Agung Wicaksono Pindah Haluan: Tinggalkan IKN, Pimpin Transformasi di Pertamina

13 June 2025 15:36 WIB
deputi-bidang-pendanaan-dan-investasi-otorita-ikn-agung-wicaksono-1748316954901_169.jpeg

Kuatbaca - Perubahan signifikan terjadi dalam tubuh manajemen dua lembaga penting Indonesia—Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) dan PT Pertamina (Persero). Agung Wicaksono, yang sebelumnya menjabat sebagai Deputi Pendanaan dan Investasi di Otorita IKN, kini resmi diangkat sebagai Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis Pertamina. Pergantian ini merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang digelar pada Kamis, 12 Juni 2025.

Langkah Agung menuju jajaran direksi salah satu BUMN energi terbesar di Asia Tenggara menandai babak baru dalam kariernya. Ia kini memikul tanggung jawab besar untuk memimpin arah transformasi dan keberlanjutan bisnis Pertamina, di tengah tantangan transisi energi global yang semakin mendesak.

IKN Tetap Percaya Diri Tanpa Agung

Meski ditinggal oleh salah satu figur kunci dalam bidang investasi, Otorita IKN tetap menunjukkan sikap optimis. Dengan sistem yang sudah dibangun dan kolaborasi lintas sektor yang solid, pembangunan dan aliran investasi di kawasan ibu kota negara baru itu dipastikan tidak akan goyah. Kepemimpinan yang sekarang dijalankan oleh Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga diyakini mampu menjaga kesinambungan berbagai agenda strategis.

Hingga pertengahan 2025, IKN telah berhasil mengantongi investasi senilai lebih dari Rp 65 triliun. Angka ini menjadi bukti konkret bahwa kepercayaan investor terhadap proyek ibu kota baru tetap tinggi, bahkan di tengah dinamika geopolitik dan ekonomi global.

Skema KPBU dan Digitalisasi Jadi Tulang Punggung

Salah satu terobosan besar yang dilakukan Otorita IKN dalam menjaring investasi adalah penerapan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Skema ini tidak hanya membuka jalan bagi masuknya modal swasta ke proyek-proyek infrastruktur strategis, tetapi juga memperkuat keberlanjutan fiskal pemerintah. Bahkan, skema ini telah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Keuangan sebagai salah satu mekanisme yang layak dijalankan dalam pembiayaan jangka panjang.

Selain KPBU, platform digital bernama INVESTARA juga menjadi alat penting dalam membangun transparansi dan efisiensi dalam ekosistem investasi IKN. Platform ini memudahkan calon investor dalam mengakses data, mengajukan proposal, hingga memantau proyek yang sedang berjalan—semua dilakukan secara daring dan real-time.

Ekosistem IKN Makin Nyata

Lebih dari sekadar proyek infrastruktur, IKN mulai menunjukkan transformasi menjadi sebuah ekosistem kehidupan yang nyata. Salah satu contohnya adalah hadirnya Hotel Qubika, yang baru saja menggelar soft launching. Fasilitas ini tidak hanya berfungsi sebagai akomodasi, tetapi juga sebagai bagian dari strategi pengembangan kawasan yang ramah bisnis dan mendukung kegiatan pariwisata serta industri MICE (Meeting, Incentive, Conference, and Exhibition).

Dengan hadirnya fasilitas seperti hotel, restoran, dan pusat konferensi, IKN terus melangkah menuju visinya sebagai kota yang inklusif, berkelanjutan, dan berorientasi masa depan. Keberhasilan sektor swasta dalam merealisasikan proyek mereka di kawasan ini juga menjadi sinyal positif bagi investor baru yang masih dalam tahap eksplorasi.

Meskipun kini memulai peran baru di Pertamina, Agung Wicaksono tetap membawa semangat yang sama dalam mendukung kemajuan bangsa. Ia meyakini bahwa roda investasi di IKN tidak akan berhenti berputar. Sistem yang sudah dibangun, dukungan lintas lembaga, serta kepemimpinan yang adaptif diyakininya akan menjadi pilar keberhasilan jangka panjang ibu kota negara baru tersebut.

Langkah Agung menuju dunia energi tidak hanya mencerminkan panggilan profesional, tetapi juga bentuk kontribusinya yang berkelanjutan dalam pembangunan nasional. Dari investasi di ibu kota baru, kini ia akan menyumbangkan pemikirannya dalam transformasi energi di Pertamina—dua medan yang berbeda, tetapi sama-sama strategis bagi masa depan Indonesia.

Fenomena Terkini






Trending