Alasan Keluarga Buang Potongan Payudara Pasien Kanker Surabaya

11 December 2023 15:02 WIB
potongan-payudara-surabaya_169.jpeg

KuatBaca.com - Dalam tragedi kanker yang menimpa MLA di Surabaya, keluarga terpaksa menghadapi dilema menyakitkan. Potongan payudara yang seharusnya menjadi saksi perjuangan melawan kanker, malah berakhir terbuang di rawa-rawa Romokalisari. Di balik tindakan ini, tersembunyi alasan yang melibatkan faktor ekonomi dan keputusan sulit yang harus diambil.

1. Operasi Berat: MLA dan Pertarungan Melawan Kanker

Tanggal 2 Desember 2023 menjadi hari yang mendalam bagi MLA, di mana operasi kanker payudara dilakukan untuk mengatasi ancaman mematikan tersebut. Kanker, yang menggerogoti tubuhnya, membuat langkah operasi menjadi pilihan berat yang harus diambil untuk kelangsungan hidup.

Setelah operasi dilakukan, potongan payudara yang merupakan saksi bisu pertarungan MLA harus menghadapi keputusan sulit. Ternyata, keluarga tak mampu membiayai tes laboratorium lanjutan yang seharusnya dilakukan pada potongan tersebut. Dalam keterbatasan ekonomi, mereka terpaksa meminta suami MLA, DAP, untuk membuang potongan payudara itu.

Pada 6 Desember 2023, DAP, suami MLA, dihadapkan pada dilema yang tak terbayangkan. Karena tekanan ekonomi yang melumpuhkan, potongan payudara istrinya harus dibuang. Dengan perasaan kebingungan, DAP awalnya tak tahu harus membuangnya ke mana. Namun, sesuai permintaan MLA, satu-satunya opsi adalah membuangnya ke aliran air.

2. Faktor Ekonomi Memaksa: Keluarga MLA Berjuang Melawan Keterbatasan

Kapolsek Benowo, AKP Nurdianto, mengungkapkan bahwa faktor ekonomi menjadi pemicu tragis di balik keputusan keluarga MLA. Dalam situasi sulit ini, keluarga terpaksa meminta potongan payudara tersebut kepada pihak rumah sakit, menyiratkan betapa sulitnya mereka memenuhi kebutuhan finansial untuk melanjutkan tes laboratorium.

3. DAP Terpikir ke Laut: Menghadapi Dilema Lokasi Pembuangan

Dalam pertimbangan awal, DAP memikirkan untuk membuang potongan payudara ke laut di sekitar kawasan Suramadu. Namun, jarak yang terlalu jauh dari tempat tinggalnya di Manukan membuatnya mengubah rencana tersebut. Dengan demikian, potongan payudara itu akhirnya dibuang ke rawa-rawa Romokalisari.

Sebelum terbuang ke rawa, potongan payudara tersebut menyimpan kisah perjuangan MLA selama dua hari. Meski keluarga berusaha mencari solusi terbaik di tengah keterbatasan, baunya yang semakin menyengat membuat MLA meminta suaminya untuk membuangnya.

Sebuah kisah pahit di rawa Surabaya, yang menggambarkan betapa sulitnya perjuangan melawan kanker ketika ditambah dengan beban ekonomi. Semoga tragedi ini membuka mata masyarakat akan pentingnya akses terhadap perawatan kesehatan yang terjangkau dan mendalamnya dampak faktor ekonomi di tengah perjuangan melawan penyakit mematikan. (*)

surabaya
kanker payudara

Fenomena Terkini






Trending