Kuatbaca.com - Beberapa waktu lalu, rumah milik Atalarik Syach sempat terancam dieksekusi akibat masalah sengketa lahan dengan Dede Tasno. Masalah ini sudah berlangsung lama, bahkan proses hukum terkait sengketa tanah ini dimulai sejak Agustus 2015. Tanah yang terlibat sengketa itu merupakan sebagian dari properti yang dimiliki oleh Atalarik, yang pada akhirnya menjadi sumber permasalahan hukum yang serius. Pengadilan Negeri Cibinong pun mengeluarkan putusan pada 17 Mei 2021, yang memutuskan bahwa pelaksanaan eksekusi bisa dilakukan pada 8 Juli 2021.
Namun, beruntung bagi Atalarik dan keluarganya, proses eksekusi yang mengancam rumah utama mereka akhirnya berhasil dibatalkan berkat inisiatif dari adik Atalarik, Attila Syach. Setelah melalui proses musyawarah yang melibatkan kedua belah pihak, mereka berhasil mencapai kesepakatan yang menghindarkan rumah tersebut dari pembongkaran. Keputusan ini tentu saja menjadi momen penting bagi keluarga Atalarik, karena rumah tersebut memiliki banyak kenangan dan nilai sentimental yang sangat berharga bagi mereka.
1. Peran Attila Syach dalam Pembayaran Tanah Sengketa
Salah satu langkah krusial yang membuat rumah Atalarik dapat diselamatkan adalah peran besar Attila Syach, adik kandung dari Atalarik. Sebagai bentuk tanggung jawab dan dukungan kepada saudaranya, Attila memutuskan untuk membayar uang kompensasi tanah sengketa yang mencapai Rp 850 juta. Ia menyadari bahwa masalah ini harus segera diselesaikan agar rumah Atalarik tidak terancam hilang. Menurutnya, ini adalah bentuk solidaritas keluarga dalam menyelesaikan masalah besar yang mengancam tempat tinggal mereka.
Attila juga mengungkapkan bahwa meskipun ada cara yang lebih mudah, ia memilih untuk memberikan ruang waktu selama dua hingga tiga bulan untuk melunasi sisa pembayaran. Sebagai komitmen awal, Attila telah menyerahkan uang muka sebesar Rp 300 juta, yang menandakan keseriusannya dalam menyelesaikan permasalahan ini. Ia pun berharap doa dan dukungan dari teman-teman dan masyarakat agar proses pembayaran dapat diselesaikan tepat waktu dan dengan lancar.
2. Langkah Penyelesaian Sengketa dan Pemisahan Tanah
Sebagai bagian dari penyelesaian sengketa, sudah ada langkah-langkah konkret yang diambil oleh kedua belah pihak. Salah satu langkah yang paling menonjol adalah pembatasan tanah yang disengketakan dengan membangun pagar pembatas antara tanah milik Dede Tasno dan properti Atalarik Syach. Pembuatan pagar ini bertujuan untuk menghindari terjadinya sengketa lebih lanjut di masa depan dan memastikan bahwa kedua belah pihak memiliki hak yang jelas atas lahan mereka.
Namun, proses ini tidak serta merta selesai tanpa ada pengorbanan. Salah satu bangunan milik Atalarik yang berdiri di atas tanah yang disengketakan harus diratakan, sebagai bagian dari penyelesaian sengketa tersebut. Meskipun demikian, keluarga Atalarik tetap berusaha untuk mempertahankan rumah utama mereka agar tidak mengalami nasib serupa. Rumah utama tersebut memang berada di atas sebagian tanah yang masih sengketa, sehingga pemisahan secara fisik diperlukan untuk menghindari masalah hukum yang lebih besar.
3. Komitmen Keluarga untuk Menyelesaikan Masalah
Sengketa tanah yang panjang ini bukanlah perkara yang mudah bagi keluarga Atalarik Syach. Namun, dengan adanya komitmen kuat dari Atalarik dan Attila Syach, serta dukungan dari seluruh anggota keluarga, masalah ini akhirnya bisa diselesaikan secara damai. Attila menegaskan bahwa mereka akan terus berusaha untuk menyelesaikan semua kewajiban yang ada, dan berharap tidak ada lagi masalah yang menghambat mereka di masa depan.
"Saya minta doa teman-teman semua, mudah-mudahan kami bisa menyelesaikan ini dengan baik. Kami akan berusaha bertanggung jawab," ujar Attila penuh harap. Komitmen dan tekad keluarga ini menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan besar, mereka tetap percaya bahwa masalah dapat diselesaikan dengan cara yang bijak dan penuh tanggung jawab.
4. Sejarah Sengketa dan Kehidupan Pribadi Attila Syach
Sengketa ini bukan hanya menjadi ujian bagi Atalarik, tetapi juga bagi Attila Syach sebagai keluarga yang harus mengambil peran penting dalam menyelesaikan masalah tersebut. Attila, yang dikenal sebagai aktor, musisi, dan model, sebelumnya juga pernah mencuri perhatian publik lewat kehidupan pribadinya. Attila pernah menikah dengan aktris Wulan Guritno pada 1998, dan mereka dikaruniai seorang putri bernama Shalom Razade. Namun, rumah tangga mereka berakhir dengan perceraian pada 2002.
Meskipun begitu, kehidupan Attila selalu menarik perhatian publik, baik dalam dunia hiburan maupun kehidupan pribadinya. Kini, sebagai seorang pribadi yang lebih matang, Attila menunjukkan sisi tanggung jawab yang besar terhadap keluarga, terutama dalam membantu menyelesaikan sengketa tanah yang mengancam rumah saudaranya.