Bandara YIA Terancam Banjir, Pemerintah Perkuat Infrastruktur Pengendali Air

Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) menghadapi potensi ancaman banjir yang serius akibat keterbatasan kapasitas sistem drainase di sekitarnya. Pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi persoalan tersebut.
Menteri PUPR, Dody Hanggodo, mengungkapkan bahwa saluran drainase di area bandara belum mampu mengalirkan debit air yang tinggi, khususnya dari Sungai Bogowonto dan Sungai Serang. Ketidakseimbangan kapasitas ini menimbulkan risiko genangan yang bisa mengganggu operasional bandara dan berdampak pada kawasan sekitarnya.
"Perlu perhatian terhadap endapan (sedimen) sungai serta daya tampung alirannya, karena air dari kolam retensi disalurkan ke sungai," ujar Dody dalam pernyataan resmi, Selasa (13/5/2025).
Infrastruktur Pengendali Banjir Diperkuat di Sekitar YIA
Untuk memitigasi risiko banjir, pemerintah melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak membangun sejumlah infrastruktur di Daerah Aliran Sungai (DAS) Bogowonto dan Serang secara terpadu. Beberapa proyek yang telah dan sedang dikerjakan antara lain:
- Dua jetty di Sungai Bogowonto, masing-masing sepanjang 306 meter.
- Tanggul beton di Sungai Bogowonto untuk memperkuat tepi sungai.
- Kolam Retensi Wasiat, yang berfungsi menampung limpahan air hujan.
- Long Storage Carik Barat dan Timur, lengkap dengan pompa air untuk pengaturan debit.
- Long Storage Ledeng serta Kolam Retensi Karangwuni, yang dirancang sebagai tempat penampungan sementara air banjir.
Lindungi Area Bandara dan Ribuan Hektare Lahan
Kepala BBWS Serayu Opak, Gatut Bayuadji, menyebutkan bahwa infrastruktur ini tak hanya penting untuk melindungi Bandara YIA dari banjir, tetapi juga berdampak positif bagi kawasan di sekitarnya.
“Area yang terlindungi dari potensi banjir mencakup sekitar 500 hektare lahan bandara dan sekitarnya. Selain itu, sekitar 2.000 hektare lahan pertanian dan permukiman juga turut mendapatkan manfaat,” jelas Gatut.
Wilayah yang diuntungkan dari pembangunan ini mencakup Kecamatan Temon, Panjatan, dan Wates di Kabupaten Kulonprogo, serta Kecamatan Purwodadi, Bagelen, dan Ngombol di Kabupaten Purworejo.