Aston Villa vs PSG: Unai Emery dan Misi Comeback Epik di Liga Champions

15 April 2025 21:18 WIB
unai-emery-luis-enrique-1744695910738_169.jpeg

Kuatbaca.com-Aston Villa tengah menghadapi salah satu tantangan terbesar dalam sejarah mereka di Liga Champions. Setelah kekalahan 1-3 dari Paris Saint-Germain di leg pertama perempat final, pasukan Unai Emery harus membalikkan keadaan dalam laga penentuan di Villa Park. Laga ini tak hanya menjadi ujian bagi para pemain, tetapi juga menjadi momen pribadi bagi Emery untuk membalas sejarah pahit di kompetisi Eropa, terutama melawan sosok Luis Enrique yang pernah membuatnya tersingkir secara dramatis.

1. Beban Berat di Pundak Unai Emery

Unai Emery dikenal sebagai pelatih yang piawai di kompetisi Eropa. Rekam jejaknya di Liga Europa sangat mengesankan, dengan total empat gelar juara, menjadikannya sebagai pelatih tersukses di ajang tersebut. Namun kali ini, tantangan berbeda menanti. Menghadapi PSG yang tampil solid di bawah asuhan Luis Enrique, Emery dituntut membawa Aston Villa menang dengan selisih minimal dua gol untuk memperpanjang pertandingan hingga perpanjangan waktu, atau selisih tiga gol untuk melaju langsung ke semifinal.

Dengan performa PSG yang sedang dalam tren positif, termasuk keberhasilan mereka menyingkirkan Liverpool di babak 16 besar, tidak mudah bagi Villa untuk mengulang keajaiban. Namun Villa Park punya magis tersendiri, dan Emery bukan sosok asing dalam situasi sulit seperti ini.


2. Rekam Jejak Unai Emery dalam Momen Comeback Eropa

Pengalaman Emery dalam membawa timnya bangkit dari ketertinggalan bukan sekadar cerita fiksi. Pada musim 2013/2014 bersama Sevilla, Emery mencatatkan comeback fenomenal saat menghadapi Real Betis di babak 16 besar Liga Europa. Kala itu, Sevilla tertinggal 0-2 di leg pertama, namun mampu membalas dengan skor serupa di leg kedua dan akhirnya menang melalui adu penalti. Hasil itu membuka jalan menuju

final, yang kemudian dimenangkan Sevilla atas Benfica.

Comeback semacam itu membuktikan bahwa Emery memiliki mentalitas dan strategi untuk membalikkan keadaan. Sekarang, ujian serupa datang dalam panggung yang lebih besar: Liga Champions.

3. Luka Lama yang Belum Terlupakan: Remontada 2017

Namun, perjalanan Emery di Eropa tak melulu penuh manis. Salah satu luka terdalam dalam kariernya terjadi pada Liga Champions musim 2016/2017, saat ia melatih PSG dan bertemu Barcelona yang kala itu dikomandoi oleh Luis Enrique. Emery membawa PSG menang telak 4-0 di Parc des Princes, dan tampaknya langkah ke perempat final sudah di depan mata.

Namun, leg kedua di Camp Nou menjadi mimpi buruk. Barcelona tampil luar biasa dan membalikkan agregat menjadi 6-5 dengan kemenangan 6-1, termasuk gol penentu di menit akhir injury time yang dicetak Sergi Roberto. Kekalahan itu tak hanya menghancurkan harapan PSG, tetapi juga menorehkan luka emosional mendalam bagi Emery. Kini, dengan Enrique kembali menjadi lawan, Emery memiliki kesempatan langka untuk membalas momen pahit tersebut.


4. Tuah Villa Park dan Harapan Sang Pelatih

Villa Park akan menjadi tempat penentuan, dan publik Birmingham berharap atmosfer kandang bisa memberikan suntikan semangat ekstra bagi The Villains. Dalam banyak kesempatan, stadion ini telah menjadi saksi kemenangan dramatis Aston Villa, dan kali ini, dukungan suporter akan sangat krusial.

Unai Emery menyadari betul pentingnya dukungan moral serta fokus strategi dalam laga sebesar ini. Jika berhasil, laga ini bisa menjadi momen pembuktian tidak hanya untuk Villa sebagai klub, tetapi juga bagi Emery sebagai pelatih yang terus memburu kejayaan di level tertinggi sepak bola Eropa.

Pertemuan Aston Villa dan PSG bukan sekadar pertandingan biasa. Ini adalah duel dua strategi, dua filosofi, dan dua pelatih yang punya sejarah saling bersinggungan. Bagi Unai Emery, laga ini bukan hanya tentang lolos ke semifinal, tetapi juga tentang menebus masa lalu yang kelam. Mampukah ia menciptakan comeback bersejarah dan menundukkan Enrique? Semua mata akan tertuju ke Villa Park, di mana takdir Eropa akan ditentukan.

Fenomena Terkini






Trending