Apakah Gelar Haji Hanya Ada di Indonesia? Ini Penjelasannya

2 July 2025 19:06 WIB
masjidil-haram-1750598643980_169.webp

Kuatbaca.com-Gelar haji untuk laki-laki dan hajjah untuk perempuan adalah gelar kehormatan yang disematkan kepada mereka yang telah menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Mekah. Gelar ini lazim digunakan di Indonesia, bahkan ditempatkan di depan nama sebagai simbol prestise dan penghormatan.

Namun, apakah tradisi penyematan gelar haji ini hanya ada di Indonesia? Berikut penjelasan lengkapnya.


1. Tradisi Penyematan Gelar Haji di Indonesia dan Dunia Islam Melayu

Menurut Antropolog dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dadi Darmadi, tradisi memberikan gelar haji bukanlah hal eksklusif Indonesia. Di kawasan dunia Islam Melayu seperti Malaysia, Singapura, Brunei, bahkan Thailand Selatan, tradisi serupa juga dijalankan.

Selain itu, di Mesir Utara, masyarakat tidak hanya memberi gelar haji kepada orang yang menunaikan ibadah, tapi juga melukis rumah mereka dengan gambar Ka'bah dan alat transportasi yang digunakan selama perjalanan haji sebagai simbol kebanggaan dan penghormatan.


2. Sejarah dan Makna Gelar Haji di Indonesia

Sejak zaman dahulu, perjalanan menunaikan ibadah haji bagi orang Nusantara adalah perjuangan berat. Mereka harus menempuh perjalanan laut berbulan-bulan, menghadapi badai dan perompak, hingga menyeberangi gurun pasir. Orang yang berhasil pulang dengan selamat dari Tanah Suci dianggap telah mendapatkan anugerah dan kehormatan yang sangat tinggi.

Itulah mengapa di Indonesia, setelah menjalankan ibadah haji, masyarakat menambahkan gelar “haji” atau “hajjah” di depan nama mereka sebagai simbol kesuksesan dan kehormatan atas perjalanan suci tersebut.

3. Perspektif Pentingnya Gelar Haji dalam Masyarakat Indonesia

Gelar haji di Indonesia memiliki nilai sosial dan keagamaan yang kuat, dilihat dari beberapa sudut pandang:

  • Perspektif Keagamaan: Ibadah haji adalah penyempurnaan rukun Islam. Karena perjalanan ini berat dan biayanya besar, hanya segelintir orang yang mampu menjalankannya. Oleh karena itu, gelar haji dianggap layak untuk menunjukkan pencapaian spiritual yang tinggi.
  • Perspektif Kultural: Cerita heroik dan pengalaman mengharukan selama berhaji membuat gelar ini jadi sangat dihargai. Tradisi ini membentuk status sosial yang tinggi di masyarakat.
  • Perspektif Kolonial: Pada masa penjajahan Belanda, pemerintah kolonial membatasi jemaah haji dari Hindia Belanda dengan pengawasan ketat. Konsulat Jenderal dibuka di Arab pada 1872 dan para jemaah diwajibkan memakai gelar dan atribut haji agar mudah dikenali dan diawasi. Ini menjadikan gelar haji juga sebagai tanda identitas dan kontrol pemerintah kolonial.


4. Gelar Haji di Era Modern dan Implikasinya

Kini, meskipun gelar haji bukan merupakan kewajiban secara hukum, gelar ini tetap dipertahankan sebagai simbol kehormatan dan kebanggaan. Dalam dokumen resmi seperti KTP dan KK, gelar haji bisa dicantumkan sesuai prosedur.

Penggunaan gelar ini juga menjadi bagian penting dalam menjaga nilai budaya dan spiritual dalam masyarakat muslim di Indonesia dan beberapa negara Melayu lainnya.

Fenomena Terkini






Trending