Barisan Pelopor: Latar Belakang, Tujuan, Anggota, dan Pembubaran

3 February 2023 04:12 WIB
63db9027589e2.jpg

Barisan Pelopor adalah organisasi semimiliter pertama bentukan Jepang yang dipimpin langsung oleh kaum nasionalis Indonesia.

Pemimpin Barisan Pelopor yang ditunjuk Jepang adalah Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Oto Iskandar Dinata, dan dr Buntaran Martoatmodjo.

Barisan Pelopor dibentuk pada tanggal 1 November 1944.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1945 organisasi ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng.

Latar belakang Barisan Pelopor

Memasuki 1944, posisi Jepang semakin mengkhawatirkan karena satu demi satu daerah pendudukannya jatuh ke tangan Sekutu.

Dalam kondisi itu, pemerintah Jepang membentuk beberapa barisan semimiliter lagi, Barisan Pelopor atau Suishintai salah satunya.

Barisan Pelopor dibentuk sebagai hasil sidang ketiga Chuo Sangi In (Dewan Pertimbangan Pusat).

Jepang membentuk Barisan Pelopor sebagai upaya memperdalam keinsafan rakyat terhadap kewajibannya dan membangunkan persaudaraan segenap rakyat.

Dapat dikatakan bahwa tujuan Barisan Pelopor adalah menyatukan seluruh penduduk Indonesia untuk bersama-sama membantu Jepang dalam menggiatkan usaha mempertahankan tanah air dari serangan musuh.

Anggota Barisan Pelopor

Barisan Pelopor dipimpin oleh Soekarno, dengan wakilnya RP Suroso, Oto Iskandar Dinata, dan dr Buntaran

Martoatmodjo.

Selain itu ada dr. Moewardi sebagai pimpinan Barisan Pelopor cabang Jakarta. Jumlah anggota organisasi ini diperkirakan mencapai 60.000 orang.

Barisan Pelopor merupakan bagian dari Jawa Hokokai yang keanggotaannya mencakup seluruh pemuda, baik yang terpelajar maupun tidak.

Keanggotaan yang heterogen diharapkan menumbuhkan semangat solidaritas, sehingga timbul ikatan emosional dan semangat kebangsaan yang tinggi.

Para pemuda Barisan pelopor dilatih dengan pelatihan-pelatihan militer, meskipun hanya menggunakan peralatan sederhana seperti senapan kayu dan bambu runcing.

Melalui organisasi ini, pemuda terpelajar dari Jawa Hokokai terjun dalam kegiatan-kegiatan di antara rakyat.

Sebaliknya, pemuda-pemuda tidak terpelajar atau mereka yang berasal dari golongan bawah dan berpendidikan rendah, termasuk pengangguran, dapat menyesuaikan diri dengan pemuda terpelajar untuk bersama-sama mengobarkan semangat nasionalisme dan rasa persaudaraan.

Anggota Barisan Pelopor juga dikerahkan untuk mendengarkan pidato dari pemimpin-pemimpin nasionalis dan dianjurkan meneruskan pidato tersebut kepada rekannya yang tidak hadir.

Di samping itu, mereka dilatih menggerakkan massa rakyat, memperkuat pertahanan, dan hal-hal yang berhubungan dengan kesejahteraan rakyat.

Barisan Pelopor Istimewa

Di dalam Barisan Pelopor, dibentuk Barisan Pelopor Istimewa yang juga bagian dari Jawa Hokokai.

Organisasi ini di bawah pimpinan Sudiro, yang tidak lain adalah pengawal dan utusan pribadi Soekarno.

Anggota Barisan Pelopor Istimewa terdiri dari sekitar 100 orang pemuda yang dipilih dari beberapa asrama pemuda, terutama Asrama Menteng 31.

Di antara anggota organisasi ini yakni Supeno, DN Aidit, Djohar Nur, Asmara Hadi, Sidik Kertapati, dan Inu Kertapati.

Kapan Barisan Pelopor dibubarkan?

Pada masa proklamasi kemerdekaan Indonesia, Barisan Pelopor memiliki peran sangat vital.

Anggota organisasi ini ada yang menyiapkan tiang bendera, terlibat dalam pengamanan Soekarno-Hatta, dan mengurusi hal-hal teknis lainnya.

Setelah Indonesia merdeka, tepatnya pada 16 Desember 1945 organisasi ini diubah namanya menjadi Barisan Banteng Republik Indonesia (BBRI).

Akan tetapi, tidak semua anggota Barisan Pelopor masuk menjadi anggota BBRI.

 

Referensi:

Poeponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2019). Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI: Zaman Jepang dan zaman Republik Indonesia, ±1942-1998. Jakarta: Balai Pustaka.

Fenomena Terkini






Trending