Jakarta - Vivo X80 Pro adalah ponsel flagship dari Vivo yang menawarkan teknologi tercanggih di tahun 2022. Dari fisiknya, terlihat ponsel ini mewah, layarnya besar, 6.7 inci, tanpa tepi dan melengkung ke sisi, memberikan kesan layar tanpa batas.
Yang saya review kali ini adalah kamera di Vivo X80 Pro yang berwarna Cosmic Black. Di bagian belakang ponsel ini finishing-nya halus, sedikit bertekstur, jika terkena sinar, terlihat agak sedikit berkilau. Modul-modul kamera disusun dalam panel berbentuk lingkaran, berbeda dengan X70 yang berbentuk persegi panjang. Panel ini sedikit menonjol keluar dari body ponsel.
Empat modul lensa di ponsel ini diantaranya:
Modul utama dengan resolusi 50MP f/1.57 1/1.3 inci,Lensa ultrawide dengan 48MP f/2.2 sensor 1/2 inciLensa standar 50mm dengan sensor 1/2.93"Periscope telefoto dengan resolusi 8MP f/3.4 dan sensor 1/4.4
Sekilas kombinasi modul kamera di X80 PRO ini mirip dengan X70 Pro+, namun ada sedikit peningkatan di modul utamanya yang kini memiliki bukaan dan sensor yang sedikit lebih besar. Modul utama kamera ini memiliki lensa sekitar 26mm yang biasanya akan banyak digunakan.
Meskipun diatas kertas memiliki sensor 50 MP, tapi default di kameranya akan menghasilkan output file 12 MP, kecuali kita pilih mode resolusi tinggi. Dalam percobaan saya, lebih baik menggunakan versi default karena gambar akan lebih bebas dari pola2 artefact dan noise terutama di bagian gelap pada foto.
Karena ukuran sensor dan bukaan sensor yang besar, modul utama ini merupakan andalan untuk memotret di kondisi kurang cahaya. Modul kedua adalah modul ultrawide, yang sangat membantu saat memotret interior atau pemandangan yang sangat luas.
Kamera utama Vivo X80 Pro Foto: Enche TjinKamera ultrawide Vivo X80 Pro Foto: Enche Tjin
Modul yang ketiga merupakan favorit saya karena memiliki jarak fokal kurang lebih ekuivalen 50mm, cocok untuk berbagai jenis fotografi termasuk portrait. Di Vivo X80 Pro ini, modul 2x ini juga mendapatkan tambahan gimbal stabilizer yang membantu saat merekam video.
Sayangnya, modul standar ini memiliki sensor yang sedang-sedang saja yaitu 1/2.9 inci, namun ditolong dengan bukaan cukup besar, yaitu f/1.9. Sehingga detail foto agak kurang saat memotret di kondisi gelap. Harapan saya adalah modul ini sensornya dibuatkan lebih besar sehingga detail foto lebih baik lagi.
Modul yang terakhir adalah lensa telefoto dengan teknologi periscope zoom 5x, atau setara dengan kurang lebih 125mm. Saat menggunakan lensa ini kita bisa perbesar lagi ke 60x, tapi kualitas foto akan sangat berkurang. Modul ini cocok digunakan untuk foto subjek yang sangat jauh.
Kiri: 5x zoom, Kanan: 60x zoom Vivo X80 Pro Foto: Enche Tjin
Menurut pengamatan saya, banyak ponsel pintar zaman sekarang yang menggunakan kombinasi empat modul lensa seperti X80, dan sekilas memang sudah cukup untuk kebutuhan foto-video sehari-hari atau saat traveling.
Hasil foto dari berbagai modul terlihat bagus di layar, tapi saat di monitor ukuran besar, dan kalau kita perbesar ke 1:1 maka terlihat kualitas detail yang tertangkap tidak seperti sistem kamera dengan sensor besar.
Untuk videonya Vivo X80 kamera utama ini bisa merekam sampai dengan 8K, 4K@30/60fps, 1080p@30/60fps, gyro-EIS. Yang baru di X80 adalah modul 2X (50mm)-nya memiliki gimbal OIS, yang membantu menstabilkan saat memotret atau merekam video tanpa gimbal atau tripod.
Secara software, sekarang ada pilihan normal look dan ZEISS look. Perbedaannya kadang gak terlalu signifikan. Kalau kita bandingkan dengan teliti, mode ZEISS itu, saturasi warna dan kontrasnya lebih rendah daripada mode biasa. Saya senang ada pilihan semacam ini karena terkadang tidak semua subjek cocok dengan warna dan kontras yang tinggi.
Kiri: Normal, Kanan: Zeiss Look Vivo X80 Pro Foto: Enche Tjin
Seperti ponsel pendahulunya, untuk foto portrait ada pilihan berbagai simulasi bokeh ala lensa-lensa Zeiss,
Biotar yang bokehnya swirly seperti berputarSonnar yang bentuknya bulat dan mulusPlanar yang bokehnya memiliki ring/outlineDistagon yang bentuk bokehnya bersegidan yang baru adalah Cinematic. yang bentuk bokehnya seperti hasil lensa anamorphic, bokehnya berbentuk lonjong.Kiri: Bokeh standar, Kanan: Zeiss Biotar Vivo X80 Pro Foto: Enche TjinKiri: Zeiss Sonnar, Kanan: Zeiss Planar Vivo X80 Pro
Zeiss Cinematic Vivo X80 Pro Foto: Enche Tjin
Dalam pengujian, hasil rendering bokehnya menarik perhatian, hanya saja di kondisi cahaya yang kompleks, seperti ada backlight atau background-nya agak rumit, bisa jadi seleksi subjeknya tidak begitu rapi terutama di bagian yang tidak merata seperti bagian rambut. Simulasi bokeh ini bisa diaplikasikan saat memotret tapi untuk merekam video hanya yang Cinematic yang bisa diaktifkan.
Setelah mencoba memotret dan memproses gambar, kamera terasa agak hangat. Ya masuk akal karena proses simulasi bokeh ini membutuhkan banyak tenaga prosesor.
Untuk foto malam, kamera perlu waktu kurang lebih 2 detik, dan jika subjek yang dipotret tidak bergerak, hasilnya akan terlihat lebih detail, terutama di bagian gelap pada foto.
Foto malam Vivo X80 Pro Foto: Enche TjinFoto malam Vivo X80 Pro Foto: Enche Tjin
Secara keseluruhan, kamera di ponsel Vivo X80 ini mirip dengan pendahulunya, perubahan yang lebih banyak yaitu dari segi software. Selain itu desain body dan layar sangat besar dan berkualitas memberikan kesan yang lebih mewah daripada seri sebelumnya.