Cerita Rizki dan Angga, Dua Sahabat Ojol-Kurir yang Berjuang Cari Kerja Tetap di Job Fair

17 June 2025 16:36 WIB
rizki-dan-angga-1750135665962_169.jpeg

Kuatbaca.com - Hidup sebagai pekerja harian memang tak selalu mudah. Itulah yang kini dijalani oleh Rizki dan Angga, dua pemuda berusia 22 tahun yang mengandalkan pekerjaan sebagai ojek online dan kurir aplikasi untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Di tengah ketidakpastian penghasilan, mereka berdua memutuskan untuk hadir di Job Fair Kelapa Gading, Jakarta Utara, dengan harapan bisa menemukan pekerjaan tetap yang lebih menjanjikan.

1. Dari Aplikasi ke Arena Job Fair: Perjuangan Dua Sahabat Muda

Rizki dan Angga datang ke job fair tanpa target perusahaan tertentu. Bagi mereka, kesempatan untuk diterima bekerja di perusahaan manapun adalah harapan besar yang bisa mengubah nasib. Keduanya mengaku sudah cukup lama tidak memiliki pekerjaan tetap sejak kontrak kerja terakhir mereka berakhir.

Rizki sempat bekerja di Alfamart sebagai crew store selama dua tahun, tetapi sejak kontraknya habis pada Januari lalu, ia kini bergantung sepenuhnya pada penghasilan sebagai ojol. Sementara Angga sebelumnya bekerja di pabrik sebagai operator produksi di kawasan Pulo Gadung, namun putus kontrak sejak Mei tahun lalu dan kini menjadi kurir barang melalui aplikasi.

Mereka menjalani pekerjaan harian ini sebagai bentuk tanggung jawab atas kebutuhan hidup mereka sendiri. Meski penghasilan tidak menentu, keduanya tetap semangat menjalani hari-hari dengan tetap melamar kerja, baik secara online maupun dengan datang langsung ke job fair seperti hari ini.

Job fair ini menjadi titik harapan baru bagi dua sahabat sejak SMA tersebut. Setiap perusahaan yang membuka lowongan mereka datangi satu per satu dengan CV yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

2. Harapan Sederhana: Gaji Tetap dan Kehidupan Lebih Stabil

Rizki dan Angga tidak muluk-muluk dalam mencari pekerjaan. Mereka hanya ingin mendapatkan pekerjaan kontrak dengan gaji bulanan yang bisa membuat hidup mereka lebih terencana. Pekerjaan sebagai ojol dan kurir memang memberi kebebasan waktu, tapi tidak menjamin kepastian penghasilan.

Rizki menyebut bahwa dalam sehari, ia bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu, namun angka itu belum dipotong untuk bensin, makan, dan perawatan kendaraan. Pendapatan bersihnya pun sering kali tidak seberapa. Hal serupa juga dialami Angga, yang kadang hanya memperoleh Rp 50 ribu jika orderan sepi, meski bisa juga mencapai Rp 200 ribu pada hari-hari sibuk.

Dengan pendapatan yang tidak tetap ini, keduanya mengaku sulit merencanakan masa depan. Tak heran jika mereka sangat berharap bisa mendapat pekerjaan yang lebih stabil, apalagi di usia mereka yang masih muda dan penuh semangat.

Setelah mengikuti job fair, Rizki bahkan berencana langsung kembali menarik penumpang. Baginya, waktu adalah uang. Namun, ia berharap bahwa usahanya hari ini bisa membuahkan hasil dalam waktu dekat.

3. Siap Pindah Kota Asal Bisa Bekerja

Keseriusan Rizki dan Angga dalam mencari kerja juga terlihat dari kesiapan mereka untuk pindah domisili. Mereka menyatakan tidak masalah jika harus bekerja di luar Jakarta, seperti di Karawang atau Cikarang, selama perusahaan menyediakan gaji sesuai Upah Minimum Regional (UMR).

Bagi mereka, yang terpenting adalah pekerjaan itu jelas, stabil, dan bisa memberikan penghasilan yang mencukupi untuk kebutuhan bulanan. "Saya sih ngikutin saja, kalau bisa UMR ya sudah cukup," kata Angga.

Sikap fleksibel ini menunjukkan bahwa mereka punya mental pekerja keras dan siap untuk berkembang. Tidak banyak anak muda yang bersedia keluar dari zona nyamannya demi mengejar masa depan yang lebih baik, apalagi di tengah keterbatasan dan ketidakpastian ekonomi seperti saat ini.

Dari pengalaman mereka, bisa dilihat bahwa banyak pemuda Indonesia sebenarnya memiliki keinginan kuat untuk mandiri dan bekerja. Namun, tantangan terbesar mereka justru terletak pada kesempatan dan akses terhadap pekerjaan tetap.

4. Job Fair Jadi Harapan Nyata Bagi Ribuan Pencari Kerja

Job Fair seperti yang diselenggarakan di Kelapa Gading bukan hanya sekadar ajang pameran lowongan. Bagi banyak pencari kerja seperti Rizki dan Angga, ini adalah tempat untuk menggantungkan harapan dan mengubah nasib. Mereka datang bukan dengan baju jas atau map tebal berisi portofolio, tetapi dengan CV sederhana dan niat kuat.

Cerita dua sahabat ini mencerminkan realitas sosial yang dihadapi banyak pekerja muda hari ini. Di tengah gempuran digitalisasi dan persaingan kerja yang semakin ketat, masih banyak anak muda yang bekerja keras di lapangan, berjuang setiap hari demi mendapatkan kehidupan yang lebih pasti.

Mereka bukan hanya mencari pekerjaan, tetapi juga mencari kestabilan, martabat, dan masa depan yang bisa dibangun secara perlahan. Dan untuk itu, keberadaan job fair menjadi sangat penting—bukan sekadar menjanjikan pekerjaan, tetapi memberikan peluang nyata.

Fenomena Terkini






Trending