Borobudur Siap Sambut Waisak 2025: Ribuan Lampion, Spiritualitas, dan Pemberdayaan UMKM

3 May 2025 22:46 WIB
perayaan-waisak-di-borobudur-1746285134302.jpeg

Kuatbaca.com - Perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2569 BE di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, kembali menjadi sorotan nasional dan internasional. Tak hanya menjadi momen keagamaan umat Buddha, Waisak 2025 dipersiapkan sebagai simbol kolaborasi lintas sektor dan perayaan budaya yang berdampak luas, terutama dalam mendongkrak ekonomi masyarakat lokal.

1. InJourney Siap Kawal Perayaan Waisak di Borobudur

PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), holding BUMN sektor aviasi dan pariwisata, menyatakan kesiapan penuh dalam menyukseskan rangkaian perayaan Waisak 2025. Bersama pemerintah pusat, daerah, dan organisasi keagamaan seperti Walubi, InJourney berkomitmen menghadirkan pengalaman spiritual yang aman, nyaman, dan khidmat bagi lebih dari 40.000 umat Buddha yang diperkirakan akan memadati kompleks Candi Borobudur.

2. Festival Spiritual Bernuansa Inklusif dan Ekonomi Lokal

Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menekankan bahwa Waisak bukan hanya momen religius, tetapi juga katalis bagi pemberdayaan ekonomi lokal. Kegiatan ini menjadi ruang keterlibatan masyarakat sekitar Borobudur melalui sektor wisata, kuliner, kerajinan tangan, hingga jasa pelayanan.

Lebih dari 1.900 pelaku UMKM dan 1.000 tenaga kerja lokal telah dilibatkan untuk menyukseskan acara ini, mulai dari sektor kuliner, kriya, logistik, hingga pengelolaan acara.

3. Rangkaian Event: Perpaduan Meditasi, Budaya, dan Keseimbangan Diri

InJourney melalui anak usahanya, InJourney Destination Management (IDM), turut menyiapkan beberapa side event menarik yang memberikan nilai tambah bagi pengunjung. Salah satunya adalah program "Unveiling Borobudur", perjalanan tiga hari dua malam yang mengajak peserta mengeksplorasi keharmonisan hidup melalui refleksi, meditasi, dan praktik mindfulness.

Salah satu bagian dari program ini, Mindful Walking Pradaksina, dipandu oleh Hendrik Tanuwidjaja, mengajak peserta berjalan melingkari Borobudur dengan tenang dan penuh kesadaran—ritual yang mengakar dalam tradisi Dinasti Syailendra.

4. Pasar Medang: Sajian Kearifan Lokal dan Kuliner Tradisional

Acara Waisak 2025 juga akan dimeriahkan oleh Pasar Medang, sebuah gelaran budaya dan kuliner yang menghidupkan kembali kekayaan warisan Nusantara. Bertempat di area Plaza Beringin, eks Gerbang Utama, sebanyak 60 tenant UMKM akan menawarkan berbagai "daharan" lawas (makanan tradisional), jajanan khas, serta atraksi budaya dan workshop kerajinan tangan.

Pasar Medang bukan hanya tempat berbelanja, tetapi juga sarana mengenal lebih dalam tentang akar budaya dan interaksi hangat antar masyarakat.

5. Perjalanan Bhikkhu Thudong: Perjalanan Spiritualitas Melintasi Asia Tenggara

Salah satu hal yang ditunggu-tunggu dalam Waisak 2025 adalah tibanya Bhikkhu Thudong, para biksu yang berjalan kaki dari berbagai negara seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, hingga Amerika Serikat. Mereka telah memulai perjalanan sejauh 2.600 kilometer sejak 6 Februari 2025, menapaki rute spiritual melintasi berbagai wilayah Asia Tenggara hingga mencapai Borobudur pada 10 Mei.

Para bhikkhu akan bermeditasi dan beristirahat di kawasan Borobudur hingga puncak perayaan Waisak tanggal 12 Mei 2025.

6. Puncak Perayaan: Pelepasan Ribuan Lampion di Borobudur

Momentum yang paling dinantikan dalam rangkaian perayaan Waisak di Borobudur adalah pelepasan 2.569 lampion yang akan dilakukan pada Senin malam, 12 Mei 2025 pukul 23.55 WIB, bertepatan dengan detik-detik Waisak. Ritual ini bukan sekadar atraksi, melainkan simbol penyebaran cahaya kedamaian dan harapan bagi dunia.

Festival lampion ini selalu menyedot ribuan pengunjung, baik umat Buddha maupun wisatawan, yang ingin merasakan atmosfer spiritual yang luar biasa.

7. Aturan Peserta dan Protokol Festival Lampion

Panitia Festival Lampion telah membuka penjualan tiket sejak 4 Maret 2025. Peserta diwajibkan menggunakan pakaian serba putih dan sopan sebagai bentuk penghormatan terhadap suasana sakral. Pakaian seperti celana pendek, baju tanpa lengan, atau yang transparan tidak diperkenankan.

Kedisiplinan peserta dalam mengikuti aturan ini menjadi bagian dari penghormatan terhadap kesucian Candi Borobudur dan perayaan keagamaan.

8. Aksi Sosial dan Kesehatan: Perayaan Waisak untuk Semua

Selain festival dan ritual spiritual, perayaan Waisak tahun ini juga diwarnai dengan bakti sosial kesehatan. Kegiatan seperti pengobatan gratis, bedah minor, operasi gigi, dan pembagian kacamata baca diberikan kepada warga sekitar Borobudur sebagai bentuk kepedulian sosial dari panitia dan stakeholder yang terlibat.

Langkah ini menjadikan Waisak sebagai perayaan yang tidak hanya menyentuh aspek spiritual, tapi juga memberikan dampak sosial nyata bagi masyarakat.

9. Komitmen Pemerintah: Borobudur Sebagai Ikon Pariwisata Spiritual Dunia

Menteri BUMN Erick Thohir telah meninjau langsung kesiapan Borobudur untuk menyambut perayaan Waisak. Ini merupakan bagian dari upaya pemerintah memperkuat posisi Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata spiritual berkelas dunia, sekaligus mendukung transformasi Borobudur sebagai destinasi berkelanjutan (sustainable tourism).

Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur bukan sekadar ritual keagamaan, tetapi juga momentum kolaboratif lintas sektor yang menggabungkan spiritualitas, budaya, ekonomi, dan kemanusiaan. Ribuan lampion, perjalanan Bhikkhu Thudong, serta keterlibatan UMKM dan masyarakat lokal menjadi wujud nyata semangat harmoni dan keberagaman Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending