Curhat Fajar Alfian Usai Kekalahan di Indonesia Open 2025 dan Tantangan Duet Baru dengan Shohibul Fikri

Kuatbaca.com-Fajar Alfian, atlet ganda putra Indonesia, baru-baru ini mencurahkan isi hatinya melalui media sosial usai mengalami kekalahan di semifinal Indonesia Open 2025 bersama pasangannya Muhammad Rian Ardianto. Meski sudah berusaha maksimal, duet yang sudah terjalin hampir 12 tahun ini belum pernah berhasil meraih gelar juara di turnamen BWF Super 1000 Indonesia Open. Prestasi terbaik mereka selama ini adalah menembus babak semifinal, termasuk di turnamen yang baru berakhir pada Minggu (8/6/2025) lalu.
Dalam laga semifinal yang digelar di Istora GBK tersebut, Fajar/Rian harus mengakui keunggulan wakil Korea Selatan, Kim Won Ho dan Seo Seung Jae, dengan skor ketat 18-21, 21-19, dan 21-23. Kekalahan ini menambah panjang daftar puasa gelar ganda putra Indonesia, tidak hanya di Indonesia Open, tetapi juga sejak kemenangan terakhir mereka di Kumamoto Japan Masters pada November 2024.
1. Harapan Baru di Tengah Kekecewaan
Dua hari setelah turnamen selesai, Fajar menulis pesan terbuka di akun Instagram pribadinya. Ia menyatakan bahwa kemenangan bukan semata soal angka di papan skor, tetapi lebih pada ketahanan mental dan fisik dalam menghadapi tekanan dan kelelahan. Meski belum berhasil menang, Fajar yakin perjalanan kariernya bersama Rian belum selesai.
Dalam curhatnya, Fajar juga mengucapkan terima kasih kepada para pendukung yang selalu memberi semangat. Ia mendorong rekannya, Rian, untuk menikmati waktu berkualitas bersama keluarga sebelum kembali berjuang di lapangan. Lebih jauh, Fajar juga mengungkapkan kesiapan untuk menjalani fase baru dengan berduet bersama partner baru, Muhammad Shohibul Fikri, di turnamen-turnamen Jepang, China, dan Macau Open.
2. Perubahan Strategi PBSI dan Duet Fajar-Fikri
PBSI sebelumnya mengumumkan rencana perubahan pasangan ganda putra untuk sementara waktu. Fajar yang biasanya berpasangan dengan Rian akan mencoba berkompetisi dengan Shohibul Fikri karena situasi masing-masing partner yang belum memungkinkan tampil di turnamen mendatang. Rian sedang fokus mengurus keluarga, sementara Daniel Marthin, partner Fikri, masih dalam tahap pemulihan cedera.
Fajar menjelaskan bahwa keputusan berduet dengan Fikri adalah hasil arahan pelatih dan bukan keputusan sembarangan. Ia pun mengakui tantangan tersendiri karena belum pernah tampil bersama pasangan lain dalam turnamen resmi selama kariernya. Namun, kesempatan ini dianggapnya sebagai momen berharga untuk mengukur kemampuan diri dan beradaptasi dengan gaya permainan baru.
3. Ambisi dan Tantangan di Depan
Walau baru mencoba duet baru, Fajar tidak main-main. Ia menegaskan bahwa keikutsertaannya di turnamen-turnamen besar seperti Japan dan China Open bukan hanya untuk sekadar ikut bertanding, melainkan untuk membuktikan diri dan meningkatkan kualitas permainan. Sistem ranking yang mengharuskan pemain berkompetisi di turnamen Super 750 dan 1000 juga menjadi motivasi kuat untuk tetap tampil maksimal.
Pengalaman belasan tahun berpasangan dengan Rian menjadi bekal berharga, namun Fajar menyadari bahwa beradaptasi dengan Fikri akan membutuhkan proses belajar dan kerja keras. Ia berharap duet baru ini mampu memberikan warna positif bagi ganda putra Indonesia dan meraih prestasi yang membanggakan di masa depan.
Dengan semangat baru dan adaptasi pada situasi yang ada, Fajar Alfian siap menghadapi tantangan di sisa tahun 2025. Perjalanan dan perjuangannya tentu akan menjadi sorotan penggemar bulutangkis tanah air.