Kuatbaca.com - Penggunaan gadget secara berlebihan di kalangan anak-anak semakin menjadi perhatian global. Riset terbaru yang dipublikasikan oleh American Psychological Association dalam jurnal Psychological Bulletin mengungkap bahwa terlalu lama menatap layar dapat berdampak negatif pada kesehatan emosional dan perilaku anak. Tak hanya menimbulkan kecemasan dan depresi, kebiasaan ini juga berpotensi membentuk lingkaran setan digital yang sulit dihentikan.
1. Studi Berskala Besar Ungkap Korelasi Waktu Layar dan Masalah Emosional
Penelitian ini menganalisis 117 studi dari berbagai negara yang melibatkan total 292.000 anak di bawah usia 10 tahun. Temuan utama mengonfirmasi bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan di depan layar, semakin tinggi risiko anak mengalami masalah emosional dan sosial, seperti:
Menurut Prof. Michael Noetel dari Universitas Queensland, anak-anak yang sudah mengalami kesulitan emosi cenderung menggunakan gadget sebagai pelarian, bukan solusi.
"Anak-anak semakin banyak mengandalkan layar, dari hiburan hingga mengerjakan PR atau bersosialisasi. Tapi penggunaan ini bisa memperburuk kondisi emosional mereka," ungkap Noetel.
2. Usia dan Gender Berpengaruh terhadap Dampak
Hasil riset juga menunjukkan bahwa efek negatif dari penggunaan gadget tidak bersifat seragam, melainkan dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin anak:
3. Jenis Konten Menentukan Dampaknya
Tak semua aktivitas di layar memberikan dampak yang sama. Penelitian ini menekankan bahwa jenis konten yang dikonsumsi anak jauh lebih penting dibanding sekadar durasi waktu layar. Misalnya:
Karena itu, konten dan alasan di balik penggunaan gadget perlu menjadi perhatian utama orang tua.
4. Pendekatan Orang Tua Lebih Penting dari Sekadar Larangan
Alih-alih hanya membatasi screen time, para ahli menyarankan pendekatan yang lebih empatik dan suportif. Kontrol orang tua secara teknis penting, namun harus disertai dengan dukungan emosional dan keterlibatan aktif dalam kehidupan anak.
“Kalau anak sudah sangat sering menggunakan gadget, mungkin yang mereka butuhkan adalah perhatian dan dukungan, bukan hanya aturan baru,” kata Noetel.
Roberta Vasconcellos, peneliti dari University of New South Wales, menambahkan bahwa pola asuh berperan besar. Anak yang tidak mendapat cukup interaksi dan perhatian dari orang tua cenderung mencari pelarian ke dunia digital.
5. Tips untuk Orang Tua agar Anak Tak Terjebak Gadget
Berikut beberapa langkah konkret yang bisa dilakukan orang tua:
Riset baru mengungkap bahwa penggunaan gadget yang berlebihan pada anak berpotensi merusak kesehatan mental dan sosialnya, terutama jika digunakan sebagai pelarian dari masalah. Pengawasan dan keterlibatan orang tua sangat krusial dalam membentuk kebiasaan digital yang sehat. Anak-anak bukan hanya butuh aturan, tetapi juga butuh pelukan, perhatian, dan interaksi nyata. Gadget bukan musuh, tapi tanpa kontrol, bisa menjadi jebakan yang membahayakan masa depan generasi muda.