Curhat Pencari Kerja di Job Fair: Banyak Lamar, Tapi Terganjal Usia

24 May 2025 16:34 WIB
job-fair-kemnaker-1747888686215_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pameran bursa kerja atau job fair yang digelar oleh Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pada 22–23 Mei 2025 membuka sekitar 53 ribu lowongan kerja. Namun di balik angka besar tersebut, banyak pencari kerja justru mengaku kesulitan mendapatkan panggilan, bahkan sekadar untuk proses wawancara. Beberapa peserta mengeluhkan adanya batas usia yang menyulitkan mereka melamar pekerjaan.

1. Martin: Sudah Kirim Ratusan Lamaran, Tapi Belum Dipanggil

Martin (23), seorang lulusan baru atau fresh graduate, mengaku sudah melamar ke lebih dari 50 perusahaan hanya dalam satu bulan terakhir. Bahkan dirinya rajin mengikuti lima job fair termasuk yang diselenggarakan Kemnaker di Jakarta. Namun sayangnya, belum satu pun lamaran membuahkan hasil.

"Kalau total lamar mungkin sudah ratusan. Tapi sampai sekarang belum ada yang manggil," ujar Martin kepada awak media di lokasi Job Fair, Jumat (23/5/2025).

Menurutnya, dalam satu event saja, ia bisa melamar ke 10 perusahaan lebih. Meski optimistis, Martin mengakui bahwa prosesnya tak semudah yang dibayangkan.

2. Wulan: Usia 30 Tahun Sudah Sulit Diterima

Berbeda dengan Martin, Wulan (30) menghadapi masalah yang lain. Bukan kurang pengalaman, namun batasan usia yang membuat dirinya merasa tersingkir dari persaingan.

"Usia 30 saja sudah susah banget cari kerja," keluh Wulan yang sebelumnya bekerja di kawasan Kota Kasablanka, namun sedang mencari pekerjaan baru karena kantornya pindah ke BSD.

Ia mengaku awalnya optimis karena tidak ada informasi soal batas usia di booth perusahaan. Namun saat bertanya langsung, ternyata sebagian besar lowongan dibatasi untuk usia maksimal 25–28 tahun.

"Padahal pengennya melamar sebanyak mungkin. Tapi nyatanya, yang bisa dilamar malah jadi sangat sedikit," ujarnya lagi.

3. Ari: Usia 40 Tahun, Dikhawatirkan Tidak Lagi Punya Kesempatan

Ari (40), warga Bekasi yang datang ke Job Fair selama dua hari berturut-turut, turut berbagi kisah. Ia mengaku membawa CV untuk walk-in interview, namun banyak perusahaan tidak memberikan ruang bagi pencari kerja di atas usia 35 tahun.

"Kalau begini, kita yang sudah 40 tahun berarti nggak punya tempat lagi dong di dunia kerja?" kata Ari heran.

Menurutnya, usia bukanlah penghalang untuk semangat bekerja. Justru, ia menilai pekerja yang lebih tua cenderung loyal dan siap bekerja keras, tidak seperti sebagian anak muda yang kerap berpindah-pindah pekerjaan.

4. Riani: Pengalaman 10 Tahun Tak Cukup Jika Tersandung Umur

Riani (45), pencari kerja asal Kalideres, Jakarta Barat, juga mengalami kesulitan serupa. Ia datang ke Job Fair bersama ibunya dengan harapan mendapatkan pekerjaan sebagai staf administrasi atau data entry. Namun lagi-lagi, faktor usia menjadi tembok penghalang.

"Kalau bisa sih pengennya administrasi. Tapi karena umur, ya apa saja deh. Pokoknya mau kerja," kata Riani yang mengaku memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman kerja di berbagai bidang, mulai dari pramusaji, logistik, hingga marketing.

5. Realita di Lapangan: Banyak Loker, Tapi Tidak Inklusif

Fenomena ini menunjukkan adanya jurang antara kebijakan inklusif pemerintah yang tidak mengatur batas usia secara ketat dengan praktik di lapangan yang justru menyaring kandidat berdasarkan umur.

Padahal, Kemnaker pernah menyatakan ingin mendorong penghapusan batas usia sebagai syarat utama dalam rekrutmen kerja. Sayangnya, hal itu belum sepenuhnya terealisasi di dunia industri.

6. Perlu Solusi Nyata: Perusahaan Didorong Terapkan Rekrutmen Inklusif

Pemerintah perlu mengambil langkah konkret untuk memastikan bahwa seluruh perusahaan yang terlibat dalam program job fair menjalankan prinsip inklusivitas. Termasuk, memastikan batasan usia tidak lagi menjadi diskriminasi terselubung.

Bagi banyak orang seperti Martin, Wulan, Ari, dan Riani, pekerjaan bukan hanya tentang penghasilan, tetapi juga tentang harga diri, eksistensi, dan harapan. Karena itu, membuka lebih banyak akses kerja bagi semua kalangan adalah kebutuhan yang harus diwujudkan bersama.

Fenomena Terkini






Trending