SEMARANG - Sebelum penangkapan Yosep Parera oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), petugas keamanan di kompleks kantor hukum Yosep Parera didatangi tiga orang.
Ketiga orang tersebut mendatangi pos kamping dan di pinggangnya tersembul mirip senjata.
"Ada tiga orang datang ke pos kamling, mereka berpakaian biasa, namun di pinggangnya seperti sejanta api," kata Dwi Marzuki, petugas keamanan di Kompleks Kantor Hukum Yosep Parera kepada Tribunjateng.com, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022) siang.
Dilanjutkanya, tiga orang datang ke pos kamling sebelum OTT KPK berlangsung di Kantor Hukum Yosep Parera.
"Mereka tak banyak bicara, saat saya tanya mereka hanya jawab sedang menunggu," jelasnya.
Melihat gerak-gerik tiga orang itu, Dwi hanya bertanya di dalam hati lantaran tak berani bertanya secara langsung.
"Takut juga, wong di pinggangnya seperti bawa senjata api, meski tertutup baju tapi kan masih terlihat," katanya.
Awal tiga orang itu datang, Dwi tak tahu jika ada OTT dari KPK. Ia baru tahu usai tiga orang itu pergi.
"Mereka hanya telepon, siap komandan siap komandan seperti itu terus. Setelah mereka pergi, saya komunikasikan dengan satpam lainnya ternyata Yosep Parera dibawa orang entah dari KPK atau dari kepolisian," jelasnya.
Dari komunikasi dengan satpam lainnya, Dwi berujar pintu masuk dan keluar ke Kantor Hukum Yosep Parera seoalah ditutup aksesnya.
"Di pos depan ada empat mobil yang menunggu, dan di sini ada satu mobil. Jalan ke Kantor Hukum Yosep Parera hanya dari depan dan sini saja," katanya.
Dwi mengatakan ada istri satpam komplek yang bekerja di Kantor Hukum Yosep Parera.
Beberapa satpam pun penasaran apa yang sebenarnya terjadi di Kantor Hukum Yosep Parera.
"Info dari istri teman saya yang juga satpam di sini, orang yang membawa Yosep Parera hanya bilang Yosep terkena serangan jantung, dan tak tahu kalau kena OTT," jelasnya.
Hal mengejutkan pun Dwi temui saat malam hari, di mana ia membaca berita telah dilakukan OTT KPK di Semarang.
"Ternyata pak Yosep yang kena, saya juga terkejut. Berarti beberapa orang yang datang ke pos kamling berjaga saat dilakukan OTT," kata Dwi.
Dwi tak menyangka Yosep terjaring OTT KPK, lantaran sosok Yosep dikenal warga sebagai orang yang merakyat.
"Sering menggelar kegiatan sosial, sampai membantu warga. Ia juga ramah, Kantor Hukum Yosep juga terbuka untuk semua orang. Ia acapkali ngobrol dengan satpam di sini, pokoknya baik orangnya," terangnya. (*)
Penulis: Budi Susanto