Apa yang Dimaksud Tirakatan?

Kuatbaca.com- Tirakatan adalah salah satu tradisi masyarakat Jawa yang biasanya digelar pada 16 Agustus malam hari.
Malam tirakatan sudah menjadi tradisi unik untuk menyambut perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus.
Biasanya, pada 16 Agustus malam, masyarakat akan berkumpul di masing-masing Rukun Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) untuk menggelar malam tirakatan.
1. Pengertian tirakatan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian tirakatan adalah menahan hawa nafsu dengan cara berpuasa atau berpantang.
Tujuannya adalah untuk mengasah ketajaman iman.
Adapun manfaat yang diperoleh dari tirakatan adalah mendapat ketenangan dalam hidup, memohon kepada Tuhan untuk diberikan kemudahan dalam mencapai tujuan tertentu.
Namun, secara umum, tirakatan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut HUT Republik Indonesia.
Biasanya, tirakatan dilaksanakan dengan cara berkumpul bersama di masing-masing RT, RW, atau desa pada 16 Agustus malam.
Pada malam tirakatan, para warga akan melaksanakan doa bersama untuk mengenang para pahlawan yang sudah gugur dalam medan perang.
Selain itu, malam tirakatan juga diisi dengan sambutan dari sesepuh atau tokoh setempat yang kemudian dilanjutkan dengan makan bersama.
Salah satu makanan khas yang tersaji di acara malam tirakatan adalah tumpeng.
Namun, di sebagian daerah, ada juga yang mengusung tradisi dengan membawa makanan masing-masing dari rumah.
Kemudian, ada pula yang memasak secara gotong royong.
Seiring berjalannya waktu, malam tirakatan tidak hanya diisi dengan doa saja, tetapi juga dengan berbagai kesenian tradisional.
Bahkan ada juga daerah-daerah yang membagikan hadiah dari berbagai lomba yang sudah diselenggarakan sebelumnya.
2. Asal-usul kata tirakatan
Kata tirakatan berasal dari bahasa Arab, thariqah, yang artinya secara harfiah adalah jalan.
Lalu, bahasa Arab ini diserap menjadi kata tirakat dan dalam bahasa Indonesia menjadi tirakatan.
Sementara itu, makna filosofis dari tirakatan adalah proses mencari jalan kebenaran atau kebaikan.
Di samping menyambut HUT RI, tradisi tirakatan juga dilakukan oleh sejumlah masyarakat Jawa pada momentum sakral lainnya, seperti hari raya.
Sementara itu, malam tirakatan pada 16 Agustus bermakna wujud syukur atas kemerdekaan RI dari penjajah.
Dalam kesempatan ini, warga juga melakukan introspeksi diri terkait kontribusi mereka kepada negara.
3. Jenis-jenis tirakatan
Ada dua jenis pelaksanaan tirakatan, yaitu:
Bertapa Meditasi Bertapa (Tapabrata)
Bagi para penganut kejawen, bertapa merupakan suatu hal penting untuk dilakukan.
Orang Jawa mengenal beberapa cara bertapa, yaitu:
Tapa ngalong: bergantung terbalik dengan dua kaki diikat pada dahan atau pohon. Tapa nguwat: bersemedi di samping makam leluhur. Tapa bisu: menahan diri untuk tidak berbicara. Tapa bolot: tidak membersihkan diri selama jangka waktu tertentu. Tapa ngramban: menyendiri di dalam hutan dan hanya makan tumbuh-tumbuhan. Tapa ngambang: merendam diri di tengah sungai selama beberapa waktu. Meditasi
Pada dasarnya, bertapa dan mediasi adalah dua kegiatan yang sama.
Bedanya hanya terletak pada intensitas pelaksanaannya.
Selain itu, teknik-teknik yang dilakukan dalam bermeditasi juga bermacam-macam, mulai dari memusatkan perhatian pada titik-titik hujan yang jatuh di tanah hingga menatap cahaya terang benderang dari dalam sebuah gua.
Adapun tujuan dari bermeditasi adalah untuk memperoleh kekuatan iman, memperoleh kemahiran berkreasi, mendapatkan wahyu, dan kesanggupan menghadapi suatu tugas berat.(*)