Andra Soni Soroti Pentingnya Penanganan Khusus dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk Anak Disabilitas

28 April 2025 14:46 WIB
gubernur-banten-andra-soni-menghadiri-uji-coba-makan-bergizi-gratis-di-sekolah-khusus-skh-negeri-1-tangerang-selatan-ariefdeti-1745810848421_169.jpeg

Kuatbaca.com-Gubernur Banten, Andra Soni, mengungkapkan pentingnya penanganan khusus dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditujukan untuk anak-anak dan siswa disabilitas. Menurutnya, penyediaan makanan yang tepat untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) bukanlah hal yang mudah. Andra juga mengajak masyarakat dan pihak swasta untuk berperan aktif dalam mendukung program ini demi kesejahteraan ABK di Banten.


1. Penanganan Khusus untuk Makanan Anak Disabilitas

Andra Soni menyatakan bahwa anak disabilitas memerlukan perhatian lebih dalam pemilihan makanan bergizi. Hal ini dikarenakan mereka seringkali memiliki sensitivitas terhadap jenis bahan makanan tertentu yang bisa memengaruhi kondisi fisik dan emosional mereka. Misalnya, makanan yang mengandung tepung atau senyawa tertentu dapat menyebabkan gangguan pada kestabilan emosi anak disabilitas, yang tentunya berisiko pada kesehatan mereka.

“Menjaga kualitas makanan untuk anak-anak disabilitas bukanlah perkara mudah. Makanan yang mereka konsumsi harus disesuaikan dengan kondisi fisik mereka yang lebih sensitif terhadap bahan tertentu,” ujar Andra. Pernyataan ini menggambarkan tantangan besar yang dihadapi dalam memastikan makanan yang diberikan kepada ABK tidak hanya bergizi tetapi juga aman bagi mereka.


2. Kolaborasi antara Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat

Andra Soni mengungkapkan bahwa program MBG untuk ABK di Banten tidak bisa berjalan dengan efektif tanpa adanya kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Pemerintah daerah telah mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi dalam menyediakan makanan bergizi bagi anak disabilitas, namun masih ada tantangan dalam memberikan arahan yang tepat kepada perusahaan-perusahaan yang

ingin terlibat.

“Swasta di Banten sangat antusias untuk membantu, tetapi kami masih perlu memberikan arahan yang lebih tepat agar kontribusi mereka dapat dimaksimalkan,” jelas Andra. Oleh karena itu, ia berharap pihak swasta semakin aktif dalam memberikan dukungan terhadap ABK, terutama dalam menyediakan makanan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.


3. Uji Coba Program MBG di Sekolah Khusus Negeri 1 Tangerang Selatan

Sebagai langkah awal, program MBG ini telah dilaksanakan dalam bentuk uji coba di Sekolah Khusus (SKh) Negeri 1 Tangerang Selatan. Program ini diselenggarakan oleh Yayasan Inklusi Pelita Bangsa, yang melibatkan sekitar 1.500 siswa dari sekolah-sekolah khusus di Tangerang Raya, termasuk Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Tangerang Selatan. Selama satu minggu, para siswa ini akan mendapatkan makanan bergizi yang disiapkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal, yang dipilih berdasarkan standar kualitas dan konsultasi dengan pihak sekolah.

“Ini adalah awal yang baik dalam menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak istimewa. Dengan bantuan

UMKM dan dukungan dari semua pihak, kami berharap program ini dapat diperluas,” kata Andra. Uji coba ini juga melibatkan peran aktif dari pihak swasta yang telah memberikan kontribusi dalam bentuk bantuan makanan.


4. Peran Tokoh Penggerak Disabilitas dalam Menyukseskan Program MBG

Selain itu, Reda Mantovani, seorang tokoh penggerak disabilitas yang hadir dalam uji coba MBG, juga menyampaikan pentingnya program semacam ini untuk anak disabilitas. Ia menyoroti fakta bahwa masih belum ada kelompok yang secara khusus membahas kebutuhan makanan bergizi bagi anak-anak disabilitas. Menurutnya, pemerintah lebih fokus pada kebutuhan anak pada umumnya, sementara kebutuhan anak disabilitas sering kali terabaikan.

“Kami yang bergerak di bidang disabilitas merasa penting untuk terlibat langsung dalam inisiatif ini. Dengan melibatkan teman-teman yang peduli terhadap disabilitas, kami berharap dapat mengisi kekosongan yang ada dan memastikan bahwa ABK juga mendapatkan perhatian yang layak,” jelas Reda.

Dengan adanya kolaborasi antara berbagai pihak dan kesadaran yang semakin meningkat, Andra Soni optimistis bahwa program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dapat membawa perubahan positif bagi anak-anak disabilitas di Banten. Langkah-langkah yang sudah diambil menunjukkan komitmen nyata dalam mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus. Program ini, diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menghadirkan solusi yang lebih baik bagi ABK.

Fenomena Terkini






Trending