Akses Internet Tinggi, Layanan Kesehatan Digital di NTT Makin Berkembang

1. Pemerintah Dorong Digitalisasi di Wilayah Terpencil
Kuatbaca.com - Pemerintah terus berupaya mendorong layanan publik berbasis digital di seluruh penjuru Tanah Air. Namun, tantangan utama masih berkutat pada akses internet yang belum merata, terutama di daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar) seperti Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kondisi ini menjadi perhatian Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) di bawah naungan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Salah satu solusi yang diambil adalah meningkatkan kapasitas jaringan internet dari 4 Mbps menjadi 8 Mbps di sejumlah wilayah pelosok.
Langkah ini sangat berarti bagi layanan kesehatan masyarakat. Di Puskesmas Camplong, Kabupaten Kupang, NTT, peningkatan jaringan telah membantu tenaga medis menjalankan layanan berbasis aplikasi yang kini menjadi bagian penting dari pelaporan dan pelayanan.
Plh Kepala Puskesmas, Tucla Suarez, menyebut bahwa seiring bertambahnya kebutuhan penggunaan aplikasi kesehatan, kecepatan internet juga perlu ditingkatkan. Koneksi 4 Mbps dinilai sudah tidak lagi cukup untuk menunjang berbagai program digital yang berjalan bersamaan.
2. Bakti Komdigi Respon Cepat Kebutuhan Daerah
Menanggapi kondisi tersebut, Ketua Dewan Pengawas Bakti Komdigi, Virgie Baker, bersama Direktur Utama Bakti, Fadhilah Mathar, langsung meninjau lapangan. Mereka memastikan bahwa peningkatan bandwidth internet akan menjadi fokus prioritas demi menunjang digitalisasi layanan kesehatan.
Menurut Fadhilah, keputusan awal menetapkan 4 Mbps per titik didasarkan pada analisis kebutuhan administrator layanan publik. Namun, seiring berkembangnya digitalisasi—khususnya di sektor kesehatan—kapasitas itu perlu disesuaikan kembali agar bisa memenuhi kebutuhan saat ini.
“Digitalisasi yang dulunya hanya untuk dasar pelaporan kini berkembang pesat. Penggunaan aplikasi dari pusat seperti Kementerian Kesehatan menuntut koneksi yang lebih cepat,” ujar Fadhilah saat meninjau lokasi di Kabupaten Kupang, Rabu (11/6/2025).
Bakti Komdigi memastikan bahwa peningkatan kecepatan internet akan dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan daerah dan kesiapan infrastruktur pendukung di lapangan. Selain itu, kolaborasi lintas sektor terus diupayakan agar hasilnya optimal.
3. Jaringan Satelit Satria-1 Perluas Akses Digital
Salah satu fondasi utama dalam perluasan jaringan internet di pelosok adalah keberadaan Satelit Republik Indonesia (Satria-1). Hingga 10 Juni 2025, data mencatat bahwa lebih dari 70% kapasitas satelit ini telah digunakan untuk layanan publik.
Dalam laporan kepada Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, disampaikan bahwa sebanyak 27.858 titik layanan publik dan 6.747 desa telah menikmati akses internet dan sinyal seluler berkat dukungan Satria-1. Ini menjadi capaian besar dalam pemerataan konektivitas.
Untuk wilayah NTT sendiri, Bakti Komdigi telah mengoperasikan 584 titik BTS 4G USO dan 2.691 titik layanan akses internet gratis. Sedangkan di Provinsi Maluku Utara, jaringan telah menjangkau 497 titik BTS dan 687 titik akses gratis, memperluas jangkauan digitalisasi hingga ke wilayah paling terpencil.
Transformasi digital yang dilakukan juga mendukung pemanfaatan internet di sektor pendidikan, keamanan, dan pemerintahan daerah. Semakin cepat koneksi, semakin mudah pula koordinasi dan pelaporan antar instansi pemerintahan di tingkat pusat hingga desa.
4. Komitmen Berkelanjutan untuk Pemerataan Digital
Kementerian Komdigi menegaskan bahwa transformasi digital di pelosok tidak akan berhenti. Melalui sinergi dengan berbagai pihak, pemerintah terus berkomitmen untuk memperluas jangkauan konektivitas serta meningkatkan kualitas layanan internet di daerah 3T.
Digitalisasi bukan hanya tentang infrastruktur, tapi juga menyangkut peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dengan layanan kesehatan berbasis aplikasi, tenaga medis bisa bekerja lebih efisien, pelaporan lebih transparan, dan pasien pun mendapat pelayanan yang lebih cepat dan tepat.
Tujuan akhirnya adalah menciptakan keadilan sosial berbasis teknologi. Seperti disampaikan Dirut Bakti Komdigi, digitalisasi membantu proses kerja pemerintah menjadi lebih efektif. “Kami adalah enabler, penyedia ekosistem untuk pemerintahan digital yang inklusif,” ujarnya.
Dengan dukungan penuh dari satelit, BTS 4G, dan jaringan internet gratis, mimpi menghadirkan pelayanan publik digital hingga pelosok negeri bukan lagi angan-angan. Di era Prabowo, NTT dan Maluku Utara kini mulai terselimuti konektivitas digital yang membuka jalan bagi kemajuan daerah.