Dari Meracik Bom Menjadi Meracik Kopi: Umar Patek Pilih Menyeduh Damai

4 June 2025 11:12 WIB
umar-patek-eks-napiter-launching-kopi-ramu-1749002424444_169.jpeg

Kuatbaca.com - Umar Patek, nama yang dahulu menggemparkan Indonesia karena keterlibatannya dalam tragedi Bom Bali 1, kini hadir dalam wajah yang sangat berbeda. Setelah menjalani masa hukumannya dan bebas dari Lapas Porong pada Desember 2022, pria bernama asli Hisyam bin Alizein ini memilih jalan hidup baru: menjadi seorang barista. Ia kini memperkenalkan merek kopi miliknya sendiri yang diberi nama "Ramu Kopi", sebuah usaha yang mengusung semangat rekonsiliasi dan transformasi.

Melalui kopi, Umar ingin menunjukkan bahwa seseorang bisa berubah, bahkan dari masa lalu yang kelam. “Saya dulu dikenal karena hal yang menyakitkan dunia, kini saya meramu rasa menyeduh damai. Rasa pahit itu dulu menghancurkan, sekarang pahit ini menyembuhkan,” ujar Umar saat peluncuran produknya.

1. Filosofi Ramu Kopi: Tentang Perubahan dan Harapan

Nama "Ramu" dalam Ramu Kopi bukanlah sekadar pilihan branding. Ada filosofi mendalam yang dibawa Umar dalam setiap racikan kopinya. Kata "Ramu" berasal dari namanya sendiri yang dibalik. Simbolisasi ini mencerminkan transformasi dirinya dari masa lalu yang kelam menuju kehidupan baru yang lebih damai.

“Ramu, kalau dibalik itu Umar. Ini bukan sekadar kopi, ini tentang perubahan dan memilih hidup baru,” ungkapnya saat memperkenalkan Ramu Kopi dalam acara yang digelar di Hedon Estate, Surabaya, pada Selasa malam (3 Juni 2025).

2. Menyajikan Empat Varian Kopi, dari Arabika hingga Rempah

Sebagai bentuk keseriusan dalam dunia kopi, Ramu Kopi tidak hanya hadir sebagai simbol perubahan, tapi juga dalam cita rasa yang otentik. Umar memperkenalkan empat jenis kopi dalam peluncuran perdananya: Signature blend, Arabika Ijen, Robusta, dan varian kopi rempah. Tiap jenis kopi diramu dengan filosofi damai dan keberagaman, sesuai dengan misi Umar yang ingin menyatukan orang dari berbagai latar belakang melalui secangkir kopi.

Ia juga berharap bahwa Ramu Kopi bisa menjadi medium untuk menyebarkan pesan perdamaian, membuka ruang dialog, dan menjadi inspirasi bagi mantan narapidana lainnya bahwa perubahan selalu mungkin.

3. Dari Penjara ke Dunia Usaha: Awal Mula Ramu Kopi

Kisah berdirinya Ramu Kopi dimulai setelah Umar bebas dari penjara pada akhir 2022. Saat itu, ia mendapat tawaran dari drg. David Andreasmito, pemilik Hedon Estate, yang melihat potensi besar dalam diri Umar untuk memulai sesuatu yang positif. David pun mengajaknya untuk membangun bisnis kopi bersama. Inilah titik awal Ramu Kopi berdiri.

Dengan tekad kuat dan semangat untuk memperbaiki diri, Umar mendalami dunia perkopian. Ia belajar meracik, memahami karakteristik biji kopi, hingga akhirnya siap menyajikan produk yang bukan hanya punya rasa kuat, tapi juga cerita yang menyentuh.

4. Menyeduh Damai: Kopi sebagai Simbol Rekonsiliasi

Langkah Umar Patek menekuni dunia kopi bukan sekadar usaha bisnis, melainkan juga bentuk kontribusi pada perdamaian. Ia ingin menunjukkan bahwa semua orang punya kesempatan kedua. Transformasinya dari pelaku teror menjadi pelaku usaha menunjukkan bahwa kehidupan selalu menyediakan jalan untuk bertumbuh dan berubah.

“Ini bukan sekadar tentang menjual kopi. Ini adalah pesan bahwa kita semua bisa berubah, bahwa damai bisa diseduh dalam setiap cangkir,” ujar Umar dengan nada optimis.

Ramu Kopi tidak hanya ingin hadir di pasar sebagai produk konsumsi. Ke depan, Umar berencana menjadikan usahanya sebagai wadah pembinaan dan pemberdayaan bagi mantan narapidana lain. Ia berharap Ramu Kopi bisa membuka lapangan kerja, menjadi tempat rehabilitasi sosial, serta ruang berbagi nilai-nilai perdamaian.

Fenomena Terkini






Trending