Bandara Ngurah Rai Tutup Selama 24 Jam Saat Nyepi, Ini Dampaknya!

Kuatbaca.com-Setiap tahun, Hari Raya Nyepi di Bali membawa ketenangan dan keheningan yang mendalam, tidak hanya bagi masyarakat Hindu yang menjalankan ritualnya tetapi juga bagi seluruh aktivitas di Pulau Dewata, termasuk Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Bandara ini menghentikan operasionalnya selama 24 jam penuh untuk menghormati perayaan suci umat Hindu tersebut.
Keputusan penghentian ini dilakukan sesuai dengan Catur Brata Penyepian, yang mengatur larangan bepergian, bekerja, menyalakan api atau cahaya, serta hiburan. Dengan demikian, tidak ada penerbangan yang beroperasi dari dan ke Bali selama periode ini.
1. Bandara Ditutup Selama 24 Jam
Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai dimulai sejak Sabtu, 29 Maret 2025 pukul 06.00 WITA dan berakhir pada Minggu, 30 Maret 2025 pukul 06.00 WITA. Selama periode ini, tidak ada pesawat yang lepas landas maupun mendarat, baik untuk penerbangan domestik maupun internasional.
Sebagai langkah persiapan, pengelola bandara telah melakukan penyisiran di seluruh area untuk memastikan tidak ada penumpang yang tertinggal di dalam terminal. Selain itu, lampu di seluruh area terminal dan perkantoran dipadamkan sesuai dengan aturan Nyepi.
Namun, meskipun operasional penerbangan dihentikan, petugas di pusat kendali bandara tetap berjaga untuk memonitor keamanan dan memastikan kelancaran operasional setelah Nyepi berakhir.
2. Dampak Penutupan Bandara bagi Penumpang dan Maskapai
Penutupan bandara selama 24 jam tentu berdampak pada jadwal penerbangan. Untuk mengantisipasi hal ini, maskapai penerbangan telah menyesuaikan jadwal mereka sebelum dan sesudah Nyepi. Beberapa penerbangan mengalami reschedule atau penyesuaian rute agar tidak bertabrakan dengan waktu penutupan bandara.
Di sisi lain, sebanyak 19 pesawat terpaksa diparkir di apron bandara selama penutupan berlangsung. Ini dilakukan agar penerbangan dapat segera dimulai kembali setelah operasional bandara dibuka.
Bagi wisatawan yang baru tiba di Bali atau hendak meninggalkan pulau ini, mereka harus mengatur ulang
jadwal perjalanan mereka. Banyak hotel dan penginapan di Bali juga memberikan edukasi kepada tamu mengenai aturan selama Nyepi, termasuk larangan bepergian ke luar hotel.
3. Peran Pecalang dalam Pengamanan Bandara
Selain petugas bandara, pengamanan selama Nyepi juga melibatkan pecalang, yaitu petugas keamanan adat Bali. Pecalang dari Desa Adat Tuban—desa yang berbatasan langsung dengan area bandara—bertanggung jawab untuk memastikan tidak ada aktivitas yang melanggar ketentuan Nyepi di sekitar bandara.
Mereka telah membentuk dua pos penjagaan, masing-masing dijaga oleh enam orang pecalang. Kolaborasi antara pecalang dan petugas bandara ini telah menjadi bagian dari tradisi tahunan yang bertujuan untuk menjaga ketertiban selama Nyepi berlangsung.
4. Nyepi, Momentum Istirahat bagi Bandara Ngurah Rai
Selain menjadi momen spiritual bagi umat Hindu, penutupan sementara Bandara Ngurah Rai juga memberikan kesempatan untuk "mengistirahatkan" fasilitas bandara setelah beroperasi sepanjang tahun.
Dengan ribuan penerbangan yang hilir mudik setiap harinya, penghentian operasional selama satu hari penuh memungkinkan pihak bandara melakukan inspeksi dan pemeliharaan ringan pada beberapa fasilitas tanpa gangguan aktivitas penerbangan.
Selain itu, dari perspektif lingkungan, penghentian aktivitas penerbangan selama 24 jam juga membantu mengurangi emisi karbon sementara di sekitar area bandara, memberikan sedikit jeda bagi ekosistem udara di Bali.
Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai selama Nyepi bukan hanya sekadar tradisi tahunan, tetapi juga bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai kearifan lokal di Bali. Selama satu hari penuh, Bali benar-benar terdiam dalam ketenangan, memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk bermeditasi dan merefleksikan kehidupan.
Meskipun memiliki dampak terhadap penerbangan, langkah ini telah menjadi bagian dari sistem yang terkoordinasi dengan baik antara pengelola bandara, maskapai penerbangan, serta masyarakat setempat. Dengan dukungan semua pihak, pelaksanaan Nyepi dapat berjalan dengan lancar, aman, dan tetap mempertahankan harmoni antara tradisi dan modernitas.