Angkat Perjalanan Mendaki Gunung, Film “Sekawan Limo” Sisipkan Pesan Moral

Kuatbaca.com - Starvision bersama Skak Studios melalui film “Sekawan Limo”, karya terbaru Bayu Skak siap meramaikan perfilman Indonesia pada 4 Juli 2024 mendatang. Mengangkat latar belakang pendakian gunung, film dengan genre horor dibalut komedi ini mengajak penonton untuk berani menghadapi masa lalu tanpa melarikan diri.
1. Sederet pemain film “Sekawan Limo”
Diperankan oleh Bayu Skak, Nadya Arina, Keisya Levronka, Dono Pradana, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, Firza Valaza, Devina Aureel, Cak Kartolo, Tini Kartolo, Tri Karnadinata, Beta Sofiansyah, Audya Ananta, Angie Williams, Sarah Tumiwa, Arif Alfiansyah, Cak Ukil, film “Sekawan Limo” akan mengikuti perjalanan Bagas (Bayu Skak), Lenni (Nadya Arina), Dicky (Firza Valaza), Juna (Benidictus Siregar) dan Andrew (Indra Pramujito) yang bersama-sama mendaki Gunung Madyopuro dengan mitosnya tersendiri.
Sebagai pemain sekaligus sutradara, Bayu mengatakan ide cerita dari karya terbarunya berawal karena dirinya yang kerap mendengarkan siniar saat berada di dalam mobil, khususnya cerita-cerita horor tentang misteri gunung.
“Idenya itu berawal saya waktu COVID-19 seringkali naik mobil dari Malang ke Jakarta, kalau naik mobil paling enak dengerin podcast, podcast nomor satu yang horor itu kok selalu tentang pendakian gunung. Dari situ lah muncul ide kayaknya ini saja, saya lempar itu ke Skak Studio dibuat IP-nya, yang akhirnya “Sekawan Limo”,” kata Bayu Skak di konferensi pers di kawasan Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024).
2. Selama proses penuh tantangan
Meski begitu Bayu menerangkan dalam prosesnya, film “Sekawan Limo” menemukan tantangan tersendiri, terutama saat pengambilan gambar yang keseluruhan dilakukan di area terbuka.
“Ini sesuatu hal yang rumit, syutingnya di alam, alam itu benar-benar sulit sekali medannya apalagi curah hujannya tinggi, itu menjadi tantangan tersendiri. Saya pun harus menjadi sutradara dan pemain, kalau jadi pemain harus bagaimana mendelivernya itu sulit, kalau sutradara bagaimana sebaik mungkin, tapi saya menikmati,” lanjut Bayu.
3. Terselip pesan moral untuk berani menghadapi masa lalu
Bukan hanya hadir dalam bahasa daerah khas Jawa Timur, produser film “Sekawan Limo” Chand Parwez Servia mengatakan karya terbaru Starvision dan Skak Studios ini bersifat kontemplatif dengan gaya khas komedi Bayu Skak, khususnya mengenai pesan moral yang diselipkan.
“Sekawan Limo ini versi kearifan lokal, berkomedi, bercerita dengan gaya khas Bayu Skak dan kali ini dibantu dengan comedy consultant. Ini sebuah karya yang bukan hanya menghibur, tapi kontemplatif, film ini mengajak kita berdamai dengan masa lalu, kita mencoba menyodorkan lagi perjalanan kontemplatif naik gunung yang menarik,” kata Chand Parwez.
Senada dengan Parwez, meski terdapat unsur komedi, Bayu juga mengatakan bahwa film terbarunya mencoba mengajak audiens untuk melawan rasa takut akan masa lalu, baik atau buruk.
“Berdamai dengan masa lalu, film ini ringan, fun, nyeremin dikit-dikit, ini komedi horor, komedinya didahulukan karena unsur komedinya lebih banyak, sehingga ini jadinya fun, bungkusnya ringan, tapi maknanya dalam juga. Setiap dari kita punya masa lalu, ada yang baik, ada yang buruk, kalau buruk jangan lari, ini konsepnya naik gunung kan biasanya healing, tapi healing bukan yang healing kabur, di titik ini kami berharap sebagai alarm silakan menghadapi masa lalu jenengan-jenengan juga,” lanjut Bayu.
4. Penentuan lima karakter pemain utama
Sementara mengenai pemilihan masing-masing karakter, Bayu bersama Nona Ica sebagai penulis skenario mengatakan telah berdiskusi secara intens mengingat setiap karakter memiliki daya tarik.
“Jadi kalau misalnya mengenai karakter ini saya sama Ica berdiskusi, dalam karakter itu kita membentuk arketipe, karakter kuat, untuk perumusan karakternya juga itu sudah kami diskusikan akan ada nggak cocoknya, karakter itu harus kuat karena kalau dari saya mereka adalah orang yang capable untuk karakter tersebut,” tutup Bayu. (*)