Alasan Dhawiya Lebih Memilih Kurban Kambing: Mengikuti Sunnah Rasulullah

1. Tradisi Keluarga Arab yang Konsisten
Kuatbaca.com - Setiap perayaan Idul Adha, umat Islam di seluruh dunia berbondong-bondong menjalankan ibadah kurban sebagai bentuk ketaatan dan rasa syukur kepada Allah SWT. Begitu pula yang dilakukan oleh aktris dan selebritas Dhawiya Zaida bersama keluarganya. Tahun ini, keluarga besar Dhawiya kembali memotong hewan kurban berupa kambing, bukan sapi.
Dalam pernyataannya kepada media saat ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Dhawiya mengungkapkan bahwa pilihan kurban keluarganya bukan tanpa alasan. Meski banyak orang memilih sapi karena ukurannya yang lebih besar dan bisa dikurbankan atas nama beberapa orang, keluarga Dhawiya tetap konsisten dengan kambing sebagai hewan kurban utama mereka.
"Memang dari dulu kita jarang kurban sapi. Mungkin karena kita keluarga Arab, jadi lebih identik dengan tradisi dan sunnah Rasulullah yang berkurban kambing," ujar Dhawiya saat diwawancarai media.
Bagi Dhawiya dan keluarganya, berkurban kambing memiliki nilai spiritual tersendiri. Selain sesuai dengan contoh Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga sudah melekat dalam kehidupan keluarga besarnya dari tahun ke tahun.
2. Makna Sakral Idul Adha di Mata Dhawiya
Idul Adha bagi Dhawiya bukan hanya sekadar momen menyembelih hewan kurban. Ia melihat hari raya ini sebagai waktu yang sangat istimewa, bahkan sakral, untuk merenung dan memperkuat hubungan spiritual dengan Tuhan.
"Ini menjadi satu momen yang luar biasa bersejarah dalam hidupku. Aku selalu menjadikan Idul Adha sebagai bentuk rasa syukur," tuturnya dengan penuh semangat.
Menurut Dhawiya, makna kurban tidak hanya terletak pada jumlah atau jenis hewan yang dipotong, tetapi juga pada keikhlasan dalam memberi. Hal inilah yang ingin ia tanamkan dalam kehidupan keluarganya, agar selalu mengingat pentingnya berbagi rezeki dengan sesama, terutama kepada mereka yang membutuhkan.
Ia menambahkan bahwa perayaan Idul Adha di rumahnya menjadi momen berkumpul bersama keluarga, mempererat tali silaturahmi, serta memperkuat nilai-nilai kebersamaan yang terkadang terlupakan di hari-hari biasa.
3. Kurban sebagai Bentuk Transformasi Pribadi
Tak hanya sebagai ibadah tahunan, Dhawiya juga memandang kurban sebagai sarana transformasi spiritual. Menurutnya, keputusan untuk berkurban setiap tahun memberikan dampak langsung dalam kehidupan pribadinya.
"Kalau dulu kita kurang peduli soal kurban, sekarang kita berusaha menyisihkan rezeki setiap tahun. Buat aku, ini adalah bentuk kemenangan sebagai manusia yang ingin menjadi lebih baik," jelasnya.
Keputusan tersebut tak hanya memengaruhi cara pandangnya terhadap agama, tapi juga memperkuat komitmen dalam menjalankan nilai-nilai Islam dalam keseharian. Perubahan ini, katanya, menjadi bagian dari proses pendewasaan dalam beragama dan berkehidupan.
Dengan semangat itu, Dhawiya berharap masyarakat tidak terjebak pada nilai materi dari hewan yang dikurbankan, melainkan lebih fokus pada makna ibadah dan pengorbanan yang terkandung di dalamnya.
4. Inspirasi dari Sunnah dan Spirit Pengabdian
Bagi banyak keluarga keturunan Arab seperti Dhawiya, kurban kambing adalah bentuk penghormatan terhadap sunnah Nabi Muhammad SAW. Meski tidak ada larangan untuk berkurban sapi, pilihan kambing tetap dianggap sebagai pilihan paling sesuai dengan ajaran yang diwariskan oleh Rasulullah.
“Ini bukan soal gengsi atau besar kecilnya hewan. Tapi tentang mengikuti sunnah dan niat tulus untuk mendekatkan diri kepada Allah,” kata Dhawiya lagi.
Ia pun mengajak masyarakat untuk menjadikan Idul Adha sebagai waktu introspeksi dan perbaikan diri, bukan hanya menjalankan ritual semata. “Kurban bukan hanya tentang menyembelih, tapi juga tentang menaklukkan ego dan mengasah rasa kemanusiaan,” pungkasnya.
Dengan pendekatan yang hangat dan penuh makna, Dhawiya membuktikan bahwa tradisi keluarga bisa menjadi inspirasi untuk tetap menjalani ibadah kurban dengan penuh cinta dan kesadaran spiritual yang tinggi.