Jakarta -Heboh tabloid Anies Baswedan beredar di masjid Kota Malang bahkan hingga ke pasar-pasar. Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai hal itu belum termasuk kategori kampanye.
"Belum masuk kategori kampanye," kata Mardani kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).
Mardani menilai tidak ada yang salah dengan penyebaran tabloid tersebut. Menurutnya, pembagian tabloid itu bentuk semangat para relawan.
"Kadang yang semangat melakukan para relawan," ujarnya.
Lebih lanjut, dia mengingatkan agar penyebaran tidak dilakukan di ruang publik apalagi di tepat ibadah. Alangkah lebih baik, menurutnya, tabloid itu dibagikan ke rumah-rumah.
"Nyebarin tabloid boleh. Tapi di ruang privat. Jangan di ruang publik. Kalau di masjid sebaiknya jangan. Sebar via relawan ke rumah-rumah yang mau kan boleh. Yang nggak mau jangan," ujarnya.
Juru Bicara PKS Muhammad Kholid menyampaikan hal yang sama. Dia menilai tidak ada yang salah dengan isi tabloid itu selama berdasarkan fakta. Hanya saja menurutnya, penyebarannya yang salah karena melalui masjid-masjid.
"Kurang pas ya memang kalau disebar di masjid apalagi pas salat Jumat. Kalau dari sisi konten saya kira selama bersifat informasi yang valid nggak masalah. Asal tidak ada hoax dan ujaran kebencian," ujarnya.
Tentang Tabloid Kesuksesan Anies
Tabloid berisi kesuksesan Anies Baswedan disebar di Masjid Al Amin, Kota Malang, Jawa Timur. Gerakan Arek Suroboyo Spontan (GASS) menilai penyebaran tabloid itu tak melanggar hukum.
"Apakah itu disebar atau dibawa dari luar saat salat Jumat, setelah itu tabloidnya ketinggalan itu bisa saja terjadi. Tapi secara hukum tidak salah ya, secara hukum formal," kata Ketua GASS Herry Cahya Putra, seperti dilansir detikJatim, Selasa (20/9).
"Apa yang salah? Itu tabloid ya biasa-biasa saja, tidak ada ujaran kebencian, toh tidak ada ajakan kesesatan atau menyesatkan. Apa permasalahannya? Biasa aja," lanjutnya.
Herry mengatakan tabloid tersebut berisi tentang keberhasilan Anies Baswedan membangun DKI Jakarta dan pernah menjadi menteri semasa kepemimpinan Jokowi di periode pertama. Ia menduga tabloid itu sengaja disebarkan oleh oknum atau partai yang menguasai wilayah Malang.
Terkait siapa yang menyebarkan tabloid tersebut, Herry memastikan bahwa relawan GASS tidak ikut campur.
"Kami tidak tahu siapa yang menyebarkan di masjid, tidak ada instruksi dari siapa pun. Tabloid ini memang sudah di mana-mana, banyak yang baca dan megang," ungkap Herry.