Kepulauan Solomon Apresiasi RI di Sidang Umum PBB 2022

New York - Sesi Debat Umum di Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di Kota New York, Amerika Serikat(AS), masih berlangsung. Apresiasi untuk Republik Indonesia muncul di aula Sidang Majelis Umum PBB.
Jumat (23/9/2022), merupakan hari keempat sejak dibukanya Sesi Debat Umum di PBB, New York, AS. Apresiasi untuk Indonesia datang dari PM Kepulauan Solomon Mannaseh Sogavare.
Sogavare, dalam pidatonya yang disiarkan di situs resmi PBB, mengungkit negaranya yang akan menjadi tuan rumah Pacific Games 2023. Menurutnya, ajang ini akan memperkuat persatuan negaranya dan memberikan kontribusi atas proses pembangunan negara dengan damai.
Selanjutnya Sogavare mengucapkan terima kasih kepada negara-negara yang membantu persiapan. Salah satu negara yang disebut Sogavare yakni Republik Indonesia.
"Dalam kesempatan ini saya ingin berterima kasih kepada partner kami yang sejauh ini telah membantu kami dalam persiapan menjadi tuan rumah pertandingan, termasuk Tiongkok yang mendanai pembangunan fasilitas, Republik Indonesia, Australia, Papua Nugini, dan Jepang," kata dia.
Sogavare menyebut infrastruktur Pacific Games 2023 telah membuat perubahan di negaranya.
"Infrastruktur Pacific Games 2023 telah mengubah ibu kota kami dan telah membuka peluang bagi populasi anak muda," ujarnya.
Vanuatu Tak Singgung Papua
Vanuatu yang juga merupakan negara di kawasan pasifik kali ini menghadirkan nuansa berbeda bagi Indonesia di Sidang Majelis Umum PBB. Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, Vanuatu sama sekali tidak menyinggung isu Papua.
Kritik terakhir Vanuatu ke Indonesia soal isu Papua disampaikan di Sidang Majelis Umum 2021oleh Bob Loughman. Saat itu dia menuding ada pelanggaran HAM terhadap masyarakat adat Papua Barat.
Presiden Vanuatu Nikenike Vurobaravu, dalam pidatonya, mengungkit negaranya yang mulai pulih secara perlahan dari pandemi COVID-19. Selain itu, Vanuatu juga menyinggung isu krisis iklim dan dia menyebut dunia membutuhkan aksi yang lebih ambisius untuk mengatasinya.
Lebih lanjut Vanuatu menyinggung bahaya nuklir terhadap manusia dan seluruh spesies bumi. Bahaya ini, katanya, diperparah dengan kondisi di Ukraina yang menimbulkan efek domino seperti menambah parah krisis pangan.
Kondisi dalam negeri Vanuatu selama pandemi COVID-19 kemudian disinggung lagi Vurobaravu dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB. Menurutnya, pandemi mengajarkan pentingnya ketercakupan digital.
"Sulit bagi banyak siswa untuk mendapatkan kelas online minimnya konektivitas. Saya yakin fenomena ini tidak hanya dialami Vanuatu tetapi juga di negara berkembang lainnya," kata Nikenike Vurobaravu.