Kuatbaca.com-Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) Bambang Soesatyo mengajak Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) Dunia melihat mobil karya anak bangsa di Tuksedo Studio Bali. Para delegasi FIA Region II Rountable mengunjungi workshop Tuksedo Studio Bali yang memproduksi mobil-mobil legend dunia atau ikonik yang saat ini sudah langka.
"Sehingga mereka bisa melihat langsung kehebatan kreasi dan inovasi anak bangsa dalam membuat kendaraan klasik legendaris dari nol. Dimulai dari tahap 3D design, rekonstruksi rangka, memasang plat alumunium berbobot ringan, hingga tidak melupakan pembangunan aspek estetika dan ergonomi mobil," kata Bamsoet dalam keterangannya, Selasa (19/9/2023).
Sebagai tuan rumah FIA Region II Asia Pacific untuk FIA Region II Roundtable, Bamsoet ingin Indonesia ikut mempromosikan kehebatan anak bangsa di dunia otomotif. Ia pun mengapresiasi keberhasilan Tuksedo Studio Bali menyelesaikan pesanan mobilnya, 'Mercedes Benz' 300 SL Gullwing yang menjadi ikonik dunia dan dibuat secara handmade oleh tangan anak bangsa.
"Sebagaimana terlihat dalam 'Mercedes Benz' 300 SL Gullwing pesanan saya yang telah dikerjakan dengan sempurna selama satu tahun lebih," ungkapnya.
Kendaraan tersebut diserahkan oleh Direktur Utama Tuksedo Studio Laksamana Gusti Handoko kepada puteri Bamsoet, Saras Shintya Soesatyo. Sekaligus mendapatkan apresiasi dari Presiden Fédération Internationale de l'Automobile (FIA) Dunia Mr. Mohammed Bin Sulayem.
1. Ketua MPR RI ini menerangkan Tuksedo Studio menjadi rumah bagi seniman otomotif dalam membuat mobil klasik secara handmade.
Para pekerja di Tuksedo Studio merupakan sumber daya manusia lokal Bali dan sekitarnya dengan rata-rata bergelar sarjana. Tuksedo Studio juga membuka kesempatan kepada para mahasiswa untuk magang.
"Kehadiran Tuksedo Studio telah membuktikan bahwa anak bangsa mampu membuat kendaraan dengan kualitas internasional. Lokasi workshop yang berada di Bali juga menjadikan Tuksedo Studio sebagai destinasi sport automotive tourism yang bisa menarik wisatawan datang ke Bali," jelas Bamsoet.
Lebih lanjut, ia menerangkan Tuksedo Studio Bali tak hanya mampu memproduksi 'Mercedes Benz' 300 SL Gullwing (1954 1957). Namun juga karya kendaraan klasik legendaris lainnya, seperti 'Porsche' 356 Speedster (1957), 'Porsche' 356 A Coupe (1955-1959), 'Porsche' 550 Spyder (1953-1956), 'Toyota' 2000 GT 1968 (1967-1970), 'Jaguar' XK 120 (1948-1954), 'Ferrari' 250 GTO (1962-1964), hingga 'Maserati' 450S (1956-1958).
Menurutnya, kendaraan klasik punya pesona tersendiri dan tidak mudah mendapatkannya. Selain karena tidak diproduksi lagi oleh pabrikan aslinya, jumlahnya yang terbatas dan sudah dimiliki berbagai kolektor menjadikan nilai jualnya sangat tinggi. Contohnya, Mercedez-Benz 300 SL Gullwing yang dilelang di Christie ini berhasil laku dijual mencapai US$ 4 juta.
"Kehadiran Tuksedo Studio Bali bisa menjadi jawaban bagi para pencinta kendaraan klasik dari berbagai negara dunia untuk memiliki kendaraan klasik impiannya dengan harga terjangkau. Hasil pengerjaannya tidak kalah dibandingkan produk aslinya. Kesan elegannya tetap terasa, seperti memiliki kendaraan aslinya," pungkasnya.
Sebagai informasi, kunjungan ke Tuksedo Studio Bali pada Senin (18/9) ini turut dihadiri oleh Presiden FIA Dunia Mr. Mohammed Bin Sulayem, President FIA Region II Asia Pacific Mr. Greig Craft, Owner Tuksedo Studio Bali Pudji Handoko, Vice President FIA Region II Asia Pacific sekaligus Wakil Ketua Umum Mobilitas IMI Pusat Rifat Sungkar, Chair of the FIA University and Business Consultant Ian Stone, President Canadian Automobile Association Tim Shearman, CEO AA Australia Michael Bradley, CEO AIP Foundation Mirjam Sidik, President of the FIA Senate Carmelo Sanz de Barros, serta FIA Secretary General Automobile Mobility and Tourism Jacob Bangsgaard.
Hadir pula 87 delegasi dari 24 anggota FIA Region II dari 12 negara di kawasan Asia Pasifik, serta 6 delegasi dari FIA Dunia.(*)