Babak Baru Perang Dagang: Trump Rancang Tarif Baru untuk Kapal China, China Balas Serangan

Kuatbaca.com-Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas. Presiden AS, Donald Trump, melancarkan langkah baru yang dinilai sebagai pukulan telak terhadap dominasi China di industri pelayaran global. Kali ini, Trump berencana mengenakan tarif baru terhadap kapal buatan dan milik China yang masuk ke pelabuhan-pelabuhan AS.
Langkah ini diumumkan melalui Federal Register oleh Kantor Perwakilan Dagang Amerika Serikat (USTR), yang menyebutkan bahwa tarif akan dikenakan berdasarkan tonase bersih atau volume muatan yang dibawa kapal China dalam setiap pelayaran. Tujuan utamanya adalah untuk menghidupkan kembali industri perkapalan AS dan mengurangi ketergantungan terhadap armada asing, khususnya dari China.
1. Alasan Trump Kenakan Tarif Baru untuk Kapal China
Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menekankan pentingnya pengiriman barang lewat laut bagi ekonomi dan keamanan nasional Amerika. “Kapal dan pengiriman sangat penting bagi keamanan ekonomi Amerika dan arus perdagangan bebas,” ujarnya seperti dikutip dari CNN pada Sabtu (19/4/2025).
Tarif ini akan diberlakukan dalam 180 hari ke depan, dan kemungkinan akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Sebelumnya, Trump pernah mengusulkan biaya kunjungan kapal China sebesar US$ 1,5 juta per kunjungan pelabuhan, dan meski sempat menuai kritik, kini kebijakan tersebut mulai menemukan jalannya untuk diterapkan.
2. China Langsung Bereaksi: Balas dengan Larangan Boeing
Langkah Trump tentu saja langsung direspons keras oleh pemerintah China. Melalui Kementerian Perdagangannya, China menyatakan penolakan tegas terhadap kebijakan baru ini. “China sangat tidak puas dan menentang keras hal ini. China akan dengan tegas mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk melindungi hak dan kepentingannya,” bunyi pernyataan resmi tersebut.
Bukan hanya itu, Kementerian Luar Negeri China juga menyampaikan bahwa langkah tarif AS akan merugikan dunia logistik secara global. “Kebijakan ini akan meningkatkan biaya pengiriman internasional, mengganggu rantai pasok global, serta justru menambah tekanan inflasi di AS. Konsumen dan pelaku usaha Amerika akan dirugikan,” ujar Juru Bicara Lin Jian.
3. China Hentikan Pembelian Pesawat Boeing sebagai Balasan
Dalam langkah balasan yang tak kalah signifikan, China juga disebut telah meminta maskapai nasionalnya untuk tidak membeli atau menyewa pesawat Boeing. Hal ini dilaporkan oleh Bloomberg dan Reuters pada Rabu (16/4/2025), menyusul keputusan Trump menaikkan tarif impor terhadap produk China hingga 145%, dengan rencana peningkatan menjadi 245%.
Tiga maskapai besar China—Air China, China Eastern Airlines, dan China Southern Airlines—dilaporkan telah menunda pengiriman puluhan pesawat Boeing yang sebelumnya dijadwalkan tiba antara tahun 2025 hingga 2027. Ketiga maskapai tersebut awalnya dijadwalkan menerima total lebih dari 170 unit pesawat Boeing selama periode itu.
4. Perang Dagang Makin Memanas, Ekonomi Dunia Terancam Terguncang
Langkah saling serang ini menandai babak baru dalam perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar dunia. Kebijakan Trump yang proteksionis bertujuan menghidupkan industri domestik Amerika, namun analis memperingatkan bahwa dampaknya bisa berbalik merugikan perekonomian AS sendiri, terutama dari sisi konsumen dan pelaku usaha yang mengandalkan rantai pasok global.
Di sisi lain, China juga tampak siap dengan strategi serangan balik yang sistematis—tidak hanya menyasar sektor manufaktur, tapi juga industri bernilai tinggi seperti penerbangan.
Tarif baru kapal China dan larangan Boeing dari pihak China menjadi sinyal bahwa ketegangan dagang belum akan reda dalam waktu dekat. Dunia bisnis dan logistik kini bersiap menghadapi biaya operasional yang lebih tinggi, gangguan distribusi global, serta potensi perlambatan ekonomi sebagai dampak lanjutan.