5 Berita Internasional Terpopuler Hari Ini: Ketegangan Global Memuncak

7 June 2025 20:02 WIB
ilustrasi-pesawat-tempur-sukhoi-su-35_169.jpeg

Kuatbaca.com-Situasi geopolitik internasional kembali memanas. Beberapa peristiwa penting terjadi di berbagai belahan dunia, mulai dari konflik militer di Ukraina hingga ketegangan diplomatik antara Amerika Serikat dan Iran. Berikut adalah rangkuman lima berita internasional paling populer pada Sabtu, 7 Juni 2025.


1. Ukraina Tembak Jatuh Jet Tempur Su-35 Rusia

Konflik antara Rusia dan Ukraina belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Pada pagi hari waktu setempat, militer Ukraina mengklaim telah berhasil menembak jatuh sebuah jet tempur Su-35 milik Rusia. Insiden ini terjadi di wilayah sekitar Kursk, dekat perbatasan kedua negara.

Jet tempur Su-35 dikenal sebagai salah satu armada udara paling canggih yang dimiliki Rusia. Keberhasilan Ukraina dalam menjatuhkan pesawat ini menjadi pencapaian strategis yang menunjukkan kapasitas pertahanan udara negara tersebut semakin kuat.

Meskipun belum ada tanggapan resmi dari pihak Rusia, aksi ini diprediksi akan memicu reaksi balasan dan meningkatkan eskalasi konflik di perbatasan. Pengamat militer menyebut insiden ini sebagai simbol bahwa Ukraina masih memiliki kekuatan perlawanan yang efektif di tengah serangan agresif Rusia.

Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran global, mengingat konflik tersebut telah menimbulkan dampak besar secara ekonomi dan kemanusiaan, termasuk krisis energi di Eropa.


2. Iran Protes Keras Larangan Masuk Warganya ke AS

Amerika Serikat kembali menuai kritik tajam setelah memberlakukan larangan perjalanan terhadap warga dari 12 negara, termasuk Iran. Pemerintah Iran mengecam kebijakan tersebut sebagai bentuk diskriminasi dan rasisme terhadap warga Timur Tengah dan Afrika.

Kebijakan ini dikeluarkan menyusul insiden kekerasan di Amerika Serikat yang melibatkan seorang warga asing. Meskipun pemerintah AS berdalih bahwa langkah tersebut bertujuan menjaga keamanan nasional, banyak pihak menilai tindakan ini justru

memperburuk hubungan diplomatik dan memperkuat sentimen anti-AS di Timur Tengah.

Iran secara resmi menyampaikan protes kepada Washington dan menyebut bahwa keputusan tersebut tidak hanya tidak adil, tetapi juga menyalahi prinsip-prinsip hak asasi manusia.

Tindakan AS ini juga mendapat perhatian dari berbagai lembaga internasional dan organisasi kemanusiaan yang menyerukan

pentingnya menjunjung keadilan dalam kebijakan imigrasi.

3. AS Tingkatkan Pertahanan Drone dan Pesawat Supersonik

Dalam upaya memperkuat pertahanan nasional dan mendorong inovasi teknologi, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengeluarkan tiga perintah eksekutif yang berfokus pada pengembangan sistem drone, taksi udara listrik, dan pesawat komersial supersonik.

Kebijakan ini dianggap sebagai langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada teknologi asing, khususnya dari Tiongkok. AS ingin memastikan bahwa sistem pertahanan dan penerbangan sipilnya sepenuhnya bergantung pada inovasi dalam negeri.

Selain itu, peningkatan regulasi terhadap penggunaan drone di luar jangkauan visual juga membuka peluang besar bagi sektor logistik dan layanan pengiriman cepat di masa depan.

Langkah ini dinilai sebagai bagian dari kebangkitan kekuatan industri dalam negeri AS di tengah persaingan global yang semakin ketat di bidang teknologi udara dan pertahanan siber.

4. Israel Dukung Kelompok Anti-Hamas, Dunia Soroti Dampaknya

Pernyataan dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa Israel memberikan dukungan kepada kelompok bersenjata lokal di Gaza yang menentang Hamas. Dukungan ini mencakup penyediaan perlengkapan dan logistik kepada kelompok suku Badui yang dipimpin oleh tokoh lokal, Yasser Abu Shabab.

Langkah ini memicu kontroversi karena dianggap dapat memperumit dinamika kekuasaan di Gaza. Kelompok yang didukung Israel dituduh terlibat dalam penjarahan bantuan kemanusiaan, yang membuat organisasi-organisasi bantuan internasional merasa khawatir terhadap distribusi yang tidak merata.

Banyak analis menilai bahwa dukungan Israel terhadap kelompok bersenjata ini bukan hanya untuk melawan Hamas, tetapi juga untuk menciptakan pengaruh politik baru di wilayah tersebut. Namun demikian, tindakan ini dikhawatirkan justru memperpanjang konflik dan memperburuk krisis kemanusiaan.

Komunitas internasional pun mulai mendesak agar Israel lebih transparan terkait kebijakan militernya di Gaza dan menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan dalam menangani konflik berkepanjangan ini.


5. Serangan Israel Tewaskan 13 Warga Gaza, Termasuk di Dekat Pusat Bantuan

Serangan terbaru dari militer Israel di Gaza selatan menyebabkan korban jiwa sebanyak 13 orang, termasuk enam orang yang berada dekat pusat distribusi bantuan kemanusiaan. Insiden ini terjadi di bundaran Al-Alam, wilayah yang sejak akhir Mei menjadi titik utama distribusi logistik bantuan internasional.

Warga Gaza berkumpul di lokasi tersebut untuk menerima bantuan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS. Namun, suasana damai berubah menjadi kepanikan ketika terdengar suara tembakan dari kendaraan militer Israel di sekitar lokasi.

Selain enam korban yang tewas di bundaran tersebut, tujuh orang lainnya dilaporkan meninggal akibat serangan udara Israel di dekat rumah sakit Al-Shifa, Gaza utara. Kematian ini menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik yang terus berkecamuk antara Israel dan kelompok militan di Gaza.

Seruan gencatan senjata terus digaungkan oleh berbagai organisasi internasional, namun sampai saat ini belum ada titik terang mengenai penyelesaian konflik secara permanen.

Fenomena Terkini






Trending