebutnya bermotif politik.


2. Pemerintah Berlakukan Lockdown dan Pemadaman Internet

Sebagai respons terhadap eskalasi demonstrasi, pemerintah Pakistan memberlakukan lockdown di ibu kota sejak Sabtu (23/11) tengah malam. Lebih dari 20.000 personel keamanan dikerahkan, lengkap dengan peralatan anti-huru-hara seperti perisai dan tongkat. Selain itu, akses internet seluler secara sporadis diputus untuk mencegah penyebaran informasi yang dapat memperkeruh situasi.

Sekolah dan universitas di Islamabad juga diliburkan selama dua hari untuk memastikan keamanan. Pemerintah menyebut alasan "kekhawatiran keamanan" sebagai penyebab kebijakan tersebut, namun langkah ini menuai kritik dari para demonstran yang merasa suara mereka sengaja dibungkam.

3. Tuntutan PTI: Bebaskan Imran Khan dan Adili Pemilu

Pendukung PTI menyuarakan tuntutan utama mereka, yakni pembebasan Imran Khan yang mereka anggap

sebagai korban konspirasi politik. Mereka juga memprotes dugaan kecurangan dalam pemilu Februari lalu, yang disertai amandemen konstitusi baru-baru ini. Amandemen tersebut disebut-sebut memberikan kekuasaan lebih besar kepada pengadilan, yang berujung pada jeratan hukum terhadap Khan.

Dalam aksi ini, konvoi demonstran dari Provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Punjab, dua provinsi terpadat di Pakistan, terlihat menyingkirkan barikade jalan berupa kontainer untuk mendekati kawasan pemerintahan. Namun, Menteri Dalam Negeri Pakistan, Mohsin Naqvi, menegaskan bahwa siapa pun yang melanggar batas keamanan akan ditangkap.


4. Popularitas Imran Khan Tetap Tinggi di Tengah Gejolak

Imran Khan, mantan bintang kriket yang karismatik, menjabat sebagai Perdana Menteri Pakistan dari 2018 hingga 2022. Meskipun kini tersandung puluhan kasus hukum, popularitas Khan tidak surut. Para pendukungnya melihatnya sebagai simbol perlawanan terhadap pemerintahan yang mereka anggap tidak kompeten dan represif.

Situasi yang memanas ini mencerminkan polarisasi politik yang semakin tajam di Pakistan. Dengan ribuan demonstran yang terus menuntut keadilan dan reformasi, pemerintah Pakistan menghadapi tantangan besar dalam menavigasi situasi ini tanpa memperburuk kondisi keamanan dan stabilitas politik.

Demonstrasi yang berlangsung di Islamabad mencerminkan ketegangan politik yang mendalam di Pakistan. Tuntutan pembebasan Imran Khan menjadi simbol perjuangan kelompok oposisi, sementara pemerintah menghadapi tekanan untuk menjaga stabilitas di tengah kritik internasional. Bagaimana penyelesaian krisis ini akan menjadi penentu arah masa depan politik Pakistan.

Fenomena Terkini






Trending