Dari Pakaian Impor ke Perlengkapan Bayi: Perjalanan Bisnis Seorang Pengusaha Depok

19 April 2025 16:04 WIB
kisah-bos-pakaian-impor-di-mal-banting-setir-jadi-pedagang-perlengkapan-bayi-1744941298748_169.jpeg

Kuatbaca.com-Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar bagi para pelaku usaha di berbagai sektor, tak terkecuali bagi Mansyur, seorang pengusaha fesyen asal Jakarta yang harus memutar haluan bisnisnya demi bertahan hidup. Dari kejayaannya menjual pakaian impor hingga akhirnya memilih menjual perlengkapan bayi, kisahnya menjadi bukti ketahanan dan fleksibilitas seorang pelaku UMKM dalam menghadapi badai ekonomi.


1. Kejayaan Bisnis Fesyen yang Kini Tinggal Kenangan

Sebelum pandemi melanda, Mansyur (46) dikenal sebagai salah satu pemilik usaha fesyen yang cukup sukses di Jakarta. Memulai usaha pada tahun 2002 di WTC Mangga Dua, ia kemudian membuka cabang di Bekasi dan berpindah ke Cengkareng, Jakarta Barat. Fokus pada penjualan pakaian impor untuk kelas menengah ke atas, ia memperoleh barang dagangan dari Pasar Tanah Abang.

Omzetnya bisa mencapai Rp 30 juta saat Ramadan dan Lebaran—periode emas bagi bisnis fesyen. Dengan lima kios yang beroperasi, bisnisnya terus berkembang selama hampir dua dekade. Namun, badai pandemi memukul keras sektor ritel, terutama usaha yang berada di pusat perbelanjaan.


2. Terpaksa Menyerah, Pandemi Hancurkan Semua Rencana

Ketika kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diberlakukan, aktivitas ekonomi melambat drastis. Mansyur mengalami penurunan omzet yang sangat signifikan, bahkan sempat tidak memperoleh penghasilan selama empat bulan. Beban operasional seperti sewa ruko sebesar Rp 60 juta per tahun dan gaji karyawan tetap harus ditanggung meski pemasukan nihil.

Ia sempat mencoba bertahan hingga pandemi mereda, berharap situasi kembali normal. Namun, kenyataan berkata lain. Jumlah pengunjung tidak kunjung meningkat, dan biaya operasional terus membengkak. Hingga akhirnya, dengan berat hati, ia memutuskan untuk menutup usaha fesyennya yang sudah lama dibangun.


3. Bangkit dari Keterpurukan Lewat Perlengkapan Bayi dan Singkong

Tak ingin larut dalam keterpurukan, Mansyur memutar haluan dan memanfaatkan tabungan sebesar Rp 150 juta untuk memulai usaha baru di bidang perlengkapan bayi. Ia membuka kios di Sawangan, Depok, yang dikenal sebagai kawasan perumahan baru—target pasar ideal bagi produk bayi seperti susu formula dan popok.

Gagasan itu ia dapat dari saudara yang juga menggeluti bisnis serupa. Perlahan tapi pasti, bisnis perlengkapan bayi mulai menunjukkan hasil positif. Bahkan, Mansyur sempat mencoba menggabungkan kembali penjualan pakaian impor di kios yang sama. Sayangnya, minat pasar terhadap fesyen di lokasi tersebut tidak setinggi ekspektasinya, hingga akhirnya ia memutuskan untuk sepenuhnya fokus pada produk

bayi.

Selain berdagang di Depok, Mansyur juga berinvestasi di sektor pertanian. Ia membuka kebun singkong seluas dua hektar di kampung halamannya, Lampung, serta menyewa tiga hektar tambahan. Dengan strategi diversifikasi ini, ia berharap dapat memiliki dua sumber pendapatan yang stabil.


4. Peran KUR BRI dan Digitalisasi Usaha yang Menyelamatkan

Dalam perjalanannya membangun usaha, Mansyur juga memanfaatkan fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI. Ia mendapatkan pembiayaan secara bertahap mulai dari Rp 20 juta hingga Rp 100 juta. Ketika pandemi berlangsung, program restrukturisasi KUR memberinya kelonggaran untuk menunda pembayaran cicilan, yang sangat membantu kelangsungan bisnisnya.

Tak hanya itu, Mansyur juga mengikuti perkembangan digital dengan menyediakan layanan pembayaran non-tunai melalui QRIS. Kemudahan ini membuat pelanggan setia merasa nyaman berbelanja di tokonya. Salah satu pelanggan bahkan mengaku lebih memilih kios Mansyur karena bisa membayar dengan QRIS yang praktis.

Kini, meskipun masih menyimpan semangat untuk kembali menggeluti dunia fesyen, Mansyur memilih fokus pada apa yang sedang berjalan: penjualan perlengkapan bayi dan pertanian singkong. Langkahnya adalah cerminan dari semangat UMKM Indonesia yang terus beradaptasi, bertahan, dan berkembang meskipun diterpa tantangan berat.

Fenomena Terkini






Trending